Penyanyi rock solo berisiko meninggal lebih cepat?

Merdeka.com - Penyanyi rock dilaporkan berisiko mati muda, terutama mereka yang tenar sendirian daripada tergabung dalam sebuah band. Hal itu disampaikan oleh para peneliti dari Inggris.

Seperti yang dilansir dari My Health News Daily, peneliti tepatnya menganalisis 1.489 penyanyi rock asal Amerika Utara dan Eropa selama 50 tahun. Mulai dari Elvis Presley yang tenar di tahun 1950-an sampai personil band Arctic Monkeys yang namanya mencuat pada tahun 2006 lalu. Usia para penyanyi rock tersebut pun diukur secara umum.

Hasilnya, penyanyi rock, entah itu solo atau tergabung dalam band, ternyata memang meninggal lebih cepat daripada perkiraan usia, gender, dan etnis.

Namun kemudian peneliti menekankan kalau penyanyi rock solo berisiko dua kali lebih cepat meninggal daripada mereka yang tergabung bersama band.

Alasan kematian yang terlalu cepat ini sayangnya masih belum diketahui. Peneliti menduga ada hubungan antara ketenaran penyanyi rock solo dengan personil band. Ada kemungkinan juga bahwa dukungan anggota band memberi peran penting terhadap kematian yang terlalu cepat pada penyanyi rock. Namun penelitian lebih lanjut tetap diperlukan demi mengetahui alasan yang sebenarnya.

Penyalahgunaan obat-obatan terlarang di antara penyanyi rock, yang dikaitkan dengan risiko mati muda, sering disebut menjadi perilaku yang identik dengan ketenaran artis. Tetapi peneliti menyampaikan kalau kejadian saat masih kecil, seperti kekerasan atau orang tua yang bercerai, bisa juga menjadi penyebabnya.

"Ketenaran biasanya meningkatkan untuk memanjakan diri sendiri. Namun tidak sedikit dari para pecandu obat-obatan yang terbukti kalau akar masalah mereka sebenarnya adalah pengalaman menyakitkan di masa lalu," tulis peneliti dalam jurnal BMJ Open.