Merdeka.com - Sebuah eksperimen dilakukan pada seorang gadis kecil dengan memberikannya tiga biskuit. Tiga biskuit ini disarankan kepadanya untuk dibagikan kepada dua boneka, yaitu boneka buaya dan boneka beruang. Karena jumlah biskuit yang ganjil, si gadis tidak dapat membagi biskuit dengan adil. Sang gadis kecil kemudian mulai melakukan protes bahwa itu tidak adil. Karena boneka buaya mendapatkan dua biskuit dan boneka beruang hanya mendapatkan satu.

Saat sebuah solusi ditawarkan dengan membagi sebuah biskuit menjadi dua dan masing-masing boneka mendapatkan porsi 1,5 biskuit, sang gadis kecil langsung bersorak-sorai gembira. Dia mengatakan bahwa itu lebih adil untuk membagikan biskuit dengan sama rata.

Eksperimen yang dilakukan pada gadis kecil tersebut merupakan sebuah ilustrasi dari pengalaman banyak orang yang berkaitan dengan keadilan. Studi yang dilakukan menunjukkan bahwa orang akan memilih untuk menolak sebuah penawaran (termasuk masalah finansial) demi menghindari sebuah perlakukan tidak adil. Karena ketika seseorang menerima sebuah penawaran yang tidak adil, dia tidak akan merasa nyaman.

Dalam studi pemindai otak yang dilakukan, masalah ketidakadilan ini memicu aktivitas di daerah otak yang disebut dengan insula interior. Daerah otak insula interior ini biasanya bekerja saat dirangsang dengan aroma ataupun gambar yang menjijikkan. Masalah ketidakadilan ini meliputi banyak aspek seperti ketidakadilan dalam pembagian tugas, pilih kasih antara anak-anak, dan bahkan dalam pelayanan kesehatan.