Politikus Demokrat minta SBY dan Jokowi tidak terus diperbandingkan
Merdeka.com - Sekretaris Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto menilai ada perbedaan yang sangat jauh saat Presiden Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo menghadapi ancaman krisis sebagai kepala negara. Pernyataan ini membuat politikus Demokrat keberatan dan meminta kedua presiden itu tidak terus dibanding-bandingkan.
"Janganlah suka banding-bandingkan presiden. Tidak baik. Setiap presiden keadaannya beda. Tidak sama," kata politikus Demokrat Herman Khaeron di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (25/8).
Walaupun begitu, dia menyarankan agar Presiden Jokowi mengambil langkah yang strategis guna menanggulangi ancaman krisis ekonomi saat ini. "Ya semoga pemerintah menghasilkan gagasan persoalan saat ini. Membuat kegiatan untuk berkarya masyarakat," kata dia.
Sebelumnya, saat tahun 2008, Yandri menilai SBY sebagai kepala negara saat itu pasang badan menghadapinya, berbeda dengan Jokowi yang terus menerus menyalahkan pihak lain sebagai penyebab perekonomian yang merosot.
"Waktu itu (2008) betul di dalam krisis. Walaupun tidak begitu kelihatan. Tidak gonjang ganjing seperti sekarang. Tapi saat itu bisa diredam. Ambil bagian masing-masing punya tanggung jawab penuh. SBY dengan perbankan, ekonom, politikus uraikan bagus. Dia betul-betul sistematis. Tidak buang badan. Tidak menyalahkan pihak lain," kata Yandri di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (25/8).
Hal inilah yang membuat Anggota Komisi II DPR ini melihat perbedaan antara SBY dan Jokowi dalam menghadapi ancaman krisis. Yandri menambahkan, Jokowi seakan terlihat santai-santai saja menghadapi nilai tukar rupiah yang anjlok saat ini.
"Ini yang tidak kelihatan di Jokowi maupun menterinya. Senyum-senyum aja. PHK udah banyak. Menurut saya ada semacam tidak kejujuran dari pemerintah. Ada kesan yang ditutup-tutupi dari masalah ini," ucapnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi menegaskan, salah satu isi pertemuan dengan Surya Paloh adalah pembicaraan mengenai politik.
Baca SelengkapnyaSurya Paloh dan Jokowi diketahui menggelar pertemuan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (18/2).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bahlil menegaskan pihak-pihak yang mengkritisi penyaluran bansos, dapat diartikan pihak tersebut tidak senang masyarakat menerima bantuan.
Baca SelengkapnyaSeperti diketahui, Presiden Jokowi makan malam bersama Prabowo Subianto saat akhir pekan jelang Debat Capres
Baca SelengkapnyaPresiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.
Baca SelengkapnyaSeharusnya jalan yang bergelombang memang semestinya dibeton.
Baca SelengkapnyaSaleh menyebut adanya silaturahmi seperti itu, akan mengurangi ketegangan antar pendukung.
Baca SelengkapnyaJika kalian salah satu orang yang sulit fokus dalam bekerja. Ini dia tips ampuhnya.
Baca Selengkapnya