Sekjen Gerindra Sindir Pemimpin Lupa dengan Orang yang Membesarkan
Merdeka.com - Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menyindir soal pentingnya pendidikan akhlak dan adab dalam dunia pendidikan. Sebab, hal itu bekal penting jika kelak menjadi pemimpin di tengah masyarakat.
Sebab, dia menyebut ada pemimpin mengesampingkan adab dan akhlak berterimakasih kepada siapa yang telah membesarkan. Apalagi dalam dunia politik anomali itu kerap terjadi.
Hal itu, dia sampaikan saat menghadiri acara wisuda Pondok Pesantren Riyadhussalam pimpinan KH Abdul Wahid, Mandalawangi, Pandeglang, Banten, Sabtu (25/6).
Muzani berpesan kepada siswa yang telah diwisuda untuk tidak melupakan jasa kiai, guru, dan orang tua yang membesarkan. Termasuk jasa ponpes yang merupakan almamaternya.
"Hormatilah para gurumu, kiaimu, para ustaz yang telah mengajarmu memberikan ilmu ilmu kehidupan yang berguna bagimu dan agama. Jangan sekali kali kalian lupa, apalagi mengkhianati orang-orang yang telah membesarkanmu. Saya rasa ini penting untuk terus ditekankan," kata Muzani, dalam keterangan resmi, Minggu (26/6) malam.
Muzani mengatakan, dalam adab politik di Indonesia, jarang sekali para pemimpin kita menyampaikan terima kasih kepada orang-orang yang telah membesarkannya. Apalagi berterimakasih kepada partai yang telah mengangkat namanya.
Justru yang ada, dia bersebrangan dan bersaing dengan orang yang membesarkannya demi suatu jabatan. Menurut Muzani, tradisi politik seperti ini bukan menunjukkan suatu adab dan akhklak yang baik.
"Di Indonesia, jarang sekali politik kita yang menunjukkan berterimakasih terhadap orang yang telah membesarkannya. Dalam tradisi politik kita, terima kasih adalah suatu yang langka, jarang dijumpai sepertinya ini menjadi suatu hal yang mahal. Orang yang dibesarkan partai, justru bersaing dengan partai yang membesarkannya, bersaing demi jabatan-jabatan. Adab politik kita telah dijauhi oleh pelaku politik kita," ujar Sekjen Gerindra itu.
"Ini sesuatu hal yang nyata. Maka pemimpin-pemimpin kita harus kembali kepada adab seperti yang diajarkan oleh orang tua kita, para pemimpin terdahulu kita. Hormat menghormati dan saling menghargai adalah sesuatu hal yang telah diajarkan puluhan bahkan ratusan tahun dalam tradisi kita. Tapi akhlak atau adab berterimakasih untuk tahu siapa yang memberi jasa saat ini sudah mulai hilang," imbuh Muzani.
Menurutnya, adab dan akhlak berterimakasih merupakan cara untuk mencari keberkahan demi kebaikan membangun bangsa dan negara. Maka penting untuk berterimakasih kepada orang-orang yang telah membesarkan, karena untuk bisa meraih kebaikan bersama.
Oleh sebab itu, Muzani berharap ponpes Riyadhussalam bisa menciptakan calon pemimpin yang bisa menjaga tradisi berterimakasih dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Jika akhlak sudah tidak ada lagi dalam kehidupan kita, maka tidak ada lagi rasa saling menghormati dan berterimakasih kepada orang-orang yang telah membesarkan kita. Karena dari sinilah muncul calon pemimpin-pemimpin bangsa di masa depan. Jika kalian jadi orang jangan pernah berkhianat kepada bangsa, rakyat, guru, kepada kyai-kyai yang telah membesarkan kalian," tutup Muzani.
Turut hadir anggota Komisi X DPR Fraksi Gerindra, Ali Zamroni dan Ketua DPRD Pandeglang, Tubagus Udi Juhdi.
Tanggapan Gerindra
Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menilai pernyataan Muzani tersebut tidak perlu dibesar-besarkan. Menurutnya, ucapan Muzani itu hanya perumpamaan di dalam budaya politik di Indonesia, bukan bermaksud menyentil seseorang.
"Saya pikir yang dinyatakan Pak Muzani itu bukan secara umum perumpamaan-perumpamaan yang ada dalam menyikapi dinamika politik di Indonesia sehingga saya pikir itu tidak perlu dibesar-besarkan," kata Dasco, saat diwawancarai di Gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta.
Lebih lanjut, Dasco pun meminta, dalam berpolitik tetap mengedepankan sopan santun tanpa saling sindir-menyindir.
"Tetap menjadi acuan berpolitik yang santun dan bijak bagi kita semua," ucapnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, mengatakan fenomena "orang dalam" terjadi di setiap kekuatan.
Baca SelengkapnyaMuzani menyebut, Gerindra menghormati proses keputusan di internal Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP: UU Kementerian untuk Tujuan Negara, Bukan Akomodasi Kekuatan Politik!
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gerindra merespons adanya penggelembungan suara terhadap Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Baca SelengkapnyaSekjen Gerindra Ahmad Muzani mengatakan masih menyusun jadwal pertemuan Prabowo-Megawati
Baca SelengkapnyaMuzani mengakui pihaknya turut mempertimbangkan nama mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk diusung maju di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaGerindra menyambut baik apa yang sudah diputuskan Presiden Jokowi dalam mengangkat siapapun menjadi menteri.
Baca SelengkapnyaMuzani menceritakan, Gerindra menurunkan ribuan kader dari seluruh Indonesia demi Anies.
Baca SelengkapnyaYustinus mengonfirmasikan Sri Mulyani telah menerima undangan sebagai saksi dari Mahkamah Konstitusi.
Baca Selengkapnya