Yenny Wahid prediksi partai pengusung di Pilgub Jatim pakai isu agama
Merdeka.com - Direktur Wahid Institute Zannuba Ariffah Chafsoh atau yang akrab disapa Yenny Wahid mengatakan di Pilgub Jawa Timur (Jatim) 2018 akan tetap diwarnai isu agama. Perbedaannya isu agama itu, kata Yenny, muncul dari partai pengusung dan bukan dari kandidat yang bertarung di Pilgub Jatim.
"Kalau saya melihat tetap pada isu-isu agama itu juga akan mewarnai. Bukan karena faktor kandidatnya karena kandidatnya semuanya muslim tetapi faktor partai pengusung itu lebih akan digoreng untuk menjadi isu agama juga," kata Yenny di Wahid Institute, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (4/1).
Selain isu agama, perpecahan antara kubu menurutnya juga akan terjadi. Perpecahan itu kata dia bisa menimbulkan konflik internal di masyarakat.
"Kemudian kubu-kubuan itu otomatis, ketika orang memihak dan kemudian pemihakannya dilakukan secara personal, baper, nah ya sudah itu sudah potensi bahkan konflik di tengah keluarga pun bisa terjadi," ungkapnya.
Tambahnya, suara masyarakat khususnya dari Nahdlatul Ulama (NU) di Pilgub Jatim juga akan tetap terpecah. Sebab dua kandidat di Pilgub tersebut adalah kangan NU yakni Khofifah Indar Parawansa dan Saifullah Yusuf alias Gus Ipul.
"Suara NU jelas akan terpecah. Karena ada dua kandidat dari NU," ujarnya.
Putri kedua Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid ini menyarankan harus ada pihak yang menjadi penengah di tengah konflik. Kemudian, masyarakat juga harus lebih pandai memilah informasi yang ada.
"Untuk itu harus ada orang atau kelompok yang aktif ataupun upaya konflik yang mungkin terjadi. Dan harus dilakukan secara sadar secara aktif juga jangan cuma dibiarin saja dinamika yang terjadi," ucapnya.
"Tetapi kita mesti kritis kita harus memasang filter informasi yang masuk," tandasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepala BPIP Yudian Wahyudi berharap pihaknya bisa ikut menjaga suasana damai dan kondusifitas Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaYaqut mengatakan, pemilu sebagai pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali sehingga dijalankan dengan penuh riang gembira.
Baca SelengkapnyaJangan larut pada perbedaan pandangan politik, karena tujuan pesta demokrasi bukan untuk memecah belah
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cak Imin menegaskan partainya terbuka berkoalisi dengan partai politik manapun.
Baca SelengkapnyaUmpatan belimbing sayur yang dialamatkan kepada Gibran pun sirna.
Baca SelengkapnyaMasyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaKetua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari dinyatakan melanggar Kode Etik Penyelenggara Pemilu oleh DKPP terkait pencalonan Gibran
Baca SelengkapnyaKebijakan diputuskan sesuai dengan aspirasi publik.
Baca SelengkapnyaMunir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
Baca Selengkapnya