Putusan Menkum HAM ke Golkar buat Jokowi-Prabowo kembali panas?
Merdeka.com - Kisruh golkar yang terpecah ke dalam kubu Agung Laksono dan Aburizal Bakrie (Ical) tidak kunjung reda pasca putusan Mahkamah Partai Golkar yang memenangkan munas Ancol sebagai roda kepanitiaan Golkar untuk periode selanjutnya. Munas Ancol yang di komandoi Agung tidak menyiakan kesempatan ini dengan melaporkan putusan mahkamah partai ke Kementerian Hukum dan HAM.
Pengesahan Munas Ancol ini menyeret memanasnya kembali hubungan antara Prabowo Subianto dengan Jokowi, di mana kubu Agung akan mengubah kekuatan Golkar di parlemen, tidak lagi menjadi oposisi melainkan pro kepada pemerintah.
Hal ini yang membuat Prabowo geram, meskipun dia adalah sosok di luar Partai Golkar, namun Prabowo bersikeras untuk tidak mengakui pengesahan Menkum HAM, Yasonna H Laoly.
Pengamat Politik UIN Jakarta Gun Gun Heryanto menilai bahwa ini adalah sebuah konsekuensi politik dari konflik tak berujung di tubuh Partai Golkar. Penyelesaian pun hanya dapat diselesaikan secara internal, bukan eksternal.
"Ini konsekuensi konflik tidak berakhir, enggak ada sejarah partai melalui mekanisme pengadilan, proses internal adalah yang terbaik dengan melalui mekanisme mahkamah partai sehingga polemik berkepanjangan seharusnya dapat terselesaikan," celoteh Gun Gun Heryanto saat kepada merdeka.com, Jumat (13/3).
Keterlibatan Prabowo dalam polemik ini dinilai Gun Gun sebagai stimulasi Jokowi yang dikaitkan dengan posisinya sebagai presiden, yang mana kekuatan dapat melemahkan kekuatan partai oposisi di parlemen.
"Proses ini memang menjadi polemik yang kian menghangat secara eksklusif pemerintahan Jokowi, ini terkait degan posisi kuasa, maksud saya posisi jokowi menstimulasi reaksi Prabowo. Posisi pemerintah yang mengakui kubu agung ini menjadi stimulan, seharusnya ini masalah internal (Golkar) yang mana seharusnya orang di luar partai (Prabowo) tidak ikut campur," tegasnya.
Gun menyadari, pasti selalu tidak ada kepuasan bilamana ada pihak-pihaknya yang merasa dikalahkan, namun ia menyarankan bahwa jalan pemerintah dinilai akan terasa lebih bijak dalam menyikapi ini. Terlebih lagi Kemenkum HAM sudah mengakui kelompok Agung sebagai roda kepengurusan Golkar yang baru.
"Saya enggak heran dari sudut interest-nya pasti beda. Bisa saja di satu momentum saling baik tapi momen lain tidak, ini dinamika politik sangat cair, pola asimetris itu pola yang tidak jelas mana kawan dan lawan. Koalisi bisa jadi lawan, dan bisa juga sebaliknya," tutupnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo Mengenang Momen Jadi Rival Jokowi: Kita Harus Memimpin Tanpa Dengki
Jokowi mengirim utusan untuk mengajak rekonsiliasi, hingga akhirnya Prabowo masuk kabinet.
Baca SelengkapnyaGolkar dan PAN Dukung Prabowo, Jokowi: Saya Presiden, Bukan Ketua Partai
Jokowi membantah berkomunikasi dengan Golkar dan PAN sebelum kedua partai itu mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo.
Baca SelengkapnyaGibran Jawab Isu Dirinya dan Jokowi Bergabung ke Golkar
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto merespons baik terkait kemungkinan Presiden Jokowi masuk ke partainya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Reaksi Santai Anies Soal Prabowo Diberi Jokowi Pangkat Jenderal Kehormatan
Pemberian pangkat jenderal kehormatan itu menuai pro dan kontra.
Baca SelengkapnyaJokowi Jawab soal Isu akan Gabung Golkar
Golkar menyambut baik jika benar Jokowi ingin bergabung dengan partai berlambang pohon beringin itu.
Baca SelengkapnyaJokowi Diusulkan Pimpin Koalisi Besar, Ini Respons Airlangga dan Zulkifli Hasan
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaHasto Blak-blakan Tuding Jokowi Bakal Rebut Partai Golkar, Begini Respons Airlangga
Peristiwa tersebut, dilakukan Presiden Jokowi jauh sebelum Pemilu 2024 berlangsung
Baca SelengkapnyaPrabowo Puji Jokowi: Kita Tidak Pernah dalam Hati Saling Benci dan Mengejek
Kendati berseberangan pada Pilpres 2014 dan 2019, Prabowo mengaku tak pernah menaruh rasa dendam kepada Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi Akui Bahas Pilpres Saat Bertemu Ketum Parpol Pengusung Prabowo-Gibran
Jokowi secara bergantian sudah bertemu dengan Prabowo Subianto, Airlangga dan Zulkifli Hasan
Baca Selengkapnya