Sandiaga Belajar Ekonomi Berdikari dan Tata Kota dari Bung Karno
Merdeka.com - Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno, mengagumi konsep pembangunan bangsa di zaman Presiden pertama RI Soekarno. Menurut dia, ajaran Sang Proklamator itu masih relevan diterapkan hingga saat ini.
"Pertama adalah kemerdekaan, itu beliau perjuangan sejak muda, Indonesia ini cocok untuk kaum muda, cocok untuk millennial karena millennial dan kaum muda sangat menghargai kebebasan yang independen," kata Sandiaga dalam pidato kelulusan Universitas Bung Karno, Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (22/11).
Kedua, lanjut Sandiaga, kemandirian diciptakan Bung Karno menyatakan bahwa hal itu adalah esensi dalam pembangunan bangsa di bidang ekonomi yang Berdikari.
"Jadi gagasan ekonomi ini amat serius dikembangkan oleh Bung Karno, yakni berdiri di atas kaki sendiri, Berdikari," tutur dia.
Terakhir, menurut Sandiaga, Bung Karno adalah pencipta inovasi paling relevan. Buah pemikirannya bisa terus dirasakan, khususnya dalam pembangunan Jakarta, sebagai ibu kota negara.
"Melihat ide-ide Bung Karno dalam penataan kota Jakarta sampai sekarang masih sangat relevan, menerapkan inovasi dalam penataan kota pembangunan ibu kota. Dan saya lihat poin-poin ini sangat pas untuk anak muda millennial jaman sekarang," tutup Sandiaga.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca SelengkapnyaMardiono mengaku akan memperjuangkan banyak hal di Bangka Belitung khususnya terkait pelabuhan.
Baca SelengkapnyaSandiaga berharap kegiatan seperti yang dilakukan Sandinesia ini terus bergerak dan banyak menyentuh kalangan yang termarjinalkan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.
Baca SelengkapnyaSaat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca SelengkapnyaTantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaPria tersebut berinisiatif untuk melakukan patungan demi membantu salah seorang temannya yang sedang kesulitan ekonomi.
Baca SelengkapnyaNurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca Selengkapnya