Q&A: Lakukan Isolasi Mandiri di Rumah, Ini Hal yang Harus Diperhatikan

Merdeka.com - Meningkatnya jumlah orang yang terinfeksi COVID-19 menyebabkan banyak rumah sakit yang kewalahan menangani pasien. Hal ini menyebabkn banyak pasien yang memiliki kondisi cukup baik diminta untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.

Walau begitu, tentu saja isolasi mandiri ini tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Pasalnya, ada kemungkinan posisi pasien COVID-19 yang sedang isolasi mandiri di rumah ini bisa memburuk sewaktu-waktu.

Adanya risiko kondisi memburuk ini, menyebabkan pentingnya konsultasi dengan dokter dan puskesmas walau tengah melakukan isolasi mandiri. Sejumlah hal juga penting untuk diketahui oleh pasien serta keluarga terdekat ketika melakukan isolasi mandiri di rumah.

Merdeka.com berbincang bersama dr. Herwindo Pudjo Brahmantyo, Sp.PD, spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Saiful Anwar Malang mengenai hal yang harus diperhatikan ketika seseorang melakukan isolasi mandiri di rumah.

Kapan seseorang bisa melakukan isolasi mandiri?

Isolasi mandiri bisa dilakukan apabila seseorang merupakan pasien COVID-19 yang terkonfirmasi (dengan hasil swab PCR), namun tidak memiliki gejala (OTG) atau bila bergejala, maka termasuk gejala ringan (tidak sesak atau tidak membutuhkan oksigen), atau bukan pasien yang memiliki kondisi penyerta yang bisa memberatkan infeksi covid seperti darah tinggi, kencing manis, penyakit jantung, dan usia lanjut.

Hal apa yang harus dipersiapkan untuk melakukan isolasi mandiri?

untuk isolasi mandiri yang harus dipersiapkan adalah dua hal, yaitu persiapan diri sendiri dan persiapan lingkungan. Untuk persiapan diri sendiri, kita harus memahami bahwa isolasi mandiri berarti kita melakukan isolasi atau mengisolasi diri sendiri untuk tidak bertemu dengan orang lain, jadi dalam hal ini maka kita harus memastikan bila kita melakukan isolasi mandiri dirumah, maka kita harus dalam ruangan yang terpisah, baik tidur, atau makan atau juga pakaian.

Untuk persiapan lingkungan, hendaknya dalam lingkungan keluarga di rumah, tidak ada seseorang yang masuk dalam kategori rentan seperti usia anak-anak maupun seseorang yang lanjut usia.

Lebih baik berada di rumah atau tempat lain dalam melakukan isolasi mandiri?

Isolasi mandiri sebaiknya memang berada dalam rumah yang terpisah. Hal ini dikarenakan resiko penularan masih bisa terjadi. Nila hal tersebut tidak memungkinkan, maka isolasi mandiri dapat dilakukan di rumah singgah (safehouse), atau isolasi mandiri di rumah sakit yang menyediakan (berbayar), atau Rumah Sakit Lapangan di Poltekkes Malang.

Ketika tengah isolasi mandiri, apakah masih harus tetap memperhatikan protokol kesehatan?

Selama isolasi mandiri hendaknya kita selalu mematuhi protokol kesehatan seperti menjaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan, terutama bila isolasi mandiri namun bersama dengan beberapa orang yang juga dinyatakan positif.

Hal yang Harus Diperhatikan saat Isolasi Mandiri

Bagaimana cara makan yang tepat ketika melakukan isolasi mandiri?

Untuk makanan, Sebaiknya bila makan tidak menggunakan alat makan yang sama, kemudian juga tidak bersama-sama (saat makan). bila terpaksa bersama, sebaiknya mematuhi protokol VDJ (ventilasi durasi dan jarak).

Bagaimana cara mencuci pakaian pasien COVID-19?

Untuk menyelesaikan masalah kebersihan, dalam hal ini pakaian, maka sebaiknya pakaian dicuci terpisah. Bila tidak memungkinkan, maka pakaian seseorang yang dinyatakan positif COVID-19, sebaiknya direndam menggunakan air hangat (suhu 60-90) derajat selama 30 menit, setelah itu baru dicuci bersama dengan pakaian yang lain. Bagi seseorang yang mencucikan pakaian milik keluarga, sebaiknya tetap dipastikan selalu mencuci tangannya dengan baik.

Ketika kondisi memburuk saat isolasi mandiri, bagaimana cara tepat ke rumah sakit?

Kalau melakukan isolasi mandiri di rumah, disarankan untuk langsung menghubungi ambulans atau orang terdekat untuk segera pergi ke rumah sakit. Kalau melakukan isolasi mandiri di safehouse atau rumah sakit bisa langsung menghubungi perawat.