PDIP: Survei Poltracking tak fair dan profesional
Merdeka.com - Ketua DPP PDIP Bambang Wuryanto menilai hasil sigi lembaga survei Poltracking Indonesia yang menyatakan Megawati Soekarnoputri tak layak menjadi pemimpin PDI Perjuangan tidak profesional. Penetapan Megawati sebagai ketua umum kembali sudah berdasarkan kesepakatan seluruh kader partai banteng.
"Metodologi harus benar. Siapa yg yang pantas jadi Ketum tanyalah anggota PDIP bukan publik. Hanta Yuda (Direktur Poltracking) harus belajar dulu. Tidak bisa diminta pendapat dan diframing seperti itu. Itu enggak fair, enggak profesional. Kalau kepengen melihat siapa yang pantas jadi ketum maka yang ditanya harus anggota," kata Bambang di Gedung DPR, Jakarta, Senin (23/3).
Senada, Politikus Senior PDI Perjuangan, Pramono Anung menyatakan lembaga survei tidak perlu berspekulasi atas pergantian pucuk pimpinan partai politik. Mayoritas kader PDI Perjuangan satu kata meminta Megawati sebagai pimpinanya kembali.
"Mayoritas semuanya mencalonkan Ibu Mega jadi ketum. Dan semuanya sudah minta beliau maju lagi. Maka kongres nanti memberikan pembekuan dan legitimasi untuk Mega jadi ketum lagi," katanya.
Diketahui, Poltracking Indonesia melakukan survei pakar dan opinion leader untuk menyongsong Kongres IV PDI Perjuangan di Bali pada 8-12 April mendatang. Hasilnya, tiga nama yang merupakan keturunan Soekarno tidak direkomendasikan menjadi ketua umum PDI Perjuangan.
Ketiga nama tersebut adalah Puan Maharani, Prananda Prabowo dan Megawati Soekarnoputri. Dalam survei ada enam nama kader yang muncul sebagai pesaing Megawati, yaitu Ganjar Pranowo, Hasto Kristiyanto, Joko Widodo, Maruarar Sirait, Pramono Anung, dan Tjahjo Kumolo.
(mdk/efd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Poltracking Indonesia menggunakan metodologi antara lain, Warga Jawa Timur yang sudah memiliki hak pilih (berusia >=17 tahun/sudah menikah).
Baca SelengkapnyaPemilih partai politik pengusung Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka cukup solid.
Baca SelengkapnyaPrabowo-Gibran menguasai empat wilayah aglomerasi-kultur, yaitu Mataraman, Arek, Tapal Kuda dan Pantura.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Survei dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan data melalui wawancara tatap muka langsung dengan responden terpilih.
Baca SelengkapnyaMayoritas warga NU atau pemilih yang dekat dengan NU sebanyak 60.9 persen mendukung Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaTren dari pemilih NU ke paslon 02 meningkat dari Desember 2023 40,7 persen menjadi 48,2 persen di Januari 2024
Baca SelengkapnyaHanta Yuda menilai, jika tren ini konsisten maka suara Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud bisa berimbang di Jawa Tengah
Baca SelengkapnyaPrabowo-Gibran menjadi paslon yang menyentuh perolehan elektabilitas di atas 50 persen selama Poltracking survei.
Baca SelengkapnyaPolitracking Indonesia merilis survei terbaru mengenai elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Baca Selengkapnya