Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bisnis aplikasi makin menjamur di Bandung

Bisnis aplikasi makin menjamur di Bandung Ilustrasi software

Merdeka.com - Bisnis digital makin menjamur, tak terkecuali di Bandung. Banyak softwarehouse atau perusahaan aplikasi yang menerjuni bisnis ini. Ada yang sukses, banyak juga melempem karena produk mereka kurang laku, kurang mendapat dukungan dari pasar dalam negeri.

Pengamat teknologi digital dari ITB, Budi Rahardjo, mengatakan maraknya bisnis aplikasi tak berbanding lurus dengan peluang sukses yang ada. Sebab, harga jual software atau aplikasi di dalam negeri masih murah.

Pemilik Insan Music Store Ia mengatakan, berkembangnya perusahaan aplikasi dalam negeri perlu didukung dari pasar dalam negeri. Produk-produk para programer lokal harus dihargai. “Perlu rasa cinta terhadap produk software dalam negeri. Itu akan mendorong banyaknya pengguna software yang memilih software buatan negeri sendiri,” kata Budi saat berbincang dengan Merdeka Bandung, Selasa (13/10).

Ia melihat kecintaan warga Indonesia terhadap software dalam negeri masih lemah. Buktinya banyak masyarakat yang lebih memilih media sosial produk asing seperti facebook, twitter, whatsapp, instagram, line dan banyak lagi.

Sementara media sosial versi dalam negeri kalah pamor oleh media sosial buatan luar negeri. Contohnya zohib yang fungsinya untuk chatting tapi mirip facebook. Menurutnya orang yang memakai zohib masih sedikit, mungkin hanya ribuan.

Jika industri aplikasi dalam negeri ingin maju, maka perlu ada gerakan mencintai software produk Indonesia meski bukan berarti harus anti terhadap produk asing. Tetapi upaya tersebut amat berat mengingat pengguna software produk luar negeri sudah sangat banyak.

Kendati demikian, lanjut dia, upaya meningkatkan kecintaan itu pelan-pelan bisa dilakukan. Caranya dengan teladan, misalnya pejabat publik atau tokoh masyarakat menggunakan produk dalam negeri untuk merangsang masyarakat ikut memakainya.

Contohnya, kata dia, saat ini banyak pejabat publik yang memanfaatkan twitter untuk menyalurkan programnya. Misalnya Walikota Ridwan Kamil membangun sistem tata kota lewat Twitter yang tidak lain produk luar negeri. Menurutnya, mensosialisasikan program atau kebijakan bisa saja dilakukan via media sosial buatan lokal.

“Kita sebenarnya bisa pakai produk lokal. Hanya saja sudah banyak orang pakai twitter, terlalu banyak orang Indonesia pakai produk ini,” ujarnya.

Sebagai gambaran, membangun bisnis aplikasi minimal dilakukan dua orang, seorang untuk merancang konsep atau cerita dan seorang lagi membuat program. Sedangkan modal yang diperlukan antara Rp 10 juta sampai Rp 300 juta. Sementara masyarakat lebih suka download gratisan. Kalaupun berbayar, sekali download harganya sangat murah, hanya Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu, butuh waktu lama untuk kembali modal dan membayar pegawai.

Memang ada produk lokal yang sukses, bahkan menembus pasar internasional. Misalnya Kuassa, sebuah perusahaan aplikasi musik asal Bandung yang tembus pasar Eropa. Ada juga Zahir Acounting yang mengembangkan software aplikasi akunting. Banyak produknya di pakai di Indonesia hingga mancanegara.

“Cerita sukses itu hanya sedikit, selebihnya hidup segan mati enggan. Maka tidak ada jalan lain selain kita mulai mencintai produk mereka,” ujarnya.

(mdk/has)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Anak SD yang Hilang 1 Bulan di Bandung Sempat Diperkosa dan Dijual Lewat Aplikasi Kencan

Anak SD yang Hilang 1 Bulan di Bandung Sempat Diperkosa dan Dijual Lewat Aplikasi Kencan

D pun menjual korban melalui berbagai aplikasi kencan (dating apps) dan aplikasi pesan singkat dengan harga Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu.

Baca Selengkapnya
Bawaslu Temukan 13 Ribuan Pelanggaran Alat Peraga Kampanye di Tangerang

Bawaslu Temukan 13 Ribuan Pelanggaran Alat Peraga Kampanye di Tangerang

Pelanggaran terbanyak adalah pemasangan APK dengan cara dipaku di pohon

Baca Selengkapnya
Melihat Produksi Kerajinan Aksesoris Pengantin di Bantul, Omzet Mencapai Puluhan Juta Rupiah Per Bulan

Melihat Produksi Kerajinan Aksesoris Pengantin di Bantul, Omzet Mencapai Puluhan Juta Rupiah Per Bulan

Usaha yang telah dirintis sejak tahun 2009 lalu kini berkembang dan bisa mempekerjakan 10 orang karyawan

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pengemudi Ojol Tak Yakin Bakal Dapat THR, Ini Alasannya

Pengemudi Ojol Tak Yakin Bakal Dapat THR, Ini Alasannya

Penyedia aplikasi Ojol biasanya memberikan skema tertentu yang dianggap sebagai pengganti THR.

Baca Selengkapnya
Top Up hingga Langganan Aplikasi Bisa Setengah Harga! Cek Caranya Dulu Yuk

Top Up hingga Langganan Aplikasi Bisa Setengah Harga! Cek Caranya Dulu Yuk

Pakai aplikasi DANA, dari kegiatan top up hingga berlangganan aplikasi favorit jadi lebih murah.

Baca Selengkapnya
Ingin Mengembangkan Bisnis Online? Yuk, Kenali 5 Jenis Iklan Digital Favorit!

Ingin Mengembangkan Bisnis Online? Yuk, Kenali 5 Jenis Iklan Digital Favorit!

Yuk, ketahui beberapa jenis iklan yang bisa dilakukan melalui platform digital.

Baca Selengkapnya
Bisnisnya Hancur Dilahap Api, Perempuan Ini Bangkit Meski Terjerat Utang

Bisnisnya Hancur Dilahap Api, Perempuan Ini Bangkit Meski Terjerat Utang

Dia membuat produk perawatan rambut lalu dijual ke berbagai salon daerah Tangerang.

Baca Selengkapnya
Hanya Butuh 2-3 Jam per Hari, Pemuda Sidoarjo Raup Omzet Ratusan Juta per Bulan dari Bisnis Sampingan

Hanya Butuh 2-3 Jam per Hari, Pemuda Sidoarjo Raup Omzet Ratusan Juta per Bulan dari Bisnis Sampingan

Ia memulai bisnisnya saat pandemi ketika pekerjaan utamanya terdampak.

Baca Selengkapnya
S.id, Layanan Tautan Pendek Buatan Indonesia Kini Punya 1 Juta Pengguna

S.id, Layanan Tautan Pendek Buatan Indonesia Kini Punya 1 Juta Pengguna

S.id, layanan aplikasi web untuk membuat tautan pendek dan microsite untuk bio link, mencatat pertumbuhan yang signifikan di tahun 2023.

Baca Selengkapnya