Mengapa Tidak Ada Anak-Anak yang Terinfeksi Virus Corona?
Merdeka.com - Lebih dari 24.000 kasus dan 900 kematian telah terjadi akibat infeksi virus corona. Hal ini menimbulkan ketakutan terhadap banyak orang di seluruh dunia.
Diketahui bahwa usia rata-rata korban meninggal dari virus coona ini adalah 75 tahun. Berdasar Journal of the American Medical Association, diketahui bahwa usia penderita infeksi ini berada antara 49 hingga 56 tahun.
Dilansir dari Live Sciene, hanya terdapat dua bayi baru lahir yang terinfeksi dengan virus corona ini namun tidak ada anak-anak yang mengalaminya. Mengapa hal ini dapat terjadi?
"Kami belum memahami fenomena ini seutuhnya, hal ini mungkin terjadi karena perbedaan respons imun anak-anak ketika dibandingkan dengan orang dewasa," jelas Dr. Andrew Pavia, kepala divisi penyakit menular anak di University of Utah.
"Terdapat satu hipotesis bahwa hal ini terjadi karena respons imun bawaan, hal ini adalah respon awal yang ditujukan secara luas pada kelompok patogen, cenderung lebih aktif pada anak-anak," sambungnya.
Hal yang Sama Tampak pada SARS dan MERS
Masalah terkait infeksi pada anak ini juga terjadi pada infeksi virus yang lain selain virus corona. Pada penyakit severe acute respiratory syndrome (SARS) dan Middle Eastern respiratory syndrome (MERS), diketahui bahwa kematian cenderung terjadi pada orang berusia 45 tahun ke atas dan tidak terjadi pada anak-anak.
Diketahui bahwa anak-anak yang berusia di bawah 12 tahun menunjukkan gejala yang lebih sedikit. Selain itu, mereka juga tidak cenderung dibawa ke rumah sakit.
Sistem Imun dan Usia
Pakar kesehatan sepakat bahwa orang dewasa mungkin lebih rentan mengalami infeksi ini karena usia mereka. Semakin kita menua, sistem kekebalan tubuh juga semakin menurun. Melemahmnya sistem kekebalan tubuh ini mendatangkan penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, serta diabetes serta kesulitan untuk melawan sejumlah infeksi.
Sistem Pernapasan dan Usia
Walau anak-anak dan orang dewasa sama-sama terekspos virus corona, namun anak-anak cenderung memiliki sistem pernapasan yang lebih sehat dan kuat. Pasalnya, orang dewasa lebih banyak terpapar asap dan polusi yang mungkin melemahkan sistem pernapasan.
Menurut Dr. James Cherry, profesor kesehatan anak-anak dan penyakit infeksi di UCLAs Geffen School of Medicine, orang dewasa cenderung mengalami masalah respons imun yang menyebabkan masalah pernapasan.
Ketika sel imun tidak berfungsi seperti seharusnya, hal ini bisa menimbulkan respons peradangan di paru-paru berujung masuknya cairan ke kantung udara paru-paru. Hal ini bisa berdampak fatal dengan tingkat kematian 40 persen dan menjadi penyebab utama kematian akibat virus corona.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyakit menular disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang dapat menyebar dari satu orang ke lainnya, termasuk anak-anak.
Baca SelengkapnyaInfeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh anak-anak.
Baca SelengkapnyaGejala alergi pada anak bisa bervariasi, tergantung pada jenis alergen dan cara tubuh meresponsnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Infeksi virus Nipah dapat dicegah dengan menghindari paparan terhadap babi dan kelelawar serta menerapkan kebiasaan bersih.
Baca SelengkapnyaOrangtua memiliki peran yang besar dalam membentuk kecerdasan anak terutama sejak usia anak masih dini.
Baca SelengkapnyaBanyak orang belum memahami penyebab HIV. Yuk, simak hal-hal yang bisa jadi penyebab seseorang terjangkit HIV!
Baca SelengkapnyaInfeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit yang sering menjangkiti si kecil.
Baca SelengkapnyaPada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.
Baca SelengkapnyaFlu Singapura, yang juga dikenal sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD), adalah penyakit infeksi virus yang umumnya menyerang anak-anak.
Baca Selengkapnya