Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sesumbar Yusril mau nyapres lagi di 2019 sampai sindir Jokowi

Sesumbar Yusril mau nyapres lagi di 2019 sampai sindir Jokowi Yusril Ihza Mahendra . ©2014 merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman

Merdeka.com - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra kembali mengkritik kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan dalam kesempatan ini, Yusril menyatakan niatnya untuk maju menjadi capres pada Pemilu 2019 mendatang.

Yusril menyoroti sikap Jokowi yang kerap blusukan dan membagi-bagikan beras kepada rakyat. Menurut dia, itu bukan tugas seorang presiden.

Dia ingin Jokowi fokus kepada hal-hal besar. Misalnya saja, ekonomi Indonesia yang terus merosot sejak satu tahun terakhir. Harga bahan pokok dan daya beli masyarakat yang mulai menurun.

"Jangan jadi presiden kalau hanya datang bagi-bagi beras 5 kilogram," kritik Yusril.

Di sisi lain, Yusril mengklaim dikenal oleh berbagai kalangan hingga ke pelosok Papua. Karena itu dia berniat maju menjadi capres di Pemilu 2019 mendatang.

Berikut kritik Yusril kepada Jokowi hingga niatannya maju jadi capres di pemilu yang akan datang:

Mau nyapres di 2019, Yusril klaim terkenal di semua kalangan

Yusril Ihza Mahendra mengatakan di Pilpres 2019 mendatang, politik pencitraan sudah tidak lagi laku. Dia menilai masyarakat sudah cerdas menilai dengan melihat dan membaca media."Televisi dan media sudah begitu luar biasa, orang juga bisa melihat, apa sih dibicarakan, jadi saya pikir tak bisa lagi kayak kemarin pencitraan-pencitraan begitu yang tidak menyelesaikan apa-apa, mudah-mudahan rakyat sudah cukup belajar," ucap Yusril tegas Yusril pada acara pembukaan kegiatan Orientasi Kepengurusan Partai (OKP) PBB di NAM Center Hotel, jalan Angkasa No.6 Blok B 10, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (19/9).Selain itu, Yusril tidak menampik bakal maju menjadi capres 2019 karena dirinya menganggap sudah populer baik di kalangan atas sampai kalangan bawah."Saya akan maju (jadi Capres). Saya pikir, saya tidak ambil underestimate, kalau saya tidak terkenal maka akan abstain, coba dilihat di pedalaman Papua pasti masih bisa dapat suara, orang berpikir hanya kalangan atas yang kenal saya, karena saya profesor. Justru kalau saya jalan-jalan ke pedalaman Papua, pasar ikan, orang kenal semua," ujar Yusril.Yusril juga mengklaim kader Partai Bulan Bintang masih bersih dari praktik korupsi dan kejahatan asusila karena berpegang teguh pada pada kode etik kepartaian dan perjuangan partai. Sehingga dipastikan kepercayaan masyarakat terhadap partai berlambang bulan dan bintang itu masih tinggi dan akan memuluskan ke pemilu 2019.Untuk saat ini, PBB masih berfokus pada kesiapan Pemilu 2019 mendatang, dia juga berpesan masyarakat agar cerdas dalam memilih pemimpin (Presiden) sehingga krisis ekonomi yang melanda negeri ini tak terulang kembali pada pemerintahan selanjutnya."Tahun 2019 kan pemilu serentak, jadi pilpres, pileg, pilkada, target kita ikut pemilu dahulu. Kalau ikut pemilu kan bisa ikut langsung maju ke pilpres. Mudah-mudahan sekali ini masyarakat lebih cerdas, kita tak bisa lagi pemimpin kayak sekarang, arahnya tak jelas begini, tidak menimbulkan kepercayaan baik, di dalam maupun di luar negeri. Buktinya krisis sekarang walaupun ada program pemerintah untuk mengatasi tapi kan tidak bisa membangun suatu confident (percaya diri)," tutupnya.

Yusril kritik Jokowi: Jangan jadi presiden kalau datang bagiin beras

Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra mengkritik Presiden Joko Widodo yang kerap bagi-bagi sembako dan blusukan. Menurut dia, ada banyak persoalan yang harus diselesaikan, terutama sektor ekonomi."Jangan jadi presiden kalau hanya datang bagi-bagi beras 5 kilogram. Orang kecil di kampung saya, padahal itu daerah yang cukup kuat (sumber kekayaan alam) sebenarnya, ingin melaut angin kencang, kalaupun melaut dapat ikan siapa yang beli, karena daya beli masyarakat menurun luar biasa, kelapa sawit yang dibanggakan anjlok harganya. Kan harus ada solusinya, harus segera diselesaikan," tegas Yusril saat ditemui awak media pada acara pembukaan kegiatan Orientasi Kepengurusan Partai (OKP) PBB di NAM Center Hotel, jalan Angkasa No 6 Blok B 10, Kota Baru, Kemayoran, Sabtu (19/9).Ketika terjadi seperti sekarang, lanjut Yusril, ekonomi mengalami perlambatan, paceklik, dolar naik, tambang tak bisa dibuka dan presiden datang terus bagi-bagi sembako. "Munculnya di saat dia membutuhkan rakyat saja, itu tidak menyelesaikan masalah, harus ada kebijakan yang bisa menyelesaikan masalah ini," katanya."Kemarau masih akan berlanjut, paceklik akan pasti terjadi di daerah, stok pangan berkurang, keadaan akan begitu, kan harus ada solusi. Memang keadaan global mempengaruhi dalam negeri, tapi kita sendiri harus punya kesiapan, menghadapi itu, jadi ini semua bertentangan, mau berdikari mau apa non sen semua, ketergantungan dengan luar negeri sangat besar, pinjaman besar dengan dalih invetasi," pungkasnya.

Yusril klaim sumber daya manusia PBB lebih kuat dari PDIP

Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra mengklaim dari segi sumber daya manusia, kader PBB lebih kuat daripada PDIP. Hanya saja PBB tidak seperti dulu lagi yang memiliki basis perjuangan sampai akar rumput."Saya yakin bahwa ketersediaan SDM, orang-orang atau personelnya PBB lebih kuat dari PDIP. Cuma kita menyadari kita sudah tak punya basis lagi dukungan pada lapisan bawah, seperti pemilu zaman dahulu," ucap Yusril pada acara pembukaan kegiatan Orientasi Kepengurusan Partai (OKP) PBB di NAM Center Hotel, Jalan Angkasa No 6 Blok B 10, Kota Baru, Kemayoran, Sabtu (19/9).Yusril mengeluhkan partai berlambang bulan bintang tersebut belum ditopang secara finansial yang kuat sehingga butuh kerja keras untuk bersaing di Pemilu 2019."Tapi hal paling sulit adalah kita tak punya uang, ketika politik demokrasi saat ini dukungan finansial menjadi sangat penting. Tapi kita berusaha supaya menjadi lebih kuat, supaya partai ini lebih kuat dalam menghadapi pemilu tahun 2019 mendatang," tutur dia.Pakar hukum tata negara tersebut mengklaim Partai Bulan Bintang lebih unggul di parlemen pada waktu dulu. Hal tersebut, kata dia, dibuktikan ketika banyaknya kader PBB berperan mempengaruhi perpolitikan di DPR."Itu sudah terbukti dari tahun pemilu tahun 1999 dulu, di DPR, fraksi PDI Perjuangan sering bertanya ke fraksi PBB. Padahal kami kan kelompok yang kecil, kelompok kecil yang cukup signifikan dalam mempengaruhi suatu proses politik. Itu dari segi kekuatan SDM-nya ya," paparnya.Yusril mengungkapkan partai yang berpolitik idealis seperti PBB memang butuh proses panjang untuk menjadi partai besar. "Tapi sayang dari partai ini berdiri sampai sekarang belum menjadi partai yang besar, saya pikir dimana mana partai politik yang idealis itu tak bisa tiba-tiba menjadi kekuatan yang besar," tambah dia.Dia menambahkan, Partai Sosialis saja baru 100 tahun baru bisa besar dan PBB mungkin butuh waktu 25 tahun baru bisa menjadi kekuatan. "Sekarang tetap eksis, sayang kemarin PBB gagal di pemilu, karena gagal menjaga suara, suaranya digerogoti partai lain," pungkasnya.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Yusril Bersedia Jadi Saksi Meringankan Firli Bahuri
Yusril Bersedia Jadi Saksi Meringankan Firli Bahuri

Yusril berharap dia diperiksa penyidik sepulangnya ke Indonesia atau setelah tanggal 3 Januari 2024.

Baca Selengkapnya
Persaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu
Persaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu

Masyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024

Baca Selengkapnya
Jamuan Minggu Malam: NasDem Bilang Jokowi yang Undang, Istana Sebut Surya Paloh yang Minta
Jamuan Minggu Malam: NasDem Bilang Jokowi yang Undang, Istana Sebut Surya Paloh yang Minta

Belum diketahui apa pembicaraan antara Surya dengan Jokowi dalam pertemuan itu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Yusril Nilai KPU Tak Lakukan Pelanggaran Etik Dalam Proses Pencalonan Gibran, Ini Dalilnya
Yusril Nilai KPU Tak Lakukan Pelanggaran Etik Dalam Proses Pencalonan Gibran, Ini Dalilnya

Menurut Yusril, tafsir atas pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang berlaku tidak dapat dibatasi hanya pada PKPU saja.

Baca Selengkapnya
Sudirman Said Nilai Pernyataan Jokowi soal Presiden Boleh Memihak Bisa Merusak Norma Bernegara
Sudirman Said Nilai Pernyataan Jokowi soal Presiden Boleh Memihak Bisa Merusak Norma Bernegara

Menurut Sudirman, ucapan Jokowi presiden boleh kampanye dan memihak berbahaya.

Baca Selengkapnya
Yusril Temui Prabowo Lapor Hasil Sengketa Pilpres 2024 Malam Ini
Yusril Temui Prabowo Lapor Hasil Sengketa Pilpres 2024 Malam Ini

Berdasarkan informasi diterima, pertemuan dilangsungkan malam hari ini di Rumah Kertanegara Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya
Yusril Nilai Putusan Bawaslu Jakpus terhadap Gibran Melanggar Aturan, Ini Alasannya
Yusril Nilai Putusan Bawaslu Jakpus terhadap Gibran Melanggar Aturan, Ini Alasannya

Yusril menyoroti bahwa tidak tertulis siapa pihak yang memiliki wewenang untuk penyelidikan dan penuntutan.

Baca Selengkapnya
Nama Jokowi Diseret dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024, Begini Reaksi Istana
Nama Jokowi Diseret dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024, Begini Reaksi Istana

Nama Jokowi berulang kali disebut dalam sidang perdana sengketa hasil Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Jokowi Tetapkan Hari Pemungutan Suara Pemilu 2024 pada 14 Februari Jadi Libur Nasional
Jokowi Tetapkan Hari Pemungutan Suara Pemilu 2024 pada 14 Februari Jadi Libur Nasional

Tujuannya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.

Baca Selengkapnya