Sejumlah Intervensi yang Penting Dilakukan untuk Mengatasi Nokturia
Merdeka.com - Kerap terbangun dan buang air kecil di malam hari bukanlah masalah kesehatan yng bisa dianggap sepele. Kondisi yang dikenal sebagai nokturia ini merupakan sebuah hal yang penting untuk ditanggapi secara serius.
Dokter Harrina Erlianti Rahardjo, Ketua Indonesian Society of Female and Functional Urology mengatakan bahwa nokturia adalah jumlah seseorang berkemih selama periode tidur utamanya.
Pada nokturia, ketika seseorang terbangun untuk kencing pertama kali, setiap proses berkemih harus diikuti tidur atau keinginan untuk tidur.
Beberapa waktu lalu, Harrina mengatakan, penting bagi seseorang yang mengalami nokturia untuk melakukan pemeriksaan ke dokter, agar dapat segera dilakukan intervensi.
Hal itu demi mencegah terganggunya kualitas hidup seseorang, akibat gangguan pada tidurnya.
"Karena terbayang kalau seseorang tidur, kemudian bolak-balik terbangun, bukan hanya sekali, bahkan dua sampai tiga kali dalam semalam, kualitas tidur sangat terganggu," kata Harrina yang juga Staf Medis Departemen Urologi FKUI-RSCM ini.
Intervensi Gaya Hidup
Harrina mengungkapkan, setelah pemeriksaan, ada beberapa intervensi yang bisa dilakukan pada mereka yang mengalami masalah nokturia.
"Yang pertama tentu intervensi gaya hidup," terangnya.
Intervensi nokturia dapat dilakukan lewat mengatur diet seperti lebih rendah garam, mengurangi kalori, menurunkan berat badan, serta mencegah asupan cairan terlalu banyak di malam hari.
Harrina mengatakan, pasien bisa disarankan untuk mengonsumsi lebih banyak minum di pagi atau siang, ketimbang menjelang tidur.
"Jenis paling bagus air putih. Hindari dan batasi asupan yang mengandung alkohol dan kafein yang membuat kandung kemih menerima urin dari ginjal sehingga lebih banyak kencingnya," jelas Harrina.
Pemberian Obat-Obatan
Selain itu, latihan fisik otot dasar panggul juga bisa dilakukan bagi pasien yang kandung kemihnya overaktif sehingga lebih mampu menahan buang air kecil.
Jika terapi fisik tidak berhasil, dokter mungkin dapat memberikan bantuan berupa pemberian obat-obatan tertentu.
"Kita juga bisa padukan dengan obat. Tentunya ini harus sesuai dengan evaluasi dokter, kemudian dokter juga harus menilai berapa dosisnya, kemudian berapa lama, dan itu harus melihat efek samping," jelasnya.
Harrina mengatakan, apabila ada obat-obatan tertentu yang dikonsumsi dan membuat buang air kecil jadi lebih banyak, konsultasikan dengan dokter apakah pola konsumsinya dapat disesuaikan.
"Kalau ada bengkak di kaki yang mungkin bisa menimbulkan nokturia, kami sarankan untuk meninggikan kaki bawahnya setelah makan sampai waktu tidur malam, atau menggunakan stocking," terangnya.
Harrina menjelaskan bahwa penting untuk mengidentifikasi dan melakukan terapi pada penyakit penyerta yang mungkin menjadi penyebab nokturia. Penyakit yang bisa menyebabkan masalah ini adalah diabetes, sakit ginjal, jantung, tekanan darah, obesitas, dan lain-lain.
Reporter: Giovani Dio PrasastiSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gangguan nokturia dapat mengurangi kualitas tidur seseorang.
Baca SelengkapnyaPembesaran prostat merupakan pembesaran kelenjar yang membungkus saluran kemih (uretra) pria.
Baca SelengkapnyaCukup tidur merupakan hal yang penting dilakukan karena bisa menjaga kesehatan kita termasuk mencegah terjadinya penuaan dini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Inkontinensia urine atau kebocoran urine adalah kondisi di mana seseorang tidak dapat mengendalikan buang air kecil.
Baca SelengkapnyaMenurunkan berat badan ternyata bisa dilakukan ketika tidur.
Baca SelengkapnyaSleep apnea adalah kondisi medis yang serius yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan saat tidur. Karena membahayakan, penting untuk tahu cara mengatasinya.
Baca SelengkapnyaWaspadai gejalanya jika sering mengalami menstruasi terlambat.
Baca SelengkapnyaPada saat tidur, biasanya napas kita akan terdengar lebih teratur namun lebih keras dibanding biasanya. Ini Penyebabnya.
Baca SelengkapnyaHipertermia adalah kondisi ketika suhu tubuh terlalu tinggi atau lebih dari 38,5°C. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kegagalan pada sistem pendingin tubuh.
Baca Selengkapnya