Dijuluki Komandan Rendak, Ini Sosok di Balik Berhasilnya Pemberantasan Narkoba Sumut
Merdeka.com - Peredaran narkoba masih menjadi momok bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut dan aparat kepolisian khususnya Polda Sumut. Pasalnya, Sumut memang dikenal sebagai daerah dengan tingkat kasus peredaran narkoba yang tinggi. Bahkan, pada akhir Juni lalu, Sumut menjadi provinsi nomor satu di Indonesia dengan kasus narkoba terbanyak.
Berdasarkan data dari BNN, jumlah penyalahgunaan narkoba di Sumut mencapai lebih dari 1 juta orang, mengalahkan Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta. Namun, Pemprov dan Polda Sumut memiliki komitmen tinggi dalam memberantas kasus narkoba. Hal ini terbukti dengan terungkapnya kasus-kasus narkoba skala besar akhir-akhir ini.
Baru-baru ini, beberapa video penangkapan kasus narkoba oleh Polda Sumut terungkap dan beredar luas di media sosial. Video ini memperlihatkan saat personel membekuk pelaku pengedar narkoba. Namun, sosok di balik keberhasilan operasi penangkapan pelaku peredaran narkoba ini justru jadi sorotan.
Sosok ini adalah Kompol Hady Siagian, yang menjabat sebagai Kanit II Subdit II Direktorat Narkoba Polda Sumut. Kompol Hady kini viral jadi perbincangan, sebab disebut sebagai sosok yang menjadi kunci sukses dalam pengungkapan narkoba di Sumut.
Melansir dari ANTARA, pria kelahiran 3 Juli 1984 ini mendapat julukan "Komandan Rendak" dari para anggotanya. Ia mengaku, komitmennya dalam memberantas peredaran narkoba semata-mata untuk menyelamatkan anak bangsa dari cengkeraman narkoba.
"Generasi muda merupakan harapan masa depan bangsa dan negara yang akan mengisi dan melanjutkan kemajuan bangsa. Kita harus mempersiapkan generasi muda yang sehat, cerdas dan tanpa narkoba," katanya.
Penasaran dengan sosoknya? Berikut informasi selengkapnya.
Berhasil Ungkap Kasus Besar Peredaran Narkoba
Instagram/@medanheadlines.news ©2020 Merdeka.com
Tak tanggung-tanggung, selama menjabat, Kompol Hady berhasil mengungkap setengah ton narkoba jaringan internasional di Sumut dalam waktu tiga tahun ini. Kasus terakhir yang berhasil diungkap yakni 100 kilogram sabu dan 25.000 pil ekstasi asal Malaysia.
Sering Dihadapkan pada Situasi Bahaya
Instagram/@medanheadlines.news ©2020 Merdeka.com
Selama memimpin operasi penangkapan kasus peredaran narkoba, Kompol Hady mengaku Ia kerap kali dihadapkan dalam situasi bahaya. Ia sering menghadapi rintangan setiap kali melakukan penangkapan terhadap bos-bos besar bandar narkoba. Tak jarang, tubuhnya menjadi sasaran empuk benda tajam dari para pengedar narkoba yang melakukan perlawanan saat hendak ditangkap. "Saya selalu berpesan di dalam memberikan arahan kepada rekan-rekan saya sebelum melaksanakan tugas, jangan takut, kalau melawan langsung beri tindakkan tegas terukur karena itu adalah perintah pimpinan Polri. Lebih baik kita memberikan efek takut kepada seluruh kurir ataupun mafia narkoba di Sumut dari pada kita yang ditakut-takutin mereka," katanya.
Berkat Kerja Sama Tim yang Hebat
Instagram/@medanheadlines.news ©2020 Merdeka.com
Meski begitu, Kompol Hady mengatakan, keberhasilannya itu tak terlepas dari kerja keras Unit II Subdit II dan seluruh Direktorat Narkoba Polda Sumut. "Ada peribahasa ketika 10 domba dipimpin oleh satu macan, maka 10 domba tersebut akan menjadi macan juga. Kebetulan seluruh pimpinan Polri di Polda Sumut macan semua maka kami pun juga menjadi macan," katanya.
(mdk/far)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi tersebut nampak tampil nyentrik dan unik di antara anggota lainnya.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial sosok polisi yang duji kesetiannya dengan pacar oleh atasannya.
Baca SelengkapnyaBegini jadinya seorang penjahat kasus kejahatan serius disuapi polisi usai ditembak kakinya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bukan hanya kegantengannya, tentara satu ini berhasil membius netizen dengan kepiawaiannya dalam mengaji. Suaranya pun mampu buat hati bergetar.
Baca SelengkapnyaPengeroyokan terhadap seorang anggota polisi, merupakan kasus ketiga yang menjeratnya.
Baca SelengkapnyaDemi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.
Baca SelengkapnyaKarena kiprahnya, sosok KH Sochari diabadikan menjadi sebuah jalan di Kota Serang, Banten.
Baca SelengkapnyaMobilnya kemudian menabrak lagi Pagar Kantor Dinas Peternakan dan Hewan Provinsi Riau yang berada di seberang Jalan.
Baca SelengkapnyaSiskaeee sedianya dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai tersangka pada Senin 15 Januari 2024 kemarin. Namun Siskaeee mangkir.
Baca Selengkapnya