Soda diet ternyata justru picu diabetes!
Merdeka.com - Diet soda selama ini dianggap sebagai minuman yang bisa membantu mengontrol berat badan. Namun tak sedikit pula penelitian yang mengungkap bahwa soda diet ternyata justru memicu obesitas. Kali ini, peneliti juga menemukan bahwa soda diet tak hanya menyebabkan kenaikan berat badan tetapi juga memicu diabetes.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature mengungkap bahwa pemanis buatan yang terkandung dalam soda diet diketahui bisa meningkatkan risiko diabetes tipe-2. Pemanis buatan dalam soda diet memang tak mengandung kalori, tetapi pemanis tersebut diketahui bisa mengubah reaksi bakteri usus terhadap gula.
Peneliti melakukan beberapa eksperimen terhadap tikus. Mereka membagi tikus percobaan menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama diberikan air dan pemanis buatan. Kelompok kedua diberikan air saja, dan yang ketiga diberikan air yang dicampur gula. Uniknya, setelah beberapa kali eksperimen, peneliti justru menemukan bahwa tikus yang minum air dan pemanis buatan seperti saccharin, aspartame, dan sucrasole mengalami intoleransi glukosa. Intoleransi glukosa adalah yang bisa memicu diabetes tipe-2 dan sindrom metabolisme.
Sementara itu, yang lebih aneh lagi adalah bahwa tikus yang mengonsumsi air dan air yang dicampur gula ternyata justru tidak mengalami intoleransi glukosa. Padahal justru gula lah yang selalu dikaitkan dengan diabetes dan dianggap sebagai pemicu diabetes tipe-2, seperti dilansir oleh Women's Health Mag (22/09).
Selanjutnya peneliti juga melakukan penelitian ini pada manusia. Setelah seminggu mengonsumsi pemanis buatan seperti yang terdapat dalam soda diet, partisipan mulai mengalami intoleransi glukosa. Selain itu, bakteri dalam usus partisipan juga berubah. Bakteri yang terpengaruh adalah yang memproses insulin dan peradangan sehingga bisa memicu obesitas dan peningkatan berat badan.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, sebaiknya Anda mulai berhati-hati saat mengonsumsi soda diet. Jangan berpikir bahwa karena soda diet tak mengandung gula dan kalori, maka minuman ini sehat untuk dikonsumsi. Waspadai juga efek buruknya dalam jangka panjang terhadap usus, berat badan, dan gula darah.
(mdk/kun)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Benarkah Konsumsi Yogurt Dapat Turunkan Risiko Diabetes?
Tidak semua jenis yogurt dapat menurunkan risiko diabetes. Oleh sebab itu, direkomendasikan memilih yogurt yang plain atau tidak mengandung gula.
Baca SelengkapnyaSayuran yang Harus Dihindari Penderita Diabetes, Jangan Diabaikan
Sayuran adalah makanan yang sehat dan bergizi, yang mengandung banyak vitamin, mineral, dan serat. Namun, tidak semua sayuran cocok untuk penderita diabetes.
Baca Selengkapnya10 Buah yang Cocok untuk Penderita Diabetes, Tidak Membuat Kadar Gula Melonjak Tinggi
Salah satu cara untuk mengendalikan diabetes adalah melalui pola makan yang sehat dan seimbang, yang mencakup konsumsi buah-buahan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cara Konsumsi Kopi yang Aman untuk Penderita Diabetes
Penderita diabetes bisa tetap mengonsumsi kopi secara aman tanpa rasa was-was dengan mengikuti sejumlah cara ini.
Baca SelengkapnyaTiga Kebiasaan Makan Prajurit TNI yang Bikin Geleng-geleng Bisa Kena Diabetes Hingga Jantung
Berikut tiga kebiasaan makan prajurit TNI yang bikin geleng-geleng.
Baca SelengkapnyaMasalah Kesehatan Akibat sering Telat Makan, Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes
Telat makan bisa mengganggu keseimbangan nutrisi, hormon, dan metabolisme tubuh. Hal ini pada akhirnya bisa memicu berbagai masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaIni Batas Konsumsi Gula Setiap Hari untuk Cegah Diabetes
Mengonsumsi gula tidak berlebihan sangat penting untuk mencegah diabetes sejak dini.
Baca SelengkapnyaGejala Pradiabetes yang Perlu Diwaspadai, Begini Cara Mencegahnya
Prediabetes adalah kondisi dimana kadar gula darah seseorang lebih tinggi dari normal, namun belum cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes tipe 2.
Baca SelengkapnyaMengenal Prediabetes dan Gejalanya, Peringatan Diabetes yang Tak Boleh Diabaikan
Prediabetes adalah kondisi ketika kadar gula dalam darah sudah melebihi batas normal, tetapi tidak cukup tinggi untuk dikategorikan sebagai diabetes tipe 2.
Baca Selengkapnya