Kenali Perbedaan Hepatitis B dan 5 Jenis Lainnya yang Penting untuk Diketahui
Merdeka.com - Hepatitis merupakan penyakit hati yang bisa muncul karena serangan virus. Walau selama ini yang dikenal adalah Hepatitis A, B, dan C, sesungguhnya terdapat enam jenis dari penyakit ini.
Diketahui bahwa terdapat banyak jenis dari penyakit ini yaitu hepatitis A, B, C, D, E, dan G. Dilansir dari Medicine.net, berikut sejumlah hal yang perlu kamu ketahui mengenai jenis-jenis hepatitis ini.
Hepatitis A (HAV)
Infeksi virus hepatitis A dapat menyebar melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi. Hepatitis A biasanya mudah menular dalam satu keluarga di satu rumah. Misal, ciuman intim.
Penyebaran infeksi hepatitis A juga bisa dari restoran dan di antara anak-anak jika mencuci tangan tidak bersih. Gejalanya termasuk kelelahan, mual, sakit perut, kehilangan nafsu makan, dan demam ringan.
Hepatitis B (HBV)
Penularan hepatitis B dapat menyebar melalui darah atau serum (bagian cairan darah) yang mengandung virus. Selain itu, penyakit menular ini dapat menyebar melalui kontak seksual, donor darah, jarum suntik yang terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi, dan transfusi darah.
Ibu hamil yang positif hepatitis B juga bisa menularkan infeksi kepada bayi. Infeksi juga dapat ditularkan dari tato, tindik, pisau cukur, dan sikat gigi (jika ada kontaminasi dengan darah yang terinfeksi).
Sekitar 6 persen hingga 10 persen pasien dengan hepatitis B mengembangkan hepatitis B kronis. Infeksi ini berlangsung setidaknya enam bulan, bahkan bertahun-tahun.
Pasien dengan infeksi hepatitis B kronis juga berisiko kena sirosis, gagal hati, dan kanker hati. Diperkirakan ada 2,2 juta orang di Amerika Serikat dan 2 miliar orang di seluruh dunia yang menderita hepatitis B kronis.
Gejala hepatitis B berupa mata kuning, sakit perut, dan warna air kencing tak jernih. Pada beberapa orang, terutama anak-anak, tidak mengalami gejala apa pun. Dalam kasus-kasus kronis, penderita bisa mengalami gagal hati, kanker atau jaringan parut dapat terjadi.
Hepatitis C (HCV)
Hepatitis C bisa ditularkan dari penggunaan jarum bersama di antara pengguna narkoba, dan transfusi darah. Penularan virus juga bisa melalui kontak seksual.
Diperkirakan 50 persen hingga 70 persen pasien dengan infeksi hepatitis C akut mengalami infeksi kronis. Hal ini bisa berujung sirosis, gagal hati, dan kanker hati. Diperkirakan ada sekitar 3,2 juta orang mengalami hepatitis C kronis di Amerika Serikat.
Kebanyakan orang tidak memiliki gejala hepatitis C. Mereka mungkin mengalami kelelahan, mual, kehilangan nafsu makan, dan mata juga kulit kuning.
Hepatitis D (HDV)
Penularan hepatitis D ditularkan penggunaan jarum bersama di antara pengguna narkoba, darah yang terkontaminasi, dan kontak seksual. Individu yang sudah terinfeksi hepatitis B kronis dapat terkena infeksi hepatitis D pada saat yang sama.
Jika seseorang terinfeksi virus hepatitis D dan hepatitis B secara bersamaan sangat sulit diobati. Gejala hepatitis D berupa sakit perut, mual, dan kelelahan.
Hepatitis E (HEV)
Virus hepatitis E (HEV) mirip dengan hepatitis A. Ini terjadi terutama di Asia, yang mana ditularkan air yang terkontaminasi. Beberapa gejala berupa sakit kuning, kurang nafsu makan, dan mual. Dalam kasus yang jarang terjadi, mungkin berkembang menjadi gagal hati akut.
Hepatitis G (HGV)
Virus Hepatitis G (HGV, yang juga disebut GBV-C) baru-baru ini ditemukan dan menyerupai hepatitis C. Namun, virus hepatitis G berupa flaviviruses (jenis virus). Saat ini, virus hepatitis G dan dampaknya sedang diselidiki lebih lanjut.
Reporter: Fitri Haryanti HarsonoSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Istilah akut dan kronis pada penyakit merujuk pada dua kondisi yang berbeda dan perlu kita pahami.
Baca SelengkapnyaPenyakit liver merupakan istilah umum untuk menyebut segala kondisi yang mempengaruhi kesehatan hati. Yuk, simak tanda-tanda dan gejala penyakit liver!
Baca SelengkapnyaSebagian besar orang meyakini bahwa HIV adalah penyakit yang tidak dapat diobati. Yuk, cek kebenarannya!
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Banyak orang belum memahami penyebab HIV. Yuk, simak hal-hal yang bisa jadi penyebab seseorang terjangkit HIV!
Baca SelengkapnyaWalau sama-sama bernama alergi, alergi makanan dan rinitis alergi memiliki perbedaan gejala di antara keduanya.
Baca SelengkapnyaMeskipun memikat untuk dinikmati, menu-menu lebaran sebaiknya dinikmati dengan porsi yang terkendali demi mencegah timbulnya sejumlah masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaLidah berperan penting sebagai indera perasa. Untuk itu, penting dijaga kesehatannya.
Baca SelengkapnyaBeras merupakan salah satu sumber makanan pokok memiliki banyak sekali manfaat untuk kesehatan.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnya