Fintech Punya Data yang Lebih Kaya
Merdeka.com - Di era digital saat ini, data merupakan kunci untuk menentukan strategi ataupun memutuskan keputusan penting. Semua sektor industri membutuhkan hal itu. Termasuk juga perbankan.
Menurut Direktur Teknologi dan Operasi, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Indra Utoyo, untuk menghadapi era digital seperti sekarang, dibutuhkan data-data yang selalu memiliki pembaharuan. Data-data yang dimiliki perbankan pada umumnya, bukanlah data yang memiliki pembaharuan.
"Bank itu memang punya banyak data. Namun, data tersebut bukanlah data yang selalu memiliki pembaharuan setiap saat. Istilahnya itu hanya data struktur saja. Bukan data yang kaya informasi atau unstructured," jelasnya saat acara diskusi TIK-Talk yang digelar Dewan Teknologi dan Informasi Nasional (Wantiknas) di Jakarta, Selasa (2/4).
Lain hal dengan data yang dimiliki perusahaan financial technology (Fintech). Data yang dimiliki perusahaan tersebut lebih kaya akan informasi mengenai penggunanya. Sebab, semua aktivitas penggunanya dapat termonitor dengan jelas. Sehingga, keputusan penting untuk mengembangkan produk akan lebih cepat dan tepat.
"Kalau fintech itu datanya bagus. Mereka lebih bicara soal data yang kaya. Dengan banyak data, itu lebih enak. Kita bisa memutuskan keputusan dengan cepat," kata dia.
Maka dari itu, lanjut Indra, solusi untuk bisa mendapatkan informasi yang lebih update, adalah dengan masuk ke industri fintech. BRI pun telah melakukan cara itu melalui anak usahanya, BRI Agro dengan meluncurkan aplikasi Pinjaman Tenang (Pinang). Aplikasi Pinang ini diluncurkan pada akhir Februari lalu, memiliki plafon setara dengan layanan P2P milik fintech yakni mulai dari Rp 500.000 hingga Rp 20 juta dengan tenor 1-12 bulan.
"Caranya ya masuk ke Fintech. Seperti yang kami miliki melalui aplikasi Pinang ini," terangnya.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begini Pentingnya Keterbukaan Informasi di Era Digitalistasi, Khususnya Bisnis Perbankan
Dalam menghadapi era digitalisasi, perbankan dituntut untuk adaptif dalam memanfaatkan saluran penyampaian informasi kepada khalayak.
Baca SelengkapnyaData Kuantitatif adalah Data yang Berbentuk Angka, Ini Penjelasannya
Penerapan data kuantitatif sangat luas dan memengaruhi berbagai bidang.
Baca Selengkapnya20 Pinjol Masih Kurang Modal, Ini Langkah OJK
OJK masih mengawasi fintech yang belum memenuhi ketentuan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Resmi Ditutup, OJK Harap BFN-IFSE 2023 Tingkatkan Literasi Teknologi Keuangan Digital
Sektor fintech syariah dapat terus tumbuh dan mampu menjawab kebutuhan keuangan konsumen Muslim di Indonesia.
Baca Selengkapnya5 Teknologi Tertua yang Hingga Kini Masih Digunakan
Teknologi yang telah ada sejak dahulu pun masih kerap digunakan hingga kini. Yuk, simak 5 teknologi tertua yang masih digunakan sampai saat ini!
Baca SelengkapnyaTeknologi AI Ini Mampu Prediksi Hidup dan Mati Seseorang
Sayangnya, keberhasilan algoritma ini juga memunculkan pertanyaan tentang etika dan privasi data.
Baca SelengkapnyaIntip Cara Generasi Milenial Mengelola Keuangan tanpa Ribet, Satu Aplikasi untuk Segala Kebutuhan
Mereka menyukai aplikasi perbankan digital yang memiliki fitur lengkap serta bisa diakses kapan pun dan di mana pun
Baca SelengkapnyaDirut Danacita Muncul Usai Viral Beri Pinjaman ke Mahassiwa ITB: Kami Bukan Pinjol
Sebagai perusahaan p2p lending yang berizin OJK, Danacita mengaku taat terhadap pedoman perilaku dari Asosiasi Fintech.
Baca SelengkapnyaTransaksi Digital Banking Meningkat Tajam, Kartu Kredit Justru Menurun
Nilai transaksi digital banking mencapai Rp5.163 triliun.
Baca Selengkapnya