Perbedaan Koalisi Jokowi dan Prabowo versi Timses
Merdeka.com - Capres Jokowi didukung oleh sembilan partai pada Pilpres 2019, sementara Prabowo didukung empat partai politik. Partai-partai pendukung itu membentuk koalisi untuk memenangkan Jokowi dan Prabowo.
Koalisi Jokowi diberi nama Koalisi Indonesia Kerja (KIK), sedangkan koalisi Prabowo menamai diri sebagai Koalisi Indonesia Adil dan Makmur. Namun, pada masa kampanye saling tuding dan serang kerap mewarnai tahun-tahun politik seperti sekarang ini. Berikut saling serang dan tuding antar timses:
Koalisi Prabowo Dinilai Rapuh
Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf, Raja Juli Antoni menilai ada kerapuhan dalam koalisi yang mengusung pasangan Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019. Di mana semuanya diborong satu partai yaitu Gerindra.
"Menunjukkan koalisi yang rapuh, di mana semuanya diborong satu partai. Presiden dan Wapres, Sekretaris, Bendahara, juga dari Gerindra," kata Raja Juli.
Selain itu sebagian kader dari partai pengusung nampak tidak kompak. Misalnya saja, ada beberapa kader Demokrat yang malah mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin, dan caleg dari PAN enggan mengkampanyekan Prabowo-Sandi.
Jokowi Mampu Membangun Koalisi
Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyebut Partai Gerindra dan PDI Perjuangan lebih diuntungkan dari Pemilu Serentak. Ace menganggap apa yang dirasakan SBY karena pasangan calon presiden yang diusung berasal dari partai yang sama, seperti Prabowo-Sandi dari Gerindra.
Sedangkan Jokowi, meski diasosiasikan sebagai kader PDIP, memberi kesempatan semua partai koalisi untuk bersama-sama memenangkan Pileg 2019. "Pak Jokowi mampu membangun kebersamaan dalam koalisi dan memberikan keleluasaan bagi koalisi untuk bersama-sama berkompetisi secara sehat di dalam internal koalisi," jelas Jubir TKN Jokowi-Ma'ruf itu.
Dituding Tak Mampu Kelola Koalisi
Sebagai partai pengusung Prabowo-Sandi, Demokrat lebih konsentrasi mendongkrak suara pada Pileg 2019 ketimbang mengurus Pilpres. Sebab, Demokrat menilai yang diuntungkan suara di Pemilu partai hanya partai punya capres.
Jubir TKN Jokowi-Ma'ruf Ace Hasan menganggap Prabowo tak mampu mengelola koalisi dengan baik. Sehingga muncul kekhawatiran dari Demokrat. "Intinya, ya tergantung siapa capresnya, kemampuan mengelola koalisi dengan sebaik-baiknya," katanya.
Fadli Zon Yakin Partai Koalisi Kompak
Sementara Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon yakin seluruh partai koalisi akan kompak, termasuk Partai Demokrat. Tujuan partai koalisi akan sama yaitu memenangkan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Pilpres 2019.
"Kami sangat yakin akan ada konsolidasi untuk tetap bersama-sama. Karena setiap partai kan punya kebijakan sendiri untuk menentukan arah tujuan, termasuk kepatuhan meneruskan kebijakan partainya,"katanya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menegaskan bahwa Joko Widodo atau Jokowi bekerja keras dalam menjalankan tugas sebagai Presiden Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi dan Prabowo makan bakso bersama usai menghadiri acara di Akademi Militer.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Gerindra itu menegaskan bahwa Jokowi sosok yang pekerja keras.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
JK mengapresiasi Jokowi yang menegaskan tidak akan ikut kampanye Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPemberian pangkat jenderal kehormatan itu menuai pro dan kontra.
Baca SelengkapnyaJokowi memberikan kenaikan pangkat secara istimewa kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi Jenderal Kehormatan.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Gerindra Prabowo Subianto menyatakan Presiden Joko Widodo guru politiknya, karena pernah mengalahkannya dua kali, yakni pada Pilpres 2014 dan 2019.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengakui bagian dari tim Jokowi, yang akan melanjutkan kebijakan-kebijakannya.
Baca SelengkapnyaKoalisi Indonesia Maju sendiri terdiri dari sembilan partai politik.
Baca Selengkapnya