PKS Minta Pemerintah Stabilkan Harga Bahan Pokok Jelang Lebaran 2022
Merdeka.com - Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Salim Segaf Al-Jufri memperhatikan dampak pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung dalam dua tahun terakhir. Sebab pandemi menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran.
"Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Indonesia per September 2021 mencapai 26,50 juta orang atau 9,71 persen. Adapun jumlah pengangguran di Indonesia pada Agustus 2021 adalah sebesar 9,10 juta penduduk atau sebesar 6,49 persen," katanya dalam keterangannya.
Dia menambahkan terjadinya kenaikan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok seperti minyak goreng, bahan bakar minyak (BBM), dan kenaikan tarif PPN menjadi 11 persen per 1 April, telah menyebabkan tekanan terhadap daya beli masyarakat makin tinggi.
"Sejalan dengan kondisi itu, hasil survei Litbang Kompas terkini menunjukkan sebanyak 66,3 persen menganggap bahwa Pemerintah tidak mampu mengendalikan kenaikan harga bahan pokok di bulan puasa. Jajak pendapat yang digelar Litbang Kompas tersebut juga menunjukkan bahwa, mayoritas responden mengalami kesulitan membeli kebutuhan pokok pada awal April 2022 lalu. Dimana tujuh dari sepuluh responden mengaku kesulitan menjangkau bahan kebutuhan pokok," ujarnya.
Hal tersebut, Salim menerangkan, tidak bisa dilepaskan dari kenaikan harga minyak goreng pada awal April tahun ini. Di mana menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat, mengalami kelangkaan yang dibarengi naiknya harga cukup signifikan.
"Kita menggambarkan kondisi masyarakat saat ini, ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, dua tahun berjuang untuk bisa bertahan dari ancaman PHK, pengurangan penghasilan, tutupnya usaha yang dijalankan, akibat dampak pandemi. Saat ini masyarakat dihadapkan kepada kondisi mulai meningkatnya harga-harga bahan kebutuhan pokok yang dimulai dengan kenaikan harga minyak goreng semenjak bulan September 2021," jelasnya.
Untuk kebijakan, dia mengatakan, minimnya kesadaran akan krisis dan kesigapan bertindak. Sehingga seolah-olah Pemimpin tidak hadir menyelesaikan persoalan yang tengah dihadapi oleh masyarakat.
"Memasuki pekan ketiga bulan suci Ramadan 1443 H, belum ada langkah-langkah yang fundamental dilakukan oleh pemerintah untuk mengamankan harga bahan kebutuhan pokok, bahkan sebaliknya pemerintah justru mengeluarkan kebijakan menaikkan beberapa harga bahan penting lainnya, seperti: Pertamax, Tarif Tol, Gas Elpiji non subsidi dan rencana kenaikan Pertalite, Gas Elpiji 3 Kg, tarif listrik," tandasnya.
Akibatnya sebagian besar harga barang kebutuhan pokok bergerak naik, tambah Salim, mulai saat awal Ramadan hingga saat ini. Pihaknya mengkhawatirkan kenaikan harga bahan kebutuhan pokok akan terus terjadi hingga menjelang hari raya Idulfitri.
Oleh karena itu PKS hadir dengan inisiatif Gernas Berbagi 2 Juta Paket Ramadan. Dengan program ini harapannya masyarakat teringankan bebannya dan tidak pusing memikirkan harga-harga bahan kebutuhan pokok yang terus meningkat.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini dilakukan karena Pemerintah tidak ingin harga pangan membebani masyarakat saat bulan puasa.
Baca SelengkapnyaHarga tinggi telur dan daging itu ditemukan Satgas Pangan Polri mengecek ketersediaan stok pangan di sejumlah pasar tradisional.
Baca SelengkapnyaTriyono khawatir kenaikan harga minuman manis dalam kemasan nantinya akan membebani daya beli masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Khusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaPBNU meminta satgas Pangan Polri terus bergerak menjaga stabilitas harga beras di pasar, terutama menjelang Ramadan dan Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg.
Baca SelengkapnyaUntuk tahun 2024 ini, kenaikan permintaan berbagai komoditas terbilang wajar karena sudah terdeteksi satu bulan sebelum Ramadan.
Baca SelengkapnyaSatuan Tugas (Satgas) Pangan Polri memastikan, bahan pokok penting tersedia selama bulan suci Ramadan. Harganya juga dipastikan akan stabil.
Baca Selengkapnya