Rhoma nyapres karena ingin tegakkan amar maruf nahi mungkar
Merdeka.com - Niat Rhoma Irama untuk maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2014 nanti sepertinya serius. Rhoma punya alasan sendiri mengapa dia akan maju sebagai capres.
"Selama ini, saya menerapkan amar maruf nahi mungkar, membawa kebaikan. Saya berharap Indonesia kembali kepada nilai-nilai Pancasila dan kembali pada akhlaknya," kata Rhoma kepada merdeka.com, Senin (12/11).
Rhoma melihat, perilaku pejabat dan masyarakatnya sekarang ini sudah jauh dari nilai-nilai Pancasila dan nilai-nilai kemanusiaan. Salah satu contohnya adalah maraknya anarkisme antarbangsa.
"Kita tidak menjadi bangsa yang santun. Kerusuhan, demokrasi yang tidak berakhlak. Jadi kita sudah jauh dari nilai-nilai tersebut," ujarnya.
Nantinya, jika dia terpilih menjadi presiden akan menumbuhkan nilai-nilai Pancasila. "Demokrasi yang berketuhanan, bukan perpecahan-perpecahan," katanya.
Niat Rhoma maju setelah mendapat dukungan dari banyak pihak. Salah satunya dari kalangan ulama di Indonesia.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ma'ruf Amin merahasiakan pilihannya dan bakal menyoblos pada 14 Februari mendatang.
Baca SelengkapnyaMahfud Md tak sepakat dengan pernyataan Presiden Jokowi tentang debat capres berisi serangan personal.
Baca SelengkapnyaMahfud telah menyampaikan surat pengunduran diri kepada Presiden Jokowi di Istana Negara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ma’ruf berharap agar Pemilu ini menghasilkan para pemimpin yang mampu membawa bangsa Indonesia menjadi lebih maju dan sejahtera.
Baca SelengkapnyaGibran menceritakan bahwa Ma'ruf berpesan agar selalu menjaga sinergi dengan Prabowo.
Baca SelengkapnyaMahfud belum mengetahui persis kapan dirinya akan diterima Jokowi. Dia berharap bisa secepatnya bertemu Jokowi begitu tiba di Jakarta.
Baca SelengkapnyaDebat calon wakil Presiden berlangsung seru. Kehadiran Raffi Ahmad dan sang istri yakni Nagita Slavina di acara tersebut sukses mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaMasyarakat menyematkan penutup kepala tanjak kepada Mahfud yang merupakan simbol penerimaan sebagai keluarga besar adat Melayu.
Baca SelengkapnyaAda sejumlah alasan yang membuat isu pemakzulan terhadap Jokowi kembali mencuat.
Baca Selengkapnya