PAN: Soetrisno Bachir sejak dulu pendukung militan Jokowi
Merdeka.com - Ketua Majelis Penasihat Partai Amanat Nasional (PAN) Soetrisno Bachir berharap Ma'ruf Amin yang menjadi wakil presiden di 2019. Wakil Dewan Kehormatan PAN Drajad Wibowo mengungkapkan Soetrisno mendukung Jokowi yang berpasangan dengan Ma'ruf di Pilpres 2019.
"Tidak masalah. Mas Tris (Soetrisno) memang sejak dulu pendukung militan Pak Jokowi," kata Drajad kepada merdeka.com (14/11).
Drajad menyebut partainya tidak risih dengan sikap Soetrisno. Kader PAN juga sudah memahami pilihan politik Soetrisno.
"Insya Allah tidak, karena kita sudah lama tahu pilihan politik mas Tris," ucapnya.
Partai pimpinan Zulkifli Hasan tersebut tidak akan menegur Soetrisno karena sikapnya yang melenceng dari sikap PAN. Pasalnya, kata Drajad, Soetrisno merupakan kader yang disegani di PAN.
"Siapa yang akan menegur mas Tris? Beliau itu Ketua Umum PAN 2005-2010. Bukan kader biasa," ujar Drajad.
Drajad tak khawatir kader PAN bakal terpengaruh dengan sikap politik Soetrisno.
"Sama sekali tidak khawatir. Kader PAN cerdas cerdas, bisa menyikapi hal seperti (itu) dengan sangat baik," pungkasnya.
Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) yang juga Ketua Majelis Penasihat Partai Amanat Nasional (PAN) Soetrisno Bachir, berharap ke depan yang menggantikan posisi Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden adalah Ma'ruf Amin.
Hal ini disampaikannya saat hadir peluncuran buku bertajuk Arus Baru Ekonomi Indonesia, yang mengupas konsep dan pemikiran ekonomi Ma'ruf.
"Mudah-mudahan Wakil Presidennya Pak Kiai Ma'ruf Amin. Yang memang pemikirannya sejalan dengan KEIN," ucap Soetrisno di Hotel Grand Sahid Jaya,Jakarta, Rabu (13/11)
Dia menuturkan, KEIN telah mengusulkan, untuk Wapres yang akan datang itu diberi tugas menangani masalah-masalah UMKM. Dan itu sejalan dengan konsep yang ditawari Ma'ruf Amin, yakni ekonomi arus baru.
"Rekomendasi KEIN, UMKM ini dikoordinasikan oleh Wakil Presiden," jelas Soetrisno.
Adapun yang perlu diperhatikan untuk mencapai Industri yang berkemajuan adalah sektor agrobisnis, kemudian maritim, pariwisata, dan ekonomi kreatif. Yang kriterianya, lanjut Soetrisno, bersumber dengan sumber daya alam di Indonesia. Di sinilah UMKM bersumber.
"Pemikiran Pak Kiai ini sebetulnya sejalan dengan KEIN yang sudah melakukan studi dua tahun, yang menyatakan bahwa Indonesia emas tahun 2045 bisa kita raih, bisa kita capai apabila terjadi satu arus baru. Arus yang dimaksud Pak Kiai adalah kitanya sendiri bagaimana berperan aktif. Kalau pesantren-pesantren dididik wirausaha," tukasnya.
Diketahui, calon wapres Ma'ruf Amin mengatakan, konsep ekonomi yang dibawanya di Pilpres 2019 adalah ekonomi optimistis untuk masyarakat. Dia menamakannya ekonomi arus baru.
"Ekonomi saya itu arus baru. Itu ekonomi yang optimistis, yang menatap masa depan dengan bahasa agamanya la in syakartum. Yang artinya, kalau kamu bersyukur, kamu akan ditambah," ucap Ma'ruf.
Dia menegaskan, alasan memilih konsep tersebut karena Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah meletakkan dasar-dasarnya pada masa pemerintahannya.
"Cuma sekarang belum kelihatan. Tapi patok-patok ini, milestone itu, kalau kita bisa manfaatkan secara maksimal, memaksimalkan manfaat itu, dia nanti akan cepat melompat ke depan," pungkasnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada tahun 2016 lalu, Jokowi memilih Tito sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Badrodin Haiti yang memasuki masa pensiun.
Baca SelengkapnyaJokowi yakin PSI lolos ke senayan karena kader partai yang dipimpin Kaesang itu berani mengkritik.
Baca SelengkapnyaGanjar menilai Presiden Jokowi akan memilih pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumingraka.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Selain itu, ditengarai juga ada peluang politisasi bansos yang bisa ditafsirkan sebagai menguntungkan paslon tertentu.
Baca SelengkapnyaGanjar dan Mahfud Tebak Pilihan Jokowi: Ya Putranya kan Ada di Sana, Pasti ke Sana
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, bahwa hal itu adalah urusan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto
Baca SelengkapnyaKalimat Guntur Soekarno itu justru meluruskan agar relawan tidak perlu jauh-jauh membahas soal pemakzulan Jokowi.
Baca SelengkapnyaMaruarar memutuskan keluar dari PDIP dan memilih sejalan dengan arah politik Jokowi.
Baca SelengkapnyaMenurut Djarot, DPP PDIP menghormati itu. Djarot optimistis PDIP masih memiliki banyak kader yang loyal.
Baca Selengkapnya