PAN Soroti Kehadiran Tsamara PSI di UGM, Sementara Sudirman Said Dilarang
Merdeka.com - Kehadiran Ketua DPP PSI Tsamara Amany menjadi pembicara talkshow 'Perempuan dalam Kebijakan Publik' di Digilib Cafe Fisipol UGM, Rabu (14/11) kemarin menjadi sorotan. Khususnya soal perbedaan sikap UGM pada saat Sudirman Said juga hendak menggelar diskusi di lingkungan kampus.
Sekjen PAN Eddy Soeparno menyayangkan beda sikap UGM yang menerima Tsamara dan menolak Sudirman Said. Diketahui, Tsamara merupakan pendukung Joko Widodo, sementara Sudirman Said pendukung Prabowo di Pilpres 2019.
"Kampus sebagai pusat ilmu pengetahuan, dihuni oleh civitas pemikir yang jernih dan jujur, serta induk yang melahirkan kaum cendikiawan Nasional, justru seperti terbawa arus politik dan arus keberpihakan," kata Eddy dalam pesan singkatnya, Kamis (15/11).
Eddy menilai sudah selayaknya kampus bersikap konsekuen, yakni terbuka untuk memperkaya khazanah politik dengan menghadirkan pemikir dan pelaku politik untuk menguji dan diuji gagasannya.
"Termasuk membuka diri untuk menyelenggarakan debat Capres dan Cawapres atau sama sekali menutup pintu untuk segala urusan politik praktis, termasuk pelakunya baik secara langsung maupun berkedok diskursus ilmiah," kata Eddy.
Dia berharap kampus mampu memberikan kebebasan dan kejernihan berpikir termasuk soal politik.
"Pusat ilmu pengetahuan dan kejujuran akademik jangan sampai tercederai karena pemberlakuan standar ganda sebagaimana kita lihat saat ini," kata Eddy.
Diketahui, Sudirman Said dan Ferry M Baldan seharusnya hadir sebagai pembicara dalam semina kebangsaan kepemimpinan era millennial di UGM pada 12 Oktober lalu. Namun izin seminar itu mendadak dibatalkan.
UGM telah klarifikasi, acara dibatalkan karena disebut diadakan bukan dari elemen di bawah fakultas atau BEM. Acara itu digelar oleh individu mahasiswa.
Sementara Tsamara dalam acara talkshownya, mempertanyakan gagasan milenial apa yang ditawarkan oleh Cawapres Sandiaga Uno kepada kaum milenial. Menurutnya, gagasan OK OCE yang dianggap milenial pun belum bisa dikatakan berhasil.
"Nah apa selama ini yang ditawarkan oleh Pak Sandiaga Uno terhadap milenial. OKE OCE misalnya, OKE OCE di Jakarta aja belum bisa dikatakan berhasil. Jadi saya ragu dan skeptis itu akan berhasil secara nasional ketika di level daerah seperti di Jakarta saja itu masih diragukan keberhasilannya," ungkap Tsamara.
tsamara di UGM ©2018 Merdeka.com/purnomo edi
Tsamara justru menunjuk jika Jokowi lebih serius dalam menampung gagasan milenial. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kebijakan Jokowi yang saat ini sudah dilakukan.
"Jadi bagi saya kalau saya kenapa tertarik pada Pak Jokowi, saya pikir Pak Jokowi itu serius sekali menyusun soal roadmap industri, serius sekali mendatangkan investor, serius mendukung startup untuk ekspansi ke negara-negara lain. Itu menurut saya yang lebih kongkrit terhadap generasi milenial dibanding bagi-bagi jabatan menteri untuk milenial," pungkas Tsamara.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Siapapun yang dipanggil oleh MK dalam persidangan nanti disebutnya wajib untuk hadir.
Baca SelengkapnyaMenurut Sudirman, ucapan Jokowi presiden boleh kampanye dan memihak berbahaya.
Baca SelengkapnyaSudirman menyoroti syarat yang diatur dalam Pasal 169 Undang-Undang Pemilu Nomor 7 Tahun 2017.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gibran menampik jika Presiden Joko Widodo menitipkan nama di kabinte pemerintahan selanjutnya.
Baca SelengkapnyaYusril menanyakan, apa masalahnya jika Jokowi mendukung pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMomen pertemuan Lettu Windra Sanur dengan Kombes Yudhi Sulistianto Wahid.
Baca SelengkapnyaRSPPN ini sebagai wujud penghargaan dan penghormatan atas konstribusi luar biasa Panglima Besar Soedirman dalam sejarah perjuangan bangsa.
Baca SelengkapnyaPolitikus PAN ini mengajak para petani yang hadir untuk ikut mensosialisasikan program kerja Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaNama Ahmad Sahroni diketahui menjadi salah satu digadang-gadang sebagai calon gubernur untuk Pilgub DKI Jakarta 2024.
Baca Selengkapnya