Bersikap keras bikin anak tak bahagia
Merdeka.com - Baru-baru ini ada penelitian yang menyebutkan bahwa ketika anak menangis di malam hari, orang tua sebaiknya membiarkannya. Anak diketahui memiliki kemampuan untuk menenangkan diri mereka sendiri.
Namun, hasil penelitian ini disanggah oleh peneliti di University of Notre Dame's Center for children and Families. Profesor psikolog di Notre Dame menjelaskan bahwa mengatur waktu luang anak dengan terlalu ketat, bersikap tegas dan keras dengan membiarkan anak terus menangis bisa berdampak buruk pada kepribadian anak. Anak yang dibesarkan dengan cara ini kemungkinan tumbuh menjadi anak yang tak bahagia dan agresif.
"Anak-anak saat ini lebih buruk dibandingkan dengan anak-anak 50 tahun lalu," ungkap profesor psikologi Darcia Narvaez, seperti dilansir oleh NY Daily News (09/01).
Menurutnya saat ini terdapat banyak kepercayaan menyesatkan yang dipercaya oleh orang tua terkait dengan perawatan anak. Misalkan adalah memberikan anak ruangan sendiri, menghukum dengan mengunci anak di kamar, serta kepercayaan bahwa terlalu cepat merespon tangisan bayi akan memanjakan mereka.
Metode tersebut diperkirakan menyebabkan rasa cemas dan depresi pada anak di segala usia. Kemudian akan meningkatkan perilaku agresif, tidak patuh, serta menurunkan rasa simpati mereka pada orang lain.
Saat ini juga banyak orang tua yang tidak menggendong anaknya. Mereka meletakkan anak di kereta bayi, atau menempatkan mereka di tempat duduk bayi. Bahkan saat ini jumlah ibu yang menyusui bayi mereka secara eksklusif juga sudah berkurang.
Ilmuwan menjelaskan bahwa adanya sentuhan yang konstan dari orang tua sangat mempengaruhi perkembangan kesadaran anak. Sentuhan orang tua juga berkaitan dengan cara bayi mengatasi stres, serta mengembangkan kontrol diri dan empati.
Tak hanya masalah membiarkan bayi menangis, mengatur jam senggang anak-anak, seperti menyuruh mereka ikut les piano, sepak bola, balet, atau olahraga lainnya juga mempengaruhi perkembangan emosional anak. Dibanding anak yang memiliki jadwal ketat, anak yang bebas bermain di waktu senggangnya memiliki tingkat kreativitas, kemampuan bersosialisasi, dan kontrol diri yang lebih baik.
Membiarkan anak diasuh selain oleh orang tua, misalkan menitipkan anak pada paman, bibi, kakek, nenek, babysitter, atau teman juga bisa mempengaruhi IQ, rasa percaya diri, dan empati anak ketika dewasa.
(mdk/kun)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kecerdasan pada anak memiliki bentuk yang berbeda-beda satu sama lain. Ketahui sejumlah jenis kecerdasan pada anak.
Baca SelengkapnyaGejala selesma pada anak biasanya meliputi bersin, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, hingga demam ringan. Namun kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya.
Baca SelengkapnyaMunculnya karakter anak perlu dikenali oleh orangtua untuk menentukan cara parenting yang tepat bagi perkembangan buah hati.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Orangtua memiliki peran yang besar dalam membentuk kecerdasan anak terutama sejak usia anak masih dini.
Baca SelengkapnyaKeterlambatan bicara pada anak dapat dapat menjadi sumber kekhawatiran bagi orang tua.
Baca SelengkapnyaTemperamen seorang anak biasanya sudah mulai tampak sejak usia dini. Mendidik anak agar mampu bersabar bisa menjadi modal utama untuk di kemudian hari.
Baca SelengkapnyaCara meningkatkan kecerdasan anak, latih dia sedini mungkin.
Baca SelengkapnyaWalau anak laki-laki kerap tidak dibolehkan untuk menangis, namun menangis ternyata penting untuk bisa tetap dilakukan anak laki-laki.
Baca SelengkapnyaMembesarkan anak laki-laki yang tangguh dan tidak cengeng merupakan hal yang bisa diupayakan.
Baca Selengkapnya