Film bisa pengaruhi anak untuk merokok
Merdeka.com - Anda mungkin berpikir bahwa film adalah hal yang biasa dan tak berbahaya bagi anak-anak. Namun, jangan terburu-buru menyimpulkan. Faktanya, film bahkan bisa mempengaruhi perilaku dan gaya hidup anak dan remaja.
Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa film dengan karakter perokok bisa mempengaruhi anak untuk ikut menjadi perokok.
"Adegan merokok pada film sepertinya tak berpengaruh, terutama jika dikemas ala remaja," kata James Sargent, peneliti dari Geisei School of Medicine di Darmouth, Lebanon.
"Sepertinya ini adalah faktor 'keren'. Semakin sering mereka melihatnya, semakin mereka berpikir bahwa dengan merokok mereka akan terlihat seperti aktor film," katanya pada Reuters (09/07).
Sargent dan rekannya menghitung berapa banyak karakter perokok yang muncul dalam 500 film box office tahun lalu. Kemudian mereka menanyai 6.000 remaja Amerika berusia 10 - 14 tahun.
Hasilnya, anak-anak dan remaja yang melihat banyak adegan merokok cenderung meniru kebiasaan tersebut. Dari 500 adegan film, sekitar 33 - 49% anak akan mencoba merokok dalam rentang waktu dua tahun.
"Dari sini diketahui bahwa tayangan adegan merokok pada film merupakan faktor pemicu bagi anak-anak untuk ikut menerapkan kebiasaan tersebut," kata Brian Primack, kepala program untuk Research on Media and Health di University of Pittsburgh School of Medicine.
Namun, peneliti lain yang tak terlibat dalam penelitian masih meragukan apakah dengan mengurangi adegan merokok pada film untuk remaja bisa benar-benar menangani masalah remaja yang merokok.
Matthew Farrely, peneliti dari RTI di research Triangle Park, Carolina Utara, mengatakan bahwa penelitian ini telah melihat ke arah yang benar, namun dia tidak yakin apakah hasil penelitian ini benar-benar memberikan jaminan mengenai keputusan anak dan remaja untuk merokok.
Farrely berharap para ilmuwan melakukan penelitian lanjutan untuk benar-benar memperjelas kaitan antara adegan merokok dalam film dengan keputusan remaja untuk merokok.
"Meski hasil penelitian ini masuk akal, saya berpikir bahwa kaitan antara adegan merokok dengan kebiasaan merokok remaja agak dilebih-lebihkan," katanya.
(mdk/kun)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelum mulai bersekolah ada hal yang harus dipersiapkan orangtua agar bisa dilakukan anak.
Baca SelengkapnyaWalau anak laki-laki kerap tidak dibolehkan untuk menangis, namun menangis ternyata penting untuk bisa tetap dilakukan anak laki-laki.
Baca SelengkapnyaPecah rekor, film Indonesia tahun 2024 tembus 55 juta penonton. Terbanyak sepanjang sejarah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kebiasaan memukul merupakan suatu hal yang kerap dilakukan anak. Hal ini perlu diperhatikan dan dihindari oleh orangtua.
Baca SelengkapnyaBagi orangtua yang ingin mengajak anaknya melakukan perjalanan mudik secara cukup jauh, terdapat sejumlah hal yang harus diperhatikan.
Baca SelengkapnyaOrangtua memiliki peran yang besar dalam membentuk kecerdasan anak terutama sejak usia anak masih dini.
Baca SelengkapnyaDi usianya yang kini genap 41 tahun dan telah dikaruniai dua orang anak, nampak tak banyak yang berubah dari penampilan Uut Permatasari.
Baca SelengkapnyaMelihat perilaku anak yang tidak bisa diam, membuat orang tua kerap menduga anak hiperaktif. Apa penyebabnya?
Baca SelengkapnyaMengenalkan buku pada anak merupakan langkah awal yang menentukan dalam membentuk kebiasaan membaca dan cinta literasi yang akan bertahan seumur hidup.
Baca Selengkapnya