Minimnya Deteksi Dini Kanker Serviks Jadi Faktor Penyebab Banyaknya Penderita
Merdeka.com - Penyakit kanker merupakan salah satu momok masalah kesehatan yang ditakuti oleh masyarakat. Kasus kanker yang beredar di masyarakat biasanya sudah terlanjur pada stadium parah sehingga cukup sulit dalam pengobatannya.
Kanker serviks sendiri merupakan kanker yang paling banyak dialami oleh perempuan Indonesia. Badan Organisasi Dunia (WHO) pada tahun 2020 lalu mencatat bahwa setidaknya ada 21.003 wanita Indonesia yang meninggal dunia akibat kanker serviks.
Padahal, kanker serviks menjadi salah satu penyakit yang bisa untuk dicegah. Namun prevalensi dan angka kematiannya masih kerap tinggi. Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh minimnya kemauan masyarakat untuk melakukan deteksi dini.
Menurut Konsultan Onkologi Ginekologi dan Ketua Dewan Penasihat Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia, Prof. Dr. dr. Andrijono yang merujuk pada data Litbangkes, kebanyakan orang enggan untuk melakukan skrining kanker serviks.
"Mereka kebanyakan tidak mau skrining karena malu, enggan, dan belum merasa perlu karena tidak ada keluhan," ujar Andrijono dalam seminar media bertema Inovasi Deteksi Dini untuk Meningkatkan Cakupan Skrining Kanker Serviks di Indonesia oleh Roche Indonesia beberapa waktu lalu.
Andrijono menambahkan, padahal deteksi yang dilakukan saat menunggu keluhan berarti kanker serviks sudah terjadi. Sedangkan bila sudah terdeteksi lebih awal atau saat belum ada keluhan sebenarnya dapat mencegah untuk risiko kanker itu sendiri untuk dapat berkembang lebih jauh.
"Jadi kenapa kanker serviks di Indonesia masih tinggi? Ya tadi, deteksi dininya tidak berjalan dengan baik," kata Andrijono.
Terlebih menurut survei global yang dilakukan oleh Roche Indonesia, setidaknya 60 persen masyarakat di Indonesia masih mengalami hambatan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin termasuk dalam hal pemeriksaan kanker serviks.
Ragam Faktor Hambatan Skrining
Menurut direktur sekaligus country manager diagnostics Roche Indonesia, Ahmed Hassan, hal tersebut dikarenakan oleh beberapa hal yang salah satunya adalah rasa takut.
"60 persen masyarakat global masih menghadapi hambatan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dengan berbagai alasan seperti kurangnya informasi, faktor biaya, hingga ketakutan terhadap hasil tes yang positif," ujar direktur sekaligus country manager diagnostics Roche Indonesia, Ahmed Hassan.
Menurut Ahmed, hal tersebut menjadi hambatan dalam melakukan deteksi dini suatu penyakit. Padahal jika terlambat terdeteksi, angka harapan hidup pasien kanker serviks juga menurun sebanyak 20 persen.
Lebih lanjut Andrijono mengungkapkan bahwa sebenarnya deteksi dini merupakan hal yang mutlak harus dilakukan pada wanita yang sudah melakukan hubungan seksual.
“Perempuan yang sudah melakukan hubungan seksual rentan terhadap risiko penularan virus HPV. Pada tahap ini, deteksi dini sudah menjadi hal yang mutlak dilakukan untuk mencegah semakin banyaknya keterlambatan penanganan pada kanker serviks," terang Andrijono.
Reporter: Diviya AgathaSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Semakin dini mengetahui dan menangani berbagai gejala kanker serviks, maka tingkat kesembuhannya pun juga bisa lebih meningkat.
Baca SelengkapnyaMenurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), penerapan gaya hidup yang tidak sehat dan cenderung mengikuti negara barat menjadi penyebab meningkatnya kasus kanker.
Baca SelengkapnyaKanker adalah penyakit yang ditakuti oleh banyak orang, terutama orang tua yang memiliki anak. Ya, kanker bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kanker adalah penyakit berbahaya yang bisa menyerang siapa saja. Tapi, dengan kebiasaan yang sehat, kita bisa menurunkan risiko terkena penyakit ini.
Baca SelengkapnyaKanker di Indonesia: Pemahaman yang Salah, Data Amburadul, Kebijakan Sekadar Beli Alat Mahal
Baca SelengkapnyaGaya hidup kurang gerak atau sedentari bisa berujung berbagai masalah kesehatan termasuk munculnya kanker pankreas di usia muda.
Baca SelengkapnyaNunung kini tengah melawan penyakit kanker payudara. Kondisinya semakin membaik pasca operasi.
Baca SelengkapnyaKanker dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan salah satunya bisa berasal dari gaya hidup tidak sehat.
Baca SelengkapnyaMata sakit saat berkedip bisa disebabkan oleh berbagai faktor.
Baca Selengkapnya