Jangan Terus Paksa Anak Habiskan Makanan demi Cegah Obesitas
Merdeka.com - Pada saat menyuapi anak makan, orangtua kerap meminta anak untuk menghabiskan makanan yang diberikan. Hal ini dianggap penting untuk mengajari anak tanggung jawab, walau begitu, hal ini ternyata tak selalu berdampak baik.
Dokter spesialis anak Winra Pratita meminta agar orangtua menghargai selera makan anak. Salah satunya dengan tidak memaksakan makanan yang diambil harus habis.
Hal ini dianggap penting dilakukan agar anak mengenal rasa lapar dan kenyang sehingga mencegah obesitas pada anak di kemudian hari.
"Hargai selera makan anak, jadi anak harus diberi makanan sesuai rasa lapar dan rasa kenyang anak. Tidak memaksakan harus habis satu porsi,” ucap Winra yang juga anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ini.
Upaya pencegahan lainnya adalah menghindarkan dari minuman manis dan susu kental manis berlebihan pada saat usia 12 - 24 bulan. Setiap anggota keluarga harus dibiasakan makan bersama di meja makan kemudian televisi dimatikan selama proses makan.
“Yang harus diperhatikan, orang tua tidak boleh membatasi jumlah makan tapi memastikan bahwa makanan yang tersedia sehat serta disertai buah dan sayuran. Makanan selingan hanya diberikan sebanyak 2 kali dan hanya menawarkan air putih bila haus bukan minuman manis,” ucap Winra dalam diskusi daring bersama Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu.
Ciri Obesitas pada Anak
Pada anak, terdapat juga risiko munculnya kondisi obesitas. Munculnya kondisi obesitas pada anak ini bisa ditandai melalui sejumlah hal.
Obesitas sendiri merupakan suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas pada anak rentan terjadi berbagai penyakit yang sulit dikelola.
Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energi dan keluaran energi. Hal ini menyebabkan terjadi kelebihan energi yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak.
Winra mengatakan gejala klinis pada anak obesitas dilihat dari wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap, pada leher tampak pendek, terdapat acanthosis nigricans (bercak kehitaman di belakang leher).
Kemudian pada dadanya terlihat membusung dengan payudara membesar dan napas berbunyi (mengi). Pada perut terlihat membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat.
“Pada ekstremitas sering juga tungkai berbentuk X akibat kenaikan berat badan yang sangat berlebihan dalam waktu yang singkat. Kemudian gerakan panggul terbatas, dan pada sistem reproduksi laki-laki penis tampak kecil,” kata Winra.
Walau begitu, untuk mengetahui lebih tepat terkait obesitas ini, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Hal ini berupa pemeriksaan antropometri yang mencakup berat badan, panjang badan atau tinggi badan, serta indeks massa tubuh.
Reporter: Benedikta DesideriaSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pastikan MPASI anak Anda diisi dengan makanan-makanan berkalori yang tepat.
Baca SelengkapnyaObesitas bisa menjadi masalah kesehatan yang memicu berbagai penyakit. Penting untuk membuat anak terhindar dari obesitas sejak mereka masih kecil.
Baca SelengkapnyaBerbagai makanan sehat yang bisa dikonsumsi untuk membantu menambah massa otot dan membentuk tubuh.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terdapat beberapa rekomendasi makanan padat anak saat tumbuh gigi yang sehat dan kaya nutrisi baik.
Baca SelengkapnyaPada anak yang pemilih makanan terdapat cara agar dia makan lebih sehat dan lahap.
Baca SelengkapnyaMemilih makanan yang tepat untuk anak-anak bukan hanya tentang pertumbuhan fisik mereka; ini juga sangat mempengaruhi perkembangan otak mereka.
Baca SelengkapnyaMakanan yang baik dikonsumsi saat buka puasa adalah makanan yang dapat memberikan energi cepat, mudah dicerna, dan kaya akan nutrisi penting.
Baca SelengkapnyaBagi anak yang belajar berpuasa, konsumsi makanan bernutrisi sangat penting dilakukan saat sahur dan berbuka.
Baca SelengkapnyaPada saat berbuka puasa, terdapat sejumlah makanan yang terbaik untuk dikonsumsi demi kesehatan dan kebugaran tubuh.
Baca Selengkapnya