Bagaimana Membedakan Pilek dan Covid-19?
Merdeka.com - Pandemi covid-19 membuat kita sulit menerka sakit apa yang sedang kita alami. Banyak gejala-gejala seperti flu atau batuk yang dulu hanya sekedar sakit flu biasa, kini bisa saja kita terinfeksi virus covid-19. Dengan gejala yang sama, untuk bisa menentukan sakit yang kita rasakan adalah dengan tes.
Sebelum pandemi covid-19 menyerang, jika pilek dan sakit kepala, kita hanya mengira sedang pilek biasa dan mungkin akan mengabaikannya begitu saja, bahkan jika badan terasa tidak enak. Tapi saat pandemi covid-19 ini, bagaimana cara membedakan gejalanya?
Intinya, hal tersebut tidak bisa dibedakan. Karena meskipun gejala demam adalah sakit kepala, sakit tenggorokan dan pilek, namun gejala-gejala tersebut juga menjadi beberapa gejala utama covid-19.
Bukti yang berkembang menunjukkan, meski orang sudah mendapatkan dua dosis vaksin covid-19, biasanya akan menunjukkan gejala yang tidak terlalu parah seperti sakit kepala, pilek, bersin, sakit tenggorokan bahkan kehilangan penciuman. Hidung berair dan sakit kepala adalah gejala dari banyak infeksi, tapi mungkin juga merupakan gejala pertama dan satu-satunya dari covid-19.
Dilansir dari Fimela.com, berikut beberapa gejala covid-19 paling umum yang harus diwaspadai.
1. Sakit kepala
Meskipun banyak orang tidak menyadari, ini adalah salah satu tanda paling awal dan lebih umum daripada gejala batuk, demam, dan kehilangan penciuman.
Studi menemukan sakit kepala akibat COVID-19 cenderung nyeri sedang hingga berat, terjadi di kedua sisi kepala, bisa berlangsung lebih dari 3 hari, dan cenderung menjadi resisten terhadap obat penghilang rasa sakit biasa.
2. Hidung meler
Prevalensi COVID-19 adalah faktor ketika tingkat sedang tinggi, kemungkinan pilek karena COVID-19 juga tinggi. Tapi, saat tingkat COVID-19 rendah, pilek lebih rendah kemungkinannya disebabkan oleh COVID-19 dan lebih mungkin disebabkan oleh pilek atau alergi.
3. Bersin
Bersin lebih dari biasanya bisa menjadi tanda COVID-19 pada orang yang telah divaksinasi, walaupun bersin jauh lebih mungkin menjadi tanda pilek atau alergi. Meski banyak orang dengan COVID-19 mungkin mengalami bersin, ini bukan gejala yang pasti karena bersin sangat umum.
4. Sakit tenggorokan
Banyak orang dengan COVID-19 melaporkan bahwa mereka mengalami sakit tenggorokan yang terasa mirip dengan yang mereka alami saat pilek atau radang tenggorokan. Sakit tenggorokan terkait COVID-19 cenderung ringan dan berlangsung tidak lebih dari 5 hari.
5 Hilangnya penciuman
Ini adalah salah satu gejala COVID-19 yang lebih terkenal dan walaupun orang yang mengidap COVID-19 mungkin tidak kehilangan indra penciuman mereka sepenuhnya, gejala ini mungkin berubah.
Untuk memastikan kita mengalami pilek biasa atau terinfeksi covid-19, Alex Richter, seorang profesor imunologi klinis di University of Birmingham menyarankan untuk melakukan tes PCR, karena tidak mungkin membedakan keduanya secara klinis karena keduanya hadir sangat mirip.
Fimela.com/Annissa Wulan
(mdk/ttm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaMasalah selesma yang memicu batuk pilek pada anak bisa sembuh sendiri dalam 7-10 hari sehingga tidak perlu terlalu dikhawatirkan orangtua.
Baca SelengkapnyaImbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaSistem kekebalan tubuh yang belum sempurna serta usia anak menyebabkan kondisi batuk pilek rentan terjadi pada anak. Ketahui cara tepat untuk menanganinya.
Baca SelengkapnyaPenyakit yang tampaknya tidak berbahaya sekalipun dapat menimbulkan konsekuensi yang parah jika tidak ditangani atau diabaikan.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca Selengkapnya