Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menakar Peluang Menang Prabowo Jadi Capres di 2024

Menakar Peluang Menang Prabowo Jadi Capres di 2024 Unggahan Ajudan Prabowo Subianto. Instagram/@rizky_irmansyah ©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto resmi menyatakan dirinya akan kembali maju sebagai calon presiden (capres) di Pilpres 2024 mendatang. Ini menjadi kali keempat dia mencalonkan diri.

Manajer program Saiful Munjani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad melihat Prabowo sebagai salah satu dari tiga calon presiden paling potensial untuk maju di Pilpres 2024. Kedua calon kuat lainnya yakni Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Dia berpendapat, Prabowo memiliki keunggulan utama dari sisi popularitas. Pernah maju Pemilu sebanyak tiga kali membuat publik telah mengenal siapa sosok Prabowo.

"Jadi dibanding Anies atau Ganjar, itu Prabowo lebih unggul dari sisi sudah dikenal," katanya saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (12/8).

Namun, kondisi demikian juga sekaligus menjadi kelemahan bagi Prabowo. Saidiman menyebutkan, pengenalan publik terhadap Prabowo sudah hampir 100%.

Berbeda dengan Anies dan Ganjar yang masih belum dikenal oleh masyarakat secara menyeluruh. Karena itu, ruang manuver berpolitik Prabowo dianggap telah mencapai garis akhir. Tidak ada lagi pergerakan yang bisa dilakukan Prabowo untuk menarik perhatian publik.

"Permasalahan Prabowo, sudah 3 kali maju dan 3 kali gagal, ya orang sudah tau dia. Sementara calon lain seperti Anies atau Ganjar itu kan masih ada ruang dimana mereka bisa meningkatkan penerimaan publik. Itu persoalannya," jelasnya.

Majunya Prabowo sebagai capres di Pilpres 2024 juga mendatangkan tantangan tersendiri bagi Ketua Umum Partai Gerindra tersebut. Terlebih, Saidiman menyadari ada sesuatu yang baru yang sedang diusahakan Prabowo saat ini. Yakni keputusannya berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sebab, selama ini rekam jejak politik Prabowo selalu cenderung lebih dekat dengan kelompok Islam modernis seperti PKS dan PAN.

"Dalam tipologi studi mengenai Islam itu ada yang disebut sebagai Islam tradisionalis dan Islam modernis. Nah selama ini dia (Prabowo) dekat dengan islam modernis dan ternyata dia 3 kali gagal kan. Sekarang dia bergerak ke Islam tradisional," tuturnya.

Keputusan Prabowo untuk masuk ke basis Islam tradisionalis juga mendatangkan dua persoalan. Pertama, apakah pendukung Prabowo di basis lama akan menerima hal ini, mengingat basis lama Prabowo adalah Islam modernis. Kemudian persoalan kedua yang harus dihadapi Prabowo adalah apakah lantas dia akan diterima di basis barunya.

"PKB dalam 3 kali pemilu dimana Prabowo ikut itu selalu tidak mendukung dan tidak berada dalam koalisi partai pendukung Prabowo. Jadi ada semacam tradisi bahwa kelompok Islam tradisionalis itu selalu bertentangan dengan aspirasi politik Prabowo," ungkap Saidiman.

"Itu suatu pekerjaan berat. Pada saat yang sama dia akan meninggalkan basis pendukungnya yang lama, tetapi belum tentu (Prabowo) diterima oleh basis pendukung yang baru ini," lanjutnya.

Terkait adanya strategi lain yang dapat dilakukan Prabowo untuk memenangkan Pilpres 2024 nanti, Saidiman menuturkan terdapat alternatif yakni bergabungnya Prabowo dengan calon populer lain. Calon populer lain yang dimaksud adalah Anies atau Ganjar. Sebab, keduanya masih memiliki ruang untuk bergerak memperkenalkan diri ke publik. Berbeda dengan Prabowo, yang mana publik sudah dapat menentukan dari sekarang akan memilih dia atau tidak.

"Kalau Prabowo sudah mentok ya. Dia punya pendukung fanatik tetapi yang menolak secara fanatik juga ada. Sudah 3 kali begitu kalau dilihat dari pengalaman," tutup Saidiman.

Sebelumnya, Ketum Gerindra Prabowo Subianto memutuskan untuk menerima dorongan 34 DPD partai agar dirinya maju sebagai Capres di Pemilu 2024. Hal itu disampaikan Prabowo dalam Rapimnas di SICC, Sentul, Bogor, Jumat (12/8).

"Dengan mengucap bismillahirohmanirohim. Setelah saya pelajari dan mendengarkan dengan seksama sikap setiap DPD dan setiap sayap partai yang mengharapkan saya untuk menerima pencalonan sebagai presiden RI tahun 2024," kata Prabowo.

"Dengan ini saya menyatakan bahwa dengan penuh rasa tanggung jawab. Saya menerima permohonan saudara untuk bersedia dicalonkan sebagai calon presiden Republik Indonesia," tegas Prabowo.

Sebelumnya, Prabowo sempat bercerita tentang kekalahan Pemilu 2019. Menurut dia, kekalahan dalam sebuah pertarungan adalah hal yang biasa.

Prabowo menegaskan, seorang pejuang jatuh itu biasa. Bagi pendekar, jika kalah harus bangkit lagi. Begitu seterusnya.

"Petarung biasa kalau jatuh. Lebih mulia masuk arena lebih mulia bertarung demi kebenaran dan keadilan. Jatuh bangkit lagi dengan senyum, bangkit dengan gembira, bangkit dengan optimis," kata Prabowo dalam Rapimnas Gerindra, di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/8).

Dia pun mengungkap, kerap disindir oleh sejumlah pihak. Sudah beberapa kali kalah Pemilu, namun tetap mencalonkan diri sebagai presiden.

"Ada yang bertanya ya mungkin nyindir-nyindir, sudah sekian kali kalah kok mau maju lagi. Mungkin mereka tidak mengerti arti pejuang," tegas Prabowo.

Prabowo pun menyinggung tokoh bangsa seperti Soekarno, Hatta, Sjahrir yang tak pernah berhenti dalam memperjuangkan Indonesia.

"Apakah mereka mengaku kalah? Apakah pada saat jenderal Soedirman hanya dengan satu paru-paru, ditandu tanpa obat. Apakah dia pernah akan mengaku bahwa dia kalah? Dia tidak pernah menyerah.”

"Kita akan ikuti jejak pendiri-pendiri bangsa kita ini," kata Prabowo diiringi sorak sorai para pendukungnya.

Reporter: Michelle Kurniawan

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Prabowo ke Pihak yang Tidak Memilihnya: Kami Presiden-Wapres, Akan Bekerja untuk Seluruh Rakyat
Prabowo ke Pihak yang Tidak Memilihnya: Kami Presiden-Wapres, Akan Bekerja untuk Seluruh Rakyat

Prabowo bakal membuktikan kerjanya kepada para pihak yang tidak memilihnya.

Baca Selengkapnya
Prabowo Tak Sabar Menuju Hari Pencoblosan Pilpres 2024: Saya Ingin Bekerja Secepatnya
Prabowo Tak Sabar Menuju Hari Pencoblosan Pilpres 2024: Saya Ingin Bekerja Secepatnya

Prabowo Subianto mengaku tak sabar menuju hari pencoblosan yakni 14 Februari 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya
Ini Alasan Prabowo Mendapat Julukan Sahabat Santri Indonesia
Ini Alasan Prabowo Mendapat Julukan Sahabat Santri Indonesia

Prabowo menyatakan bahwa julukan ini merupakan suatu kehormatan baginya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Usai Putusan MK, Prabowo: Sekarang Lakukan Persiapan untuk Menghadapi Masa Depan
Usai Putusan MK, Prabowo: Sekarang Lakukan Persiapan untuk Menghadapi Masa Depan

Prabowo juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukungnya memenangkan kontestasi pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Cerita Prabowo Bertemu Pemuda Siap Mati Untuknya saat Pilpres 2019: Saya Berlutut dan Menyuruhnya Pulang
Cerita Prabowo Bertemu Pemuda Siap Mati Untuknya saat Pilpres 2019: Saya Berlutut dan Menyuruhnya Pulang

Prabowo Subianto menegaskan tidak ingin menjadi Presiden Republik Indonesia melalui jalur kekerasan.

Baca Selengkapnya
Prabowo Sedih Dikasih Nilai 11 Dari 100
Prabowo Sedih Dikasih Nilai 11 Dari 100

Prabowo tidak ambil pusing dengan nilai yang diberikan kepadanya itu. Dengan logat betawi, ia menyebut tak mau memikirkannya.

Baca Selengkapnya
Prabowo Pede Setelah Lihat Hasil Survei: Kita Tidak Akan Dua Putaran
Prabowo Pede Setelah Lihat Hasil Survei: Kita Tidak Akan Dua Putaran

Calon Presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto optimistis bisa menang Pilpres 2024 dalam sekali putaran.

Baca Selengkapnya
Usai Lihat Gibran Debat, Prabowo Klaim Rakyat Ingin Pemilu Secepatnya Supaya Keputusan Jelas
Usai Lihat Gibran Debat, Prabowo Klaim Rakyat Ingin Pemilu Secepatnya Supaya Keputusan Jelas

Prabowo Subianto menyebut masyarakat tak sabar untuk segera memilih pemimpin usai lihat Gibran debat Cawapres.

Baca Selengkapnya
Prabowo Mengenang Momen Jadi Rival Jokowi: Kita Harus Memimpin Tanpa Dengki
Prabowo Mengenang Momen Jadi Rival Jokowi: Kita Harus Memimpin Tanpa Dengki

Jokowi mengirim utusan untuk mengajak rekonsiliasi, hingga akhirnya Prabowo masuk kabinet.

Baca Selengkapnya