Ini Penyebab Bayi Memiliki Kebiasaan Mengisap Jempol
Merdeka.com - Pada bayi dan anak-anak, salah satu kebiasaan yang umum dilakukan adalah mengisap jempol. Aktivitas mengisap ini sendiri sama seperti bayi mengisap ASI dan memberi kenyamanan pada dirinya.
Psikolog anak yang juga Co-Founder Children Cafe Nuri Indira Dewi, tujuan makan melalui air susu ibu (ASI) sampai kenyang, bayi merasa aman dan nyaman serta terlindungi dalam pelukan. Atas dasar itu kata Nuri, bayi dapat saja mempersepsikan kegiatan mengisap adalah kenyamanan.
"Dalam teori psikoseksual yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, usia 0-1,5 tahun termasuk dalam tahap oral. Di mana kesenangan dan kenyamanan bayi berpusat di area mulut," kata Nuri di Bandung.
Teori itu, kata Nuri, meyakini bahwa stimulasi oral dapat mengarah ke fiksasi oral di masa depan yaitu stimulasi yang kurang atau justru berlebih. Hal itu dapat menyebabkan seseorang tidak dapat maju ke tahap selanjutnya.
Akibatnya, tutur Nuri, muncul perilaku-perilaku pengganti seperti mengisap jempol atau menggigiti kuku. Perilaku-perilaku ini pada umumnya muncul saat stres atau cemas.
"Penjelasan teori itu, mungkin kita mengira mengisap jempol akibat dari kurang atau berlebihnya stimulasi oral. Namun ada pendapat lain yang merujuk pada kenyataan bahwa banyak bayi yang sudah melakukannya sejak dalam kandungan," kata Nuri.
Tetapi, lanjut Nuri, setelah lahir kebiasaan ini muncul kembali saat mereka sudah tidak mengisap botol atau puting susu ibunya. Nuri mengutip dari seorang psikolog yang juga penulis buku, Susan Heitler, yang menyebutkan melihat kebiasaan tersebut sebagai adiksi atau ketergantungan. Maka penangannya juga memerlukan pendekatan khusus.
Jika kebiasaan ini berhenti sebelum anak 5 tahun alias ketika gigi permanennya belum tumbuh, maka kondisi yang disebut malocclusion ini cenderung dapat diperbaiki dengan sendirinya.
"Menurut penelitian 40 persen anak masih mengisap jempol di usia 1 tahun, 20 persen di usia 5 tahun dan 5 persen di usia 10 tahun. Sebuah penelitian jangka panjang lain menunjukkan total 50 persen anak berhenti sendiri di usia 5 tahun, total 75 persen anak di usia 8 tahun dan total 90 persen di usia 10 tahun. Hingga dapat disimpulkan bahwa anak kita memerlukan bantuan bila ia masih mengisap jempol di usia 5 tahun ke atas," jelas Nuri.
Nuri menambahkan apabila kebiasaan ini telah bersifat adiktif, maka anak akan merasa tidak nyaman saat dirinya tidak mengisap jempolnya.
Reporter: Arie NugrahaSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak Perlu Terlalu Lama, Menyusui Bayi Cukup Dilakukan 15-30 Menit Saja
Pemberian ASI merupakan hal penting pada bayi. Dalam pemberiannya, dokter anak menyebut cukup dilakukan selama 15-30 menit.
Baca SelengkapnyaBayi Nangis Tak Henti-Henti? Bisa Jadi Mengalami Kolik
Kolik adalah kondisi ketika bayi yang sehat menangis dan disertai dengan rewel yang cukup intens dan berkepanjangan tanpa alasan yang jelas.
Baca SelengkapnyaDampak Membiarkan Bayi Menangis Terlalu Lama, Bisa Pengaruhi Kesehatan Mentalnya
Dampak membiarkan bayi menangis terlalu lama mungkin memang tidak terlihat langsung, namun bisa menjadi buruk jika kebiasaan ini tidak diperbaiki.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penyebab Anak Suka Memukul, Perlu Diwaspadai dan Dihindari Orangtua
Kebiasaan memukul merupakan suatu hal yang kerap dilakukan anak. Hal ini perlu diperhatikan dan dihindari oleh orangtua.
Baca SelengkapnyaMasih Menyusui Bayi, Ini Cara bagi Ibu agar Bisa Tidur Cukup
Ibu menyusui cenderung kekurangan tidur sehingga penting untuk melakukan sejumlah cara mengatasinya.
Baca Selengkapnya11 Cara Menambah Nafsu Makan Anak Secara Alami, Bisa Diterapkan Orang Tua
Sebagian orang tua mungkin pernah merasakan anak susah makan. Bahkan permasalahan itu masih dirasakannya hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaApakah Anak Bayi Kita Tidur Terlalu Lama? Ini Cara Mengetahuinya
Bayi yang baru lahir cenderung tidur dalam waktu yang cukup lama.
Baca SelengkapnyaKisah Pilu Anak di Surabaya Disiksa Ibu, Dipaksa Minum Air Panas hingga Dicabut Giginya Pakai Tang
Seorang ibu di Surabaya menyiksa anak kandungnya sendiri yang masih berumur 9 tahun secara sadis.
Baca Selengkapnya7 Kebiasaan Buruk yang Dapat Merusak Gigi Anak
Sejumlah hal kerap dilakukan oleh bayi dan anak dengan salah sehingga menyebabkan munculnya masalah.
Baca Selengkapnya