Disleksia: Penyebab dan gejalanya
Merdeka.com - Disleksia sering gagal terdeteksi oleh orang tua. Mereka pun cenderung menganggap anak lambat belajar atau tidak cukup berusaha untuk maju. Kenyataannya, disleksia adalah gangguan perkembangan saraf yang sebenarnya bisa diperbaiki dengan bantuan dan bimbingan yang tepat.
Penasaran tentang disleksia selengkapnya? Simak penjelasannya seperti yang dilansir dari Health Me Up berikut ini.
Apa itu disleksia?Menurut dokter anak Dr Anjana Thadhani, disleksia adalah gangguan perkembangan saraf yang muncul sejak anak dilahirkan. Setidaknya disleksia diderita oleh 10 persen anak yang bersekolah. Baik laki-laki atau perempuan bisa menderita disleksia.
Apa penyebab disleksia?Beberapa faktor penyebab disleksia adalah situasi akademik, rangsangan lingkungan, dan potensi anak. Gen juga diduga menjadi penyebab utama dari disleksia. Belum jelas penyebab dari disleksia yang sesungguhnya. Namun sedikit gangguan pada otak ketika hamil, melahirkan atau tumbuh kembang bisa meningkatkan risiko disleksia.
Apa saja jenis disleksia?Disleksia bisa dibedakan menjadi tiga jenis, Dysgraphia (kesulitan menulis), Dyscalculia (kesulitan menghitung), dan Dyslexia (kesulitan membaca).
Apa gejala disleksia?Gejala dari disleksia cukup bervariasi. Seorang anak bisa saja memiliki nilai akademik yang berbeda dan masalah perilaku sehingga membuat disleksia tidak diketahui. Disleksia bahkan sering gagal dideteksi. Terkadang anak yang berperilaku baik dan tampak cerdas justru memiliki nilai buruk di sekolah.
Namun orang tua perlu waspada ketika anak benci aktivitas membaca keras atau sering salah ejaan ketika menulis. Termasuk kesulitan anak dalam memahami konsep berhitung, bentuk tabel, dan mengurutkan angka.
Bagaimana cara mengatasinya?Cek mata dan telinga bisa dilakukan untuk memastikan kondisi anak. Jika ingin memahami lebih detail, evaluasi belajar anak bisa diketahui melalui tes IQ. Yang penting orang tua perlu menyadari bahwa anak sebaiknya didampingi ketika belajar dan membutuhkan bantuan.
Itulah penjelasan mengenai disleksia. Jangan sepelekan masalah yang dihadapi anak dan bantu mereka mengatasinya.
Baca juga:Bakteri dalam usus bisa pengaruhi pertumbuhan bayiKongo, tempat terburuk untuk ibu dan anakASI mampu selamatkan nyawa bayi prematurDot hindarkan bayi dari sindrom kematian mendadakBersihkan dot dengan cara mengisap jauhkan anak dari asma
(mdk/riz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gejala selesma pada anak biasanya meliputi bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, hingga demam ringan. Namun kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya.
Baca SelengkapnyaPada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.
Baca SelengkapnyaWalau anak laki-laki kerap tidak dibolehkan untuk menangis, namun menangis ternyata penting untuk bisa tetap dilakukan anak laki-laki.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengatasi anak yang malas belajar memerlukan pemahaman mengenai penyebab yang mendasarinya.
Baca SelengkapnyaInfeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit yang sering menjangkiti si kecil.
Baca SelengkapnyaKecerdasan pada anak memiliki bentuk yang berbeda-beda satu sama lain. Ketahui sejumlah jenis kecerdasan pada anak.
Baca SelengkapnyaOrangtua memiliki peran yang besar dalam membentuk kecerdasan anak terutama sejak usia anak masih dini.
Baca SelengkapnyaTerdapat cara yang bisa diterapkan oleh orangtua untuk menghilangkan sejumlah kebiasaan buruk yang dimiliki oleh anak.
Baca SelengkapnyaSebelum mulai bersekolah ada hal yang harus dipersiapkan orangtua agar bisa dilakukan anak.
Baca Selengkapnya