Merdeka.com - Di awal tahun 2013 lalu ada sebuah penelitian yang katakan bahwa petir dapat mengakibatkan migrain. Ternyata, tidak hanya petir, penelitian terbaru katakan bahwa migrain juga dapat muncul karena meminum air di botol kemasan.

Dalam laporan sebuah penelitian terhadap penyebab migrain mengungkapkan bahwa minuman kemasan dalam botol atau dalam gelas plastik juga dapat menyebabkan migrain.

Para peneliti mengatakan bahwa migrain tersebut muncul karena kontaminasi dari kandungan Bisphenol A (BPA). Menurut tulisan di Wikipedia, Bisphenol A merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk membuat plastik untuk suatu produk yang kuat seperti botol air kemasan, CD, DVD, botol bayi dan lainnya.

Bahkan penelitian sebelumnya, dikutip dari Daily Mail (02/12), BPA juga dituduh sebagai biang masalah kesehatan seperti obesitas, menurunnya tingkat kesuburan sampai dengan serangan jantung.

Para peneliti tentunya tidak secara ngawur dalam mengatakan bahwa gelas atau botol minuman kemasan termasuk salah satu dari produk-produk yang memiliki kandungan BPA di dalamnya ternyata memiliki efek yang cukup berbahaya.

Mereka melakukan uji coba dengan menggunakan tikus. Hewan pengerat tersebut diberikan suntikan senyawa kimia yang mengandung BPA. Dan dalam setengah jam setelah diberikannya senyawa kimia tersebut, tikus-tikus itu menjadi kurang aktif, menjauhi suara terlalu keras, tidak kuat terhadap cahaya yang terlalu kuat, mudah terkejut dan pada getaran dalam otak mereka menunjukkan tanda-tanda mirip seperti sakit kepala.

Peneliti sengaja membuat agar getaran otak dari tikus-tikus itu dapat terdeteksi dan mengirimkan sinyal khusus.

Menurut seorang Neurolog bernama Dr Payyaz Ahmed, "Tentunya menjadi satu penemuan baru apabila BPA ternyata benar-benar terbukti menjadi salah satu penyebab sakit kepala atau migrain."

Selain dalam botol dan gelas minuman kemasan, botol bayi, CD dan DVD, BPA juga digunakan sebagai bahan campuran untuk membuat kosmetik sampai dengan dashboard pada sebuah mobil.

Beberapa negara di dunia telah memberlakukan undang-undang untuk tidak menggunakan BPA dalam pembuatan botol bayi.