Dokter Paru Masih Belum Ketahui Kapan Persebaran Virus Corona Bakal Usai
Merdeka.com - Infeksi novel coronavirus (2019-nCoV) atau lebih dikenal dengan virus corona telah menjadi teror bagi banyak orang beberapa waktu belakangan. Hal ini menimbulkan tanda tanya mengenai kapan waktu berakhirnya wabah ini.
Ketua Umum Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan mengatakan, karena wabah infeksi Novel Coronavirus masih baru, belum bisa dinyatakan dengan tepat kapan heboh virus corona akan berakhir.
"Kalau pengalaman dengan flu burung yang highly pathogenic, itu dua sampai tiga tahun. Mers-CoV di bawah itu. SARS juga lebih pendek lagi," kata Erlina .
Erlina mengatakan bahwa infeksi novel coronavirus memiliki transimisi yang cepat. Ini juga membuat sulitnya menentukan kapan wabah akan dinyatakan usai.
"Saya selalu katakan, Novel Coronavirus ini, strain yang baru, makhluk baru. New kids in the block," kata Erlina.
Virus Harus Dimatikan
Erlina mengatakan bahwa kasus infeksi novel coronavirus memang memiliki transmisi penularan yang cepat.
"Tapi dari sisi patogeniknya atau virulensi ini tidak separah atau tidak mematikan. Karena fatality rate-nya lebih rendah dibandingkan SARS atau Mers-CoV," ujarnya
Dia menjelaskan, SARS memilki tingkat kematian hingga 10 persen. Sementara Mers-CoV mencapai 35 hingga 37 persen. Sementara, infeksi novel coronavirus terbilang kecil tidak sampai tiga persen.
Walaupun begitu, menurutnya, virus ini haruslah dimatikan. Hal tersebut agar tidak membuatnya berubah menjadi lebih kuat.
"Jadi virusnya harus dimatikan jangan dilemahkan. Karena what does not kill me, will make me stronger," kata Erlina senantiasa berseloroh.
Reporter: Giovani Dio PrasastiSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaSelesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tim dokter saat ini masih melakukan perawatan dan observasi terkait kemungkinan gejala sisa.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaGejala radang tenggorokan adalah kondisi yang umum terjadi di mana tenggorokan mengalami peradangan akibat infeksi virus atau bakteri.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca Selengkapnya