OSO nilai #2019GantiPresiden sebagai kampanye kebencian
Merdeka.com - Ketua Umum Hanura, Oesman Sapta Odang tak sepakat dengan deklarasi gerakan 2019 ganti presiden. Dia menilai gerakan yang digagas Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera dan Neno Warisman itu sebagai kampanye kebencian.
"Tapi jangan nilai-nilai campaign sekarang ini yang belum waktunya campaign sudah melakukan kebencian-kebencian dan mengkoreksi seolah-olah orang sudah berdosa," ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (27/8).
Menurutnya, deklarasi tersebut tidak pada waktunya lantaran masa kampanye belum dimulai. Pria yang akrab disapa OSO itu menilai gerakan 2019 ganti presiden tergolong kampanye.
"Patuhilah keputusan KPU, belum ada dari sudut manapun kiri kanan yang belum ada tidak dibenarkan untuk campaign, apalagi campaign yang berbau fitnah, enggak boleh," kata dia.
OSO enggan mengomentari pernyataan BIN yang mengakui memberikan imbauan agar Neno Warisman kembali ke Jakarta.
"Saya enggak tahu, saya enggak tahu operasi BIN kek, apa kek, mana saya ngerti, orang itu intel mana saya ngerti," kata dia.
Untuk diketahui, deklarasi gerakan #2019GantiPresiden menuai penolakan di sejumlah wilayah. Deklarasi di Surabaya sempat ricuh lantaran arus penolakan.
Di Pekanbaru, Neno Warisman pun mendapat penolakan saat tiba di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Sabtu (25/8). Dia ketika itu akan menggelar deklarasi gerakan tagar 2019 ganti presiden.
Kepolisian tak memberikan izin penyelenggaraan deklarasi dengan dalih berpotensi membuat keributan. Juga dinilai tak tepat karena belum masuk masa kampanye. Sementara, Bawaslu sudah menyatakan deklarasi demikian tak masuk kampanye.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kampanye merupakan kegiatan konstitusional, berbeda dengan urusan konser dan urusan non pemilu lainnya.
Baca SelengkapnyaBasuki juga memastikan acara peringatan hari kemerdekaan 17 Agustus akan digelar di IKN.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, semua menteri bahkan presiden boleh berkampanye atau mendukung salah satu kandidat pada Pemilu 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sampai saat ini, parpol masih melakukan komunikasi politik untuk membangun koalisi.
Baca SelengkapnyaKaesang mengajak warga Boyolali memilih calon pemimpin masa depan bangsa dengan hati nurani.
Baca SelengkapnyaSejumlah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Lintas Iman mengingatkan para elite politik agar memberi narasi menyejukkan jelang pembacaan putusan MK.
Baca SelengkapnyaGanjar justru menanyakan kapan KPU RI mengirimkan undangan kepadanya.
Baca SelengkapnyaMomen pertemuan Lettu Windra Sanur dengan Kombes Yudhi Sulistianto Wahid.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kritiyanto mengaku sudah sejak lama memprediksi jika Presiden Jokowi akan kampanye dan memihak satu Capres.
Baca Selengkapnya