Paparan asap rokok tingkatkan risiko tuli pada janin
Merdeka.com - Satu lagi alasan untuk menghindari rokok dan asap rokok selama masa kehamilan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa janin yang banyak terpapar asam rokok saat dalam kandungan berisiko lebih tinggi mengalami ketulian saat remaja.
Hasil ini didapatkan peneliti setelah mengamati 1.000 anak berusia 12 - 15 tahun pada tahun 2005 - 2006 di US National Health Examination Survey. Sekitar 16 persen remaja diketahui terkena paparan asap rokok saat masih berada dalam kandungan.
Penelitian menunjukkan bukti bahwa janin yang terkena paparan asap rokok memiliki risiko tiga kali lebih besar untuk mengalami ketulian satu telinga atau memiliki pendengaran yang buruk dibandingkan dengan janin yang tak pernah terpapar asap rokok. Meski begitu penelitian tak bisa menunjukkan bukti adanya hubungan sebab-akibat antara merokok saat hamil dengan masalah pendengaran pada bayi.
"Meski begitu, peningkatan risiko hingga tiga kali lipat pada remaja yang terpapar asap rokok saat masih dalam kandungan tentu mengkhawatirkan," ungkap ketua peneliti Dr Michael Weitzman dari NYU School of Medicine in New York City, seperti dilansir oleh US News (20/06).
Hal ini juga disetujui oleh Dr Martin Chavez dari Maternal Fetal Medicine di Winthrop University Hospital, New York. Menurut Chavez, paparan racun pada janin bisa memberikan konsekuensi jangka panjang. Penelitian ini memberikan bukti bahwa ibu hamil sebaiknya berhenti merokok atau menjauh dari asap rokok.
(mdk/kun)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah kondisi kesehatan serta kebiasaan bisa menjadi penyebab menyusutnya kejantanan pria.
Baca SelengkapnyaRisiko ISPA semakin meningkat di tengah polusi udara kota yang buruk..
Baca SelengkapnyaKondisi kuku yang rapuh sering dialami oleh banyak orang. Namun, apa penyebabnya?
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pada musim liburan, banyak orangtua mengajak anak mereka untuk berlibur. Dalam perjalanan, tak jarang anak mengalami rewel. Begini cara menenangkannya.
Baca SelengkapnyaRemaja kerap penasaran dengan berbagai hal. Kondisi ini menyebabkan mereka kerap melakukan perilaku berisiko termasuk menggunakan narkoba.
Baca SelengkapnyaMelihat perilaku anak yang tidak bisa diam, membuat orang tua kerap menduga anak hiperaktif. Apa penyebabnya?
Baca SelengkapnyaPenyakit Jantung Bawaan ada yang sembuh dengan sendirinya, namun ada juga yang harus menjalani tindakan intervensi.
Baca SelengkapnyaOlahraga adalah salah satu cara untuk menjaga kesehatan. Namun, kadang olahraga juga bisa menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan, seperti nyeri dada.
Baca SelengkapnyaPemilihan makanan yang tidak tepat bisa meningkatkan risiko komplikasi, seperti tekanan darah tinggi dan gagal jantung.
Baca Selengkapnya