Kebiasaan Main Media Sosial Bisa Sebabkan Gangguan Pertumbuhan Anak
Merdeka.com - Secara mental, penggunaan media sosial pada anak bisa menyebabkan perubahan sikap dan perilaku. Namun siapa sangka bahwa kebiasaan ini ternyata juga bisa menyebabkan gangguan pada hormon dan perkembangan anak.
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman B. Pulungan meminta agar masyarakat lebih berhati-hati terhadap pengaruh media sosial pada anak.
Aman mengatakan, akhir-akhir ini banyak pihak seperti pemerintah, yang meminta agar anak memanfaatkan media sosial dengan lebih sering. Padahal, dari kalangan kesehatan meminta agar paparan terhadap media sosial pada anak harus dibatasi.
"Kami dari kalangan kesehatan meminta agar orangtua membatasi anak memakai media sosial," kata Aman dalam seminar media Hari Ulang Tahun IDAI ke-65 di Jakarta.
Pembatasan salah satunya dari durasi penggunaan yang berdampak pada kesehatannya. Ini dikarenakan media sosial bisa berpengaruh pada hormon anak.
Aman, yang juga memiliki keahlian di bidang endokrinologi anak mengatakan, hormon anak yang terganggu karena penggunaan media sosial, khususnya di malam hari, bisa berdampak pada tumbuh kembang anak.
"Jadi kalau jam 8 malam ke atas, melatoninnya tinggi untuk tidur. Kalau dia melihat gawai, melatoninnya jadi turun," kata Aman menjelaskan.
Melatonin sendiri bisa turun akibat sinar biru dari penggunaan gawai. Kondisi ini membuat anak menjadi sulit untuk tidur.
"Kalau dia tidak bisa tidur, hormon lainnya terganggu," tambahnya.
Jika kebiasaan ini terus dilakukan, maka anak bakal mengalami kesulitan untuk tidur. Hal ini dapat mengganggu sistem hormonnya dan selanjutnya membuat pertumbuhan anak juga terganggu.
Reporter: Giovani Dio PrasastiSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dokter yang menggunakan media sosial juga diwanti-wanti untuk menjaga kerahasiaan informasi kesehatan pasien.
Baca SelengkapnyaIDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.
Baca SelengkapnyaPasangan yang bahagia dengan hubungan mereka tidak tergoda untuk membandingkan diri mereka dengan orang lain.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hal ini bisa dilihat langsung di media sosial, banyak yang melakukan framing pihak lawan dengan citra negatif.
Baca SelengkapnyaMenurut Budi, syarat untuk mencapai generasi emas 2045 ialah harus sehat dan pintar.
Baca SelengkapnyaIkatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaMenyindir anak terkait hal yang mereka lakukan bisa menimbulkan dampak buruk dalam pola pengasuhan yang dilakukan.
Baca SelengkapnyaMeski dirasa cukup receh di kalangan generasi muda, namun nyatanya tebak-tebakan lucu ala bapak-bapak justru tetap bisa menghadirkan gelak tawa.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca Selengkapnya