Penderita Parkinson Sekaligus Hipertensi Perlu Sering Periksa Tekanan Darah
Merdeka.com - Parkinson adalah penyakit yang menyerang sistem saraf pusat manusia yang kemudian mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan hal-hal mendasar dalam aktivitas sehari-hari. Penyakit Parkinson sendiri terjadi ketika sel saraf di otak tidak dapat menghasilkan zat kimia tertentu yang disebut dengan dopamin yang dibutuhkan untuk kesehatan saraf.
Dr. Siti Nurlaela, SpS dari RS Hermina Tangkuban Prahu, Malang menjelaskan bahwa dalam pengobatannya, terdapat dua cara dalam mengobati parkinson. Terdapat dua cara umum yaitu farmakologi (dengan obat) dan nonfarmakologi (selain obat).
Pada pasien penderita parkinson dengan darah tinggi, Nurlaela menyebut bahwa ada hal yang penting diperhatikan dalam pengobatannya ini.
"Pada pasien dengan parkinson, baik karena patofisiologi penyakitnya sendiri, ataupun karena obat-obat yang digunakan, mudah untuk mengalami disfungsi otonom, di mana kelainan yang paling banyak adalah ketidakstabilan tekanan darah, yaitu adanya orthostatic hipotensi dan nocturnal hipertensi," jelas Nurlaela.
"Pada pasien dengan hipertensi, perlu diperhatikan kedua hal tersebut, sehingga kontrol tekanan darah pada pasien dapat optimal, tanpa menyebabkan terjadinya orthostatic hipotensi," sambungnya.
Walau begitu, secara umum semua golongan obat parkinson disebut cukup aman bagi penderita hipertensi. Hanya saja perlu ada perhatian juga mengenai efek samping yang muncul.
"Namun, perlu diperhatikan apakah terdapat reaksi sinergisme antara obat tersebut dengan obat antihipertensi yang digunakan penderita karena resiko orthostatik hipotensi akan meningkat," jelas Nurlaela.
"Pada pasien parkinson dengan hipertensi, perlu dipilih obat-obatan antihipertensi yang resiko orthostatiknya rendah," tambahnya.
Penyebab cukup amannya jenis obat tertentu untuk penderita parkinson beserta hipertensi ini karena efek yang dimunculkan berbagai obat ini. Nurlaela menyebut bahwa parkinson dan terapi yang dilakukan sudah beresiko menyebabkan orthostatik hipotensi.
Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah agar sering-sering memeriksa tekanan darah baik ke dokter atau dilakukan secara mandiri.
"Sebaiknya ada monitoring tekanan darah 24 jam, tidak hanya tekanan darah saat periksa ke dokter, untuk mendiagnosis nocturnal hipertensi, sehingga manajemen tekanan darah pada pasien parkinson bisa lebih optimal," tandasnya.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hipertensi memiliki penyakit penyerta yang serius seperti stroke, jantung, dan gagal ginjal.
Baca SelengkapnyaSebelum seseorang mengalami diabetes, terdapat kondisi pra-diabetes yang mungkin terjadi dan bisa dikenali.
Baca SelengkapnyaAda beberapa jenis makanan sehari-hari yang sangat cocok untuk dikonsumsi oleh penderita hipertensi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Makanan dan minuman yang bisa memicu naiknya tekanan darah atau hipertensi.
Baca SelengkapnyaDengan kandungan nutrisi yang melimpah, tak heran jika pisang dinilai bisa mengatasi berbagai macam penyakit.
Baca SelengkapnyaTanda-tanda hipertensi pada anak bisa berbeda-beda, tergantung pada usia dan penyebabnya. Namun, tetap ada tanda-tanda umum yang wajib orang tua tahu.
Baca SelengkapnyaTerdapat cara yang bisa diterapkan oleh pasien diabetes untuk mengonsumsi nasi putih secara aman.
Baca SelengkapnyaPria pecinta ular kobra tersebut belum lama ini memeriksakan dirinya ke dokter. Usut punya usut, Panji mengidap penyakit diabetes.
Baca SelengkapnyaKolesterol tinggi meningkatkan risiko penyakit serius seperti serangan jantung, stroke, dan penyakit pembuluh darah lain.
Baca Selengkapnya