Makanan bayi tentukan risiko obesitas saat dewasa

Merdeka.com - Bayi tikus yang diberikan diet lemak normal setelah lahir diketahui tidak terkena obesitas, bahkan jika ibunya mengonsumsi lemak berlebih. Sebaliknya, bayi tikus yang mengonsumsi makanan tinggi lemak saat lahir cenderung mengalami obesitas, meski ibunya melakukan diet lemak saat hamil.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa makanan yang dikonsumsi bayi mamalia, termasuk manusia, berperan penting dalam menentukan sistem metabolisme mereka saat tumbuh dewasa. Makanan yang dikonsumsi saat kanak-kanak bahkan lebih penting dibandingkan dengan makanan yang dikonsumsi ibu saat hamil.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan tinggi lemak saat bayi baru lahir memiliki imbas terhadap kemungkinan obesitas di masa depan," kata Kellie L.K. Tamashiro, asisten profesor di Johns Hopkins University School of Medicine.

"Dengan memberikan anak diet yang sehat dan tepat saat masa awal kehidupan mereka, kita bisa mencegah kemungkinan obesitas, diabetes, dan penyakit jantung pada anak di masa depan," tambahnya, seperti dilansir oleh Health Me Up (03/09).

Obesitas saat ini telah menjadi masalah umum di seluruh dunia. Obesitas mengacu pada penyakit lain seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes tipe-2, beberapa jenis kanker, dan arthritis.

Bayi tikus yang baru lahir dan diberikan makanan berlemak tinggi lebih mudah mengalami pertambahan berat badan dan mulai menunjukkan tanda-tanda awal diabetes.