NasDem ledek PDIP Cs, deklarasi koalisi tapi tak punya calon
Merdeka.com - Tujuh partai politik telah menyatakan bergabung dan membentuk koalisi kekeluargaan untuk mencari calon sepadan melawan bakal calon petahana Basuki T Purnama (Ahok). Mereka adalah PDIP, Gerindra, Demokrat, PAN, PKB, PKS dan PPP.
Politisi NasDem Taufiqulhadi menilai, koalisi kekeluargaan itu telah salah langkah. Menurutnya, sebelum memutuskan membentuk koalisi, 7 partai ini seharusnya menetapkan bakal calon gubernur terlebih dahulu.
"Saya tanyakan sekarang ini koalisi besar, yang paling penting itu adalah memulainya adalah harus hadir seorang tokoh dulu siapa yang kita unggulkan kemudian baru bentuk koalisi," kata Taufiq saat dihubungi merdeka.com, Senin (8/8).
"Memang yang mau maju itu 7 partai itu. Ya kan? Yang mau maju itu kan seorang tokoh. 7 Parpol sudah ada. Saya ingin tanyakan siapa tokohnya. Siapa orangnya, masa 7 parpol itu mau maju. Jadi cari orang dulu baru koalisi," sambung dia.
Tak segan, Taufiq menyebut koalisi ini telah tertinggal jauh dari 3 partai pendukung Ahok, yakni Hanura, NasDem dan Golkar. Sebabnya, jagoan yang mereka usung telah mulai berkampanye dan publik sudah tahu sepak terjang Ahok di Jakarta.
"Koalisi ini sudah tertinggal di belakang. Bukan pemenangan, kampanye sudah dilakukan. Kenapa dilakukan? Memimpin ini semua orang sudah tahu tentang dia. Tidak perlu lagi memperkenalkan diri siapa. Sedangkan yang 7 itu saya tanyakan siapa yang ingin dimajukan," tegasnya.
Selain itu, pihaknya menegaskan tak ada persiapan khusus untuk menandingi gabungan 7 partai tersebut. Strategi yang terpenting adalah mencuri kepercayaan masyarakat dengan kinerja. Apabila kepercayaan telah dikantongi, maka strategi politik lainnya tidak diperlukan.
"Strateginya biasa saja adalah kepercayaan masyarakat ya. Maka ketika seseorang dipercaya oleh masyarakat maka apapun itu tidak ada guna lagi strategi-strategi yang lain," terang dia.
Partai-partai pendukung Ahok, lanjut dia, sama sekali tidak khawatir dengan manuver 7 partai itu di DKI Jakarta. Taufik optimis, 3 barisan parpol pendukung Ahok bisa mengalahkan koalisi kekeluargaan 7 parpol tersebut.
"Menurut saya sebuah upaya politik yang sehat. Dan tidak ada masalahnya. Akhirnya nanti masyarakat yang menentukan. Ini lihat nanti, 3 partai akan menggulung 7 partai di DKI," tutupnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
AHY Bersyukur Gabung Koalisi Prabowo: Coba Masih di Tempat Lama, Hancur Lebur
AHY menilai, saat ini koalisi perubahan sudah mulai goyang, contohnya NasDem.
Baca SelengkapnyaNasDem ke Demokrat yang Terus Desak Anies Ungkap Nama Cawapres: Tak akan Lari Gunung Dikejar
NasDem tak masalah jika Demokrat hengkang dari koalisi pengusung Anies.
Baca SelengkapnyaKoalisi Perubahan Dipertahankan Sampai Pilkada DKI Jakarta 2024, NasDem, PKS & PKB akan Intensif Bertemu
Hermawi menyebut, ke depan bakal sering diadakan pertemuan antara fraksi PKS, NasDem, PKB yang ada di DKI Jakarta.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Respons Santai AHY saat Demokrat Dapat Banyak Nyinyiran Usai Gabung Pemerintahan Jokowi
AHY, menilai bergabungnya Partai Demokrat kembali ke pemerintahan sebagai bentuk amanah.
Baca SelengkapnyaGabung Pemerintahan Jokowi, AHY Tegaskan Kader untuk Tidak lagi Merasa Jadi Oposisi
AHY menegaskan, kini sikap Demokrat menyukseskan program pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaDemokrat: Hak Angket Pemilu 2024 Tidak Menghargai Suara Rakyat
Demokrat menilai wacana koalisi 01 dan 03 menggulirkan hak angket sama artinya dengan tak menghargai suara rakyat.
Baca SelengkapnyaNasDem Klaim Sudah Komunikasi Informal dengan PDIP soal Hak Angket, Tinggal Pematangan
Tetapi bila nantinya PDIP batal, Fraksi Partai NasDem tetap siap menggunakan hak angket untuk mengusut dugaan kecurangan Pemilu.
Baca SelengkapnyaNasDem Buka Peluang Lanjutkan Koalisi dengan PKS dan PKB untuk Pilgub DKI
NasDem tidak menutup apabila ada partai lain yang ingin gabung ke koalisi untuk Pilkada DKI.
Baca SelengkapnyaNasdem Ungkap Jagoan Koalisi Perubahan untuk Bertarung di Pilkada DKI Jakarta, Ini Nama-namanya
Koalisi Perubahan sudah mulai membahas Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta. Salah satu yang dibahas yakni bakal calon yang akan diusung.
Baca Selengkapnya