Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sinyal Golkar ingin kadernya jadi wakil Ahok

Sinyal Golkar ingin kadernya jadi wakil Ahok Musda Golkar. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri soal siapa calon yang akan diusung dalam Pilgub DKI 2017 kini ditunggu banyak pihak. Bukan hanya siapa yang menjadi penantang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, tapi keputusan itu juga akan menentukan siapa bakal cawagub yang akan mendampingi. Mengaku menyerahkan sepenuhnya kepada Ahok, Partai Golkar belakangan memberikan sinyal ingin kadernya menjadi cawagub.

Dalam koalisi tiga parpol pendukung Ahok, Partai Golkar yang hanya memiliki 9 kursi di DPRD dibanding Hanura (10 kursi), dan Partai NasDem (5 kursi), tampak dominan. Tim pemenangan Ahok pun dipimpin Politikus Golkar Nusron Wahid.

Belakangan, muncul isu jika Golkar menyiapkan kadernya sebagai kandidat cawagub untuk berpasangan dengan Ahok. Meski sebelumnya Ahok sudah menyatakan akan menggandeng Kepala BPKAD Pemprov DKI Heru Budi Hartono ketika menyiapkan berkas untuk maju melalui jalur perseorangan.

Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta Fayakhun Andriardi yang membocorkan sedikit soal survei itu. Menurut dia, survei itu sudah disodorkan kepada Ahok. Tinggal Ahok yang memilih mana calon wagub terbaik menurutnya. "Ahok sudah pegang data surveinya," kata Fayakhun kepada merdeka.com, Selasa (9/8).

Dia tak mau mengungkap, siapa-siapa saja yang masuk survei internal Golkar itu. Dia hanya menyatakan, di survei itu terlihat, Ahok lebih cocok disandingkan dengan Djarot Saiful Hidayat atau Heru Budi Hartono.

Dia juga mengakui, dalam survei itu ada nama kader Golkar yang disandingkan dengan Ahok. Sayang, lagi-lagi dia tak menyebut siapa orang itu. "Saya belum bisa buka, itu data internal partai," cetus dia.

"Biar Bung Ahok yang pilih sendiri," tukasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto mengaku Golkar tidak akan ikut campur dalam pemilihan wakil Ahok. Namun seolah memberikan sinyal, pendamping Ahok akan berasal dari partai politik.

"Kalau itu saya serahkan kepada Ahok. Yang jelas pak Ahok bersama-sama tim parpol Hanura, Golkar dan NasDem, itu selalu bersama-sama untuk memikirkan. Tapi kita semua serahkan ke Ahok. Ya saya yakin pasti dari partai," kata Setya di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Jumat (12/8).

Sedangkan Ketua Tim Pemenangan Ahok di Pilkada Jakarta dari Partai Golkar, Nusron Wahid mengatakan pihaknya telah melakukan simulasi soal bakal calon pendamping Ahok.

Simulasi itu, kata Nusron, partai menyiapkan dua opsi. Pertama, apabila PDIP enggan bergabung, pihaknya menyarankan Ahok untuk memilih Heru sebagai wakilnya. Kedua, jika PDIP merapat ke partai pendukung Ahok, maka pihaknya ingin Djarot Saiful Hidayat yang ditunjuk.

"Hanya memang sudah ada beberapa simulasi. Simulasi pertama adalah kalau PDIP tidak ikut gabung, maka wakilnya tetep Heru. Tapi kalau PDIP gabung dan menyodorkan nama Pak Djarot kita welcome dan kita juga hormati keputusan itu," ujarnya.

Nusron menyebut tidak ada satu pun kader Golkar yang diusulkan untuk menjadi wakil Ahok di Pilgub DKI. Untuk urusan wakil, pihaknya memberikan kebebasan seutuhnya kepada Ahok untuk memilih.

"Enggak ada. Enggak ada. Enggak ada," kata Nusron.

Informasi yang beredar, salah satu nama kader Golkar yang diusulkan di survei tersebut, nama kader Golkar Nurul Arifin disebut-sebut masuk dalam salah satu calon pendamping Ahok. Hal itu pun dibantah Nurul. Nurul memastikan kabar pencalonan dirinya sebagai wakil gubernur Ahok hanya gosip.

"Itu cuman gosip, karena kami memberikan keleluasaan kepada Pak Ahok untuk menentukan cawagubnya. Dan juga memberikan mandatnya kepada DPD DKI. Jadi pusat hanya menyetujui, untuk kewenangannya itu ada di DPD DKI Pak Fayakhun," pungkasnya.

(mdk/bal)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Blak-blakan Ridwan Hisjam soal Jokowi Kader Golkar Sejak 1997, Bikin KTA Tak Susah

Blak-blakan Ridwan Hisjam soal Jokowi Kader Golkar Sejak 1997, Bikin KTA Tak Susah

Lazimnya, seorang kader yang tergabung di sebuah partai pastinya memiliki kartu tanda anggota (KTA) untuk memastikan dia adalah kader yang sah.

Baca Selengkapnya
Reaksi Airlangga Hartarto Dengar Isu Jokowi dan Gibran Kandidat Ketum Golkar

Reaksi Airlangga Hartarto Dengar Isu Jokowi dan Gibran Kandidat Ketum Golkar

Airlangga menanggapi muncul nama Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, Agus Gumiwang, hingga Bahlil Lahadalia jadi calon Ketum Golkar.

Baca Selengkapnya
Ahok Kembali ke Politik, Timnas AMIN: Kalau Mengikuti Perubahan Menguntungkan Buat 01

Ahok Kembali ke Politik, Timnas AMIN: Kalau Mengikuti Perubahan Menguntungkan Buat 01

Ahok bakal fokus memenangkan Ganjar-Mahfud di Jakarta.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Golkar Siapkan Ridwan Kamil untuk Pilkada Jakarta, Bobby Nasution di Sumut, dan Khofifah Cagub Jatim

Golkar Siapkan Ridwan Kamil untuk Pilkada Jakarta, Bobby Nasution di Sumut, dan Khofifah Cagub Jatim

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto telah memberi penugasan kepada sejumlah figur untuk mengemban tugas sebagai calon kepala daerah pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya
Golkar Tidak Keberatan Jika Ada Partai Baru Bergabung dengan Koalisi Prabowo

Golkar Tidak Keberatan Jika Ada Partai Baru Bergabung dengan Koalisi Prabowo

Kendati demikian, Golkar mengaku tak mengetahui siapa partai politik yang akan bergabung dengan KIM.

Baca Selengkapnya
Jokowi Jawab soal Isu akan Gabung Golkar

Jokowi Jawab soal Isu akan Gabung Golkar

Golkar menyambut baik jika benar Jokowi ingin bergabung dengan partai berlambang pohon beringin itu.

Baca Selengkapnya
Ahok Ungkap Jokowi Pernah Memintanya Mundur dari Pencalonan Gubernur DKI

Ahok Ungkap Jokowi Pernah Memintanya Mundur dari Pencalonan Gubernur DKI

Ahok menceritakan hanya Megawati yang mendukungnya sebagai Cagub DKI.

Baca Selengkapnya
Ahok: Saya Mau Ikut Kampanye Ganjar, tapi Dilarang Undang-Undang

Ahok: Saya Mau Ikut Kampanye Ganjar, tapi Dilarang Undang-Undang

Ahok mengaku ingin ikut mengampanyekan Ganjar-Mahfud.

Baca Selengkapnya