Wali Kota Medan Dua Kali Ganti Pimpinan Dinkes selama Pandemi, Ini Kata Dosen USU
Merdeka.com - Wali Kota Medan Bobby Nasution terus menunjukkan keseriusannya dalam menangani kasus Covid-19 di wilayahnya.
Hal ini dibuktikan dengan berbagai upaya dan terobosan yang telah diambil oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Medan dalam penanganan Covid-19, antara lain dengan menyediakan lokasi isolasi terpusat (isoter), melakukan isolasi lingkungan, dan lainnya.
Selain itu, ketegasan Bobby juga terlihat dari langkahnya dalam meminta para pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk melakukan gerakan cepat (gercep) dan maksimal. Ia tak ragu untuk mencopot jabatan pimpinan-pimpinan OPD yang dirasa lambat dalam menangani Covid-19.
Seperti yang Ia lakukan di jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan. Selama pandemi, Bobby telah mengganti pimpinan Dinkes sebanyak 2 kali.
Ketegasan Bobby ini ternyata mendapat apresiasi dari Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara (FISIP USU), Faisal Andri Mahrawa. Menurut Faisal, tindakan itu adalah bentuk keseriusan Bobby dalam menangani kasus Covid-19 di Kota Medan.
Melansir dari Liputan6.com, berikut informasi selengkapnya.
Ganti Pimpinan Dinkes 2 Kali
Terbaru, Bobby mengganti jabatan Pelaksana tugas (Plt) Kadis Kesehatan Kota Medan, Syamsul Arifin Nasution, dengan Mardohar Tambunan. Padahal, Syamsul baru menjabat Plt Kadis Kesehatan selama 4 bulan.
Pergantian ini merupakan yang kedua kalinya usai Bobby mencopot Edwin Effendi dan menggantinya dengan Syamsul Arifin Nasution.
"Ya diganti, ini kan sudah selalu kita ingatkan. Sudah saya sampaikan berkali-kali, masalah kesehatan khususnya penanganan Covid-19 merupakan salah satu program prioritas utama Pemko Medan. Kita sama-sama tahu bahwa permasalahan kesehatan ini terus menggunung dan menumpuk. Untuk itu saya selalu meminta Dinas Kesehatan agar melakukan perbaikan, mulai dari pendataan hingga penangannya," kata Bobby beberapa waktu lalu.
Bentuk Keseriusan
Terkait hal ini, Faisal mengatakan bahwa merupakan hal lumrah bagi Bobby untuk melakukan pergantian jabatan, apalagi dalam kondisi pandemi seperti sekarang. “Semua pihak sangat mengharapkan kerja cepat dari stakeholder bidang kesehatan. Utamanya Dinas Kesehatan Kota Medan. Ya, kita butuh sosok yang progresif, sosok yang mau gercep. Langkah strategis yang sudah diambil dan dijalankan oleh Wali Kota harus ditindak lanjuti secara serius dengan langkah yang cepat dan tepat oleh Dinas Kesehatan,” ungkap Faisal.Ia menambahkan, langkah itu merupakan salah satu bentuk keseriusan Bobby dalam melakukan percepatan penanganan Covid-19 di Kota Medan.
Harus Diimbangi Langkah Strategis
Meski begitu, Faisal mengatakan, langkah gercep juga harus diimbangi dengan langkah strategis dan kolaborasi dari banyak pihak. Tak hanya dari Dinkes, namun juga sampai jajaran pemerintahan paling bawah, lurah dan kepala lingkungan sebagai pihak yang selalu berinteraksi dengan warga.“Selain melakukan pergantian Plt Kadis Kesehatan, percepatan penanganan Covid-19 juga dapat dilakukan dengan langkah strategis terkait tracing, testing, dan treatment (3T) yang dilakukan oleh Wali Kota, menurut saya harus terus menerus dipahamkan sampai jajaran yang paling bawah. Hal ini penting agar jangan sampai terjadi kekeliruan saat menjalankan kebijakan,” ujarnya.
(mdk/far)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kasus Dugaan Pencabulan Istri Pasien Dinaikkan Penyidikan, Dokter MY Bakal Jadi Tersangka?
Cukup banyak alat bukti yang telah dikantongi penyidik, baik didapat dari TKP maupun serahan dari pelapor.
Baca SelengkapnyaPenyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaMengaku Dicabuli Dokter, Istri Pasien Serahkan Bukti Penting Ini ke Polisi
TA dan suaminya langsung meninggalkan lokasi. Hanya tim kuasa hukumnya yang menemui awak media untuk menyampaikan keterangan pers.
Baca SelengkapnyaIlmuwan Ungkap Suksesnya Sistem Kesehatan Mesir Kuno, Warga Kaya dan Miskin Tak Dibedakan
Hasil studi terbaru ini juga mengungkap bagaimana tenaga medis melakukan pengobatan terhadap pasien.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaIndonesia Darurat Pemenuhan Dokter Spesialis, Apa Penyebabnya?
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca Selengkapnya