Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

3 Negara Asia paling doyan belanja online via perangkat mobile

3 Negara Asia paling doyan belanja online via perangkat mobile m-commerce di Asia. ©2013 id.Techinasia.com

Merdeka.com - Tahun lalu, seorang eksekutif Google melihat bahwa Asia semakin bergantung pada perangkat mobile mereka untuk mengakses internet. Selain itu, aplikasi mobile juga sudah mulai banyak digunakan di benua tersebut.

Studi terbaru dari perusahaan analitik prediktif bernama FICO memperlihatkan bahwa negara Asia memimpin angka penggunaan aplikasi business-to-consumer (B2C). Ini berarti aplikasi belanja dan banking, dan aplikasi lain yang terkait dengan membeli sesuatu dari sebuah platform online. Umumnya, situs e-commerce dan bank membuat versi mobile dari aplikasi web mereka untuk menggapai pengguna mereka yang bepergian dengan membawa smartphone, dan hal tersebut membuktikan bahwa masyarakat – khususnya pengguna smartphone – sudah beradaptasi dengan teknologi yang ada saat ini.

Studi ini menggunakan istilah ”mobile native” untuk mendefinisikan konsumen yang tiap harinya melakukan transaksi atau pembelian mereka melalui perangkat mobile. FICO mengatakan bahwa para mobile native ini kebanyakan adalah pria mapan yang menganggap diri mereka sebagai early adopters teknologi, dan umumnya berusia di bawah 34 tahun.

Negara Asia adalah mobile native

Jika Anda menggali lebih dalam mengenai studi ini, Anda akan melihat bahwa China, Korea Selatan, dan India adalah negara dengan persentase konsumen mobile native tertinggi, yaitu masing-masing sebesar 51, 50, dan 49 persen. Sementara itu, angka terendah dipegang oleh Prancis dan Amerika Serikat, masing-masing 12 dan 16 persen.

Survei studi ini sendiri dilakukan secara online di pertengahan tahun 2013 terhadap 2.239 pengguna smartphone dewasa di 14 negara: Australia, Brazil, China, Prancis, Jerman, India, Italia, Jepang, Korea, Meksiko, Rusia, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat.

Kebangkitan m-commerce Asia

Angka persentase yang tinggi di China, Korea Selatan, dan India menunjukkan bahwa bisnis yang masuk ke pasar Asia punya potensi pertumbuhan yang besar ketika bisnis tersebut sudah bisa diakses melalui aplikasi smartphone. FICO menyatakan bahwa ketika ada tekanan dari pihak konsumen supaya mereka bisa berinteraksi secara mobile, bisnis merespon keinginan tersebut dengan cepat. FICO melihat bahwa hal ini paling terlihat di sektor retail, di mana bisnis menarik perhatian dan berinteraksi dengan konsumen agar bisa menumbuhkan brand loyalty dan membuat penawaran khusus.

Memang, kita sudah melihat sejumlah bisnis di Asia melakukan cara ini. Salah satu contohnya adalah e-commerce besar di China, Tmall (bagian dari Alibaba), yang menyadari tren ini dan kemudian meluncurkan aplikasi iPhone dengan tampilan yang menarik tahun lalu. Zalora milik Rocket Internet juga berhasil meningkatkan 25 persen penghasilannya berkat aplikasi mobile.

Sebagai tambahan, industri m-commerce China di kuartal pertama tahun ini bernilai USD 4,29 miliar, di mana angka tersebut ditopang secara kuat oleh raksasa e-commerce, Taobao (situs milik Alibaba). Ini membuktikan bahwa m-commerce bisa memberikan penghasilan dalam jumlah yang cukup baik.

Yang lain masih tertinggal

Meskipun beberapa negara Asia memimpin area ini, beberapa negara ternyata masih tertinggal. Menurut FICO, lebih dari setengah konsumen global belum menggunakan aplikasi m-commerce. Meskipun masyarakat sudah memiliki smartphone, banyak dari mereka yang masih menggunakan cara tradisional seperti situs di browser atau interaksi langsung.

Di Asia, salah satu pasar yang tidak begitu mobile ini adalah Jepang. Survei dari FICO memperlihatkan bahwa tingkat konsumen mobile di Jepang hanyalah 15 persen. Angka tersebut mengejutkan karena tahun lalu Comscore melaporkan bahwa satu dari lima penduduk Jepang sudah memiliki smartphone. Selain itu, kami sudah melihat banyak aplikasi mobile yang menarik dari negara ini.

Tapi, sebuah studi yang diadakan di bulan Februari tahun ini menunjukkan bahwa m-commerce di Jepang sudah menyumbangkan hampir seperempat dari pendapatan online di tahun 2012. Jadi, bisa dibilang populasi di Jepang masih sangat beragam, dan memiliki populasi konsumen mobile yang bertumbuh sedikit demi sedikit.

Selain Jepang, ada beberapa pasar lain yang belum terlalu menggunakan transaksi mobile sehari-hari. Pengguna mobile di Vietnam, Thailand, dan Indonesia masih belum siap melakukan pembayaran secara mobile. Di Filipina sendiri tingkat penetrasi smartphone-nya masih rendah sehingga bisa menjadi faktor lambatnya pertumbuhan m-commerce.

Terlepas dari penetrasi smartphone yang rendah di beberapa pasar, ada juga masalah lain seperti buruknya infrastruktur yang juga menghambat pertumbuhan e-commerce, dan juga mahalnya biaya untuk mengakses internet. Jika masalah-masalah tersebut bisa diatasi, mungkin negara Asia lain bisa mendapatkan momentum m-commerce yang sama dengan China dan Korea Selatan. Smartphone murah di pasar-pasar ini bisa membantu meningkatkan tingkat penggunaan smartphone, dan kemudian membantu pertumbuhan m-commerce.

Untuk para pelaku bisnis, mereka harus mengedukasi konsumen mereka mengenai bagaimana aplikasi mobile bisa menguntungkan mereka. Jika memang akan berurusan dengan uang milik konsumen, maka perusahaan harus memastikan keamanan dari melakukan transaksi secara mobile ini.

Artikel ini muncul pertama kali di Tech in Asia Indonesia

(mdk/dzm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
72 Persen Penggunaan Pinjaman Online Dimanfaatkan untuk Peningkatan Kualitas Hidup
72 Persen Penggunaan Pinjaman Online Dimanfaatkan untuk Peningkatan Kualitas Hidup

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.

Baca Selengkapnya
Transaksi Digital Banking Meningkat Tajam, Kartu Kredit Justru Menurun
Transaksi Digital Banking Meningkat Tajam, Kartu Kredit Justru Menurun

Nilai transaksi digital banking mencapai Rp5.163 triliun.

Baca Selengkapnya
Top Up hingga Langganan Aplikasi Bisa Setengah Harga! Cek Caranya Dulu Yuk
Top Up hingga Langganan Aplikasi Bisa Setengah Harga! Cek Caranya Dulu Yuk

Pakai aplikasi DANA, dari kegiatan top up hingga berlangganan aplikasi favorit jadi lebih murah.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Intip Cara Generasi Milenial Mengelola Keuangan tanpa Ribet, Satu Aplikasi untuk Segala Kebutuhan
Intip Cara Generasi Milenial Mengelola Keuangan tanpa Ribet, Satu Aplikasi untuk Segala Kebutuhan

Mereka menyukai aplikasi perbankan digital yang memiliki fitur lengkap serta bisa diakses kapan pun dan di mana pun

Baca Selengkapnya
Puluhan Orang Ditangkap di Sulsel Terkait Penipuan Online, Barang Buktinya Bikin Polisi Kaget
Puluhan Orang Ditangkap di Sulsel Terkait Penipuan Online, Barang Buktinya Bikin Polisi Kaget

Modus terduga pelaku dalam menjalankan aksinya yakni pinjaman online.

Baca Selengkapnya
Tumbuh 12 Persen, Pengguna JakOne Mobile Tembus 2,2 Juta Orang dengan Transaksi Rp30,6 Triliun
Tumbuh 12 Persen, Pengguna JakOne Mobile Tembus 2,2 Juta Orang dengan Transaksi Rp30,6 Triliun

Produk dan layanan Bank DKI akan terus diperluas seiring dengan visi Bank DKI untuk mendukung pertumbuhan Jakarta.

Baca Selengkapnya
Waspada Penipuan Modus Surat Tilang dan Bukti Kirim Barang, Salah Klik Uang Ratusan Juta di Bank Bisa Hilang
Waspada Penipuan Modus Surat Tilang dan Bukti Kirim Barang, Salah Klik Uang Ratusan Juta di Bank Bisa Hilang

Saat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.

Baca Selengkapnya
Daftar Negara yang Warganya Sering Jadi Sasaran Aplikasi Penguntit, Indonesia Juga Termasuk
Daftar Negara yang Warganya Sering Jadi Sasaran Aplikasi Penguntit, Indonesia Juga Termasuk

Berikut deretan negara-negara yang warganya sering dikuntit secara digital.

Baca Selengkapnya
Benarkah Investasi Indonesia Dikuasai China? Cek Datanya di Sini
Benarkah Investasi Indonesia Dikuasai China? Cek Datanya di Sini

Pada 2023, Singapura menjadi sumber investasi terbesar bagi Indonesia, diikuti China, Hong Kong, Jepang, Malaysia, dan Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya