Soeharto, Semar dan pelimpahan kekuasaan
Merdeka.com - Sudah jamak diketahui bahwa presiden kedua republik ini, Soeharto sangat menyukai wayang. Bahkan, Soeharto juga memiliki tokoh idola dalam dunia pewayangan.
Bukan arjuna yang terkenal tampan dan sakti mandraguna atau Bima yang kuat, berani, suci dan gagah perkasa, tetapi Semarlah idola jenderal yang dikenal murah senyum itu.
Soeharto pun berupaya membangun pencitraan bahwa ia adalah pengejawantahan dari sosok semar, seorang tokoh kawula (batur atau pembantu) namun memiliki kualitas dan kesaktian lebih tinggi dari para dewa sekali pun.
Sebagai tokoh Semar, Soeharto selalu berusaha memposisikan diri sebagai 'manusia setengah dewa', yang artinya adalah sabda pandita ratu. Tak heran bila semua titah dan ucapannya harus menjadi hukum atau undang-undang negara dan dilaksanakan.
Bahkan untuk mempopulerkan dirinya, lakon wayang 'Semar Mbangun Kahyangan' menjadi cerita wayang yang paling digandrungi dan paling sering ditampilkan di era Orde Baru. Hampir tiap pekan di layar kaca televisi ditayangkan tentang cerita tersebut. Bahkan tak jarang cerita Semar Mbangun Kahyangan ini pun digelar di Istana Negara.
Lakon tersebut seolah juga ingin bercerita Soeharto yang sedang ingin membangun Republik Indonesia. Tak heran gelar bapak pembangunan pun gencarnya dipromosikan ke seluruh pelosok negara melalui media publik seperti televisi, radio maupun koran.
Tak hanya itu, pada 16 Mei 1974 Soeharto membuat sebuah yayasan nirlaba yang diberi nama Supersemar. Yayasan yang diambil dari tokoh pewayangan ini yang bertujuan membantu dunia pendidikan di Indonesia dengan bantuan pemberian beasiswa.
Tahun 2007, yayasan ini dan Soeharto digugat Kejaksaan Agung karena diduga telah menyalahgunakan dana donasi dari pemerintah yang besarnya mencapai Rp 1,5 triliun. Namun hanya Yayasan Supersemar yang terbukti bersalah dan diharuskan mengembalikan kerugian negara sebesar Rp 185,92 miliar.
Jelang peringatan 14 tahun tumbangnya orde baru, masyarakat kembali dikejutkan dengan tokoh semar. Sesosok awan yang menyerupai semar terlihat jelas di puncak gunung Sumbing.
Kemunculan sosok semar ini pun dinilai bukan sekadar kebetulan, tetapi memiliki makna. Sama seperti ketika awan hitam berbentuk petruk muncul di atas Gunung Merapi, tak lama kemudian gunung pembatas provinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah itu pun meletus dasyat.
Lalu bagimana dengan semar? Orang Jawa menyakini, Semar adalah sang penuntun. Munculnya Semar diyakini akan terjadi kekacauan dan pelimpahan kepemimpinan. Benarkah akan ada pelimpahan kekuasaan?
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak disangka, Ibu Tien Soeharto hanya ingin diwawancara oleh pemuda ini. Siapakah dia? Berikut sosoknya.
Baca SelengkapnyaJarang tersorot, berikut adalah potret kebersamaan enam anak Presiden Soeharto.
Baca SelengkapnyaIni merupkan sebuah peristiwa sejarah di era Orde Baru yang mungkin tidak banyak orang ketahui.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sesaat setelah diberi pangkat, Soeharto mengabadikan momen dengan sosok jenderal bintang 4.
Baca SelengkapnyaJarang tersorot, berikut adalah potret kebersamaan enam anak Presiden Soeharto.
Baca SelengkapnyaTitiek pernah menjadi istri Prabowo Subianto. Namun keduanya memutuskan berpisah.
Baca SelengkapnyaTak ada lampu, hanya beberapa lilin karena Solo mesti digelapkan saat malam pernikahan Soeharto.
Baca SelengkapnyaIni kesaksian Soeharto saat revolusi terjadi. Apa yang sedang dikerjakannya?
Baca SelengkapnyaPotret Didit saat masih remaja dengan rambut tebal dan belah tengah banjir pujian.
Baca Selengkapnya