Plus minus Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta menurut pengamat
Merdeka.com - Dua pasang capres cawapres bakal bertarung di Pilpres 2014. Pasangan Jokowi - Jusuf Kalla (JK) hari ini bakal deklarasi dan mendaftar ke KPU.
Sementara, pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa bakal deklarasi dan mendaftar ke KPU besok. Koordinator Peneliti Pusat Penelitian Politik Nasional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Irine Gayatri menilai, dua pasang capres cawapres itu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Pasangan Jokowi-JK menurutnya memiliki kelebihan dari sisi elektabilitas. Selain itu, Jokowi tidak memiliki jejak Orde Baru.
"Kebijakan-kebijakannya (Jokowi saat jadi wali kota dan gubernur) populis atau berkaitan dengan yang diinginkan rakyat," kata Irine kepada merdeka.com, Senin (19/5).
Menurutnya, saat menjabat sebagai wali kota Solo, Jokowi berhasil merelokasi pedagang kecil tanpa menimbulkan konflik sedikitpun. Saat menjadi Gubernur DKI, Jokowi menyediakan berbagai fasilitas untuk rakyat kecil seperti Rusun dan Kampung Deret.
"Memang semuanya belum tuntas (kinerja Jokowi di DKI) tapi setidaknya sudah kelihatan hasilnya," katanya.
Namun yang menjadi kelemahan pasangan ini, menurutnya, cawapres Jokowi yakni Jusuf Kalla (JK) sudah sangat senior dari sisi usia.
"Pak JK harus manut kepada Presiden jika nanti terpilih. Dia kan Wapres, jangan seperti dulu ambil langkah sendiri," katanya.
Sementara, pasangan Prabowo-Hatta menurutnya juga memiliki kelebihan dari sisi popularitas. Sosok Prabowo memiliki popularitas yang tidak boleh disepelekan.
Selain itu, pasangan ini memiliki dukungan dari partai-partai Islam seperti PPP, PKS dan PAN yang dapat menarik massa Islam. Namun di sisi lain pasangan ini juga memiliki kelemahan. Salah satunya adalah nama Prabowo yang selama ini kerap dikait-kaitkan dengan kasus penculikan aktivis 1997-1998.
"Kalau Prabowo, saat dia masih jadi Kopassus ada kasus pelanggaran HAM yang belum tuntas dan itu warisan politik Orde Baru. Meski sudah belasan tahun masih membekas korban-korban masih menuntut keadilan," katanya.
"Jadi ada problem pada Prabowo. Hatta dari sisi ekonomi kita bisa lihat dia yang pro modal," katanya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Reaksi Santai Anies Soal Prabowo Diberi Jokowi Pangkat Jenderal Kehormatan
Pemberian pangkat jenderal kehormatan itu menuai pro dan kontra.
Baca SelengkapnyaJika Menang Pilpres 2024, Prabowo Mengaku akan Rangkul Semua Kekuatan
Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto mengaku bakal meniru jejak Presiden Joko Widodo atau Jokowi bila memenangkan Pilpers 2024.
Baca SelengkapnyaPSI Sebut Keberpihakan Jokowi ke Capres Bukan Dosa, Sindir Kampanye Megawati di Pilpres 2004
Menurut Raja Juli, presiden maupun menteri merupakan warga negara yang memiliki hak politik untuk mendukung kandidat pilpres.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Bertemu Prabowo-Gibran Semalam, Ucapkan Selamat Menang Pilpres 2024
Jokowi bertemu dengan Prabowo dan putra sulungnya pada Rabu malam (14/2).
Baca SelengkapnyaJokowi Akui Bahas Pilpres Saat Bertemu Ketum Parpol Pengusung Prabowo-Gibran
Jokowi secara bergantian sudah bertemu dengan Prabowo Subianto, Airlangga dan Zulkifli Hasan
Baca SelengkapnyaCerita Prabowo Bertemu Pemuda Siap Mati Untuknya saat Pilpres 2019: Saya Berlutut dan Menyuruhnya Pulang
Prabowo Subianto menegaskan tidak ingin menjadi Presiden Republik Indonesia melalui jalur kekerasan.
Baca SelengkapnyaPro Kontra Usai Jokowi Sebut Presiden Boleh Kampanye dan Berpihak di Pemilu
Jokowi menjelaskan bahwa presiden boleh berkampanye dan berpihak di Pemilu
Baca SelengkapnyaPrabowo Janji Lindungi Semua Suku dan Agama Jika Menang Pilpres 2024
Prabowo bertekad menjadi pemimpin yang mengayomi seluruh rakyat Indonesia jika menang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaTak Menyesal Pilih Gibran, Ini Alasan Prabowo
Prabowo Subianto mengaku tidak pernah menyesal memilih Gibran Rakabuming Raka menjadi Calon Wakil Presiden pada Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya