Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Membaca Gestur Jokowi dan Analisa Bamsoet Mundur dari Caketum Golkar

Membaca Gestur Jokowi dan Analisa Bamsoet Mundur dari Caketum Golkar Pertemuan senior Golkar dengan Bamsoet dan Airlangga. ©2019 Merdeka.com/Anisyah Al Faqir

Merdeka.com - Airlangga Hartarto kembali didaulat sebagai ketua umum Golkar di Munas X, Rabu (4/12). Airlangga jadi ketum secara aklamasi karena rival terkuatnya, Bambang Soesatyo (Bamsoet) mundur dari pencalonan.

Bamsoet mundur setelah bertemu Aburizal Bakrie (Ical) dan Luhut Binsar Panjaitan bersama Airlangga di Kantor Kemenko Kemaritiman, beberapa jam jelang Munas X dibuka.

Pengamat politik Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) Bagus Balghi menganalisa, setidaknya terdapat dua hal yang menjadi penyebab utama mundurnya Bamsoet. Tak cuma Bamsoet, Caketum lainnya juga ikut mundur pasca keputusan Ketua MPR itu.

Bagus menilai, faktor pertama gestur politik Presiden Jokowi terkait usulan amandemen masa jabatan presiden tiga periode. Sebagaimana diketahui Presiden Jokowi menolak usulan yang sempat digaungkan sejumlah politisi. Sebagai Ketua MPR, Bamsoet sempat pula disebut-sebut turut merespon wacana ini, meskipun kemudian dibantahnya.

Akibat isu ini, Jokowi dengan gestur politik yang khas dan keras menyebut wacana amandemen terkait periodisasi jabatan presiden sampai tiga kali justru bisa menjerumuskannya. Hal ini dianggap sebagai sebuah komunikasi politik tinggi dari Jokowi terkait isu ini yang mengurungkan langkah Bamsoet maju sebagai calon ketua umum.

Faktor kedua adalah ketenangan dan sikap akomodatif sosok Airlangga Hartarto sebagai ketua umum dalam menghadapi situasi partai yang memanas.

"Kita bisa melihat, di awal sempat banyak tuduhan ditujukan ke kubu Airlangga, mulai dari intervensi istana, isu munas tidak demokratis, kemunduran prestasi partai dan seterusnya. Tapi Airlangga Hartarto sebagai ketum mampu membuktikan sekaligus menunjukkan gaya kepemimpinan yang tenang, santun, terbuka dan konsensual. Namun juga jelas dan tegas dalam membangun komunikasi kepada berbagai faksi internal di Golkar," kata Bagus saat dihubungi wartawan, Kamis (5/12).

Bagus juga melihat gejala menguatnya rasionalitas, kebijaksanaan dan kedewasaan berpolitik dari kader-kader Golkar di Munas tahun ini.

Meskipun godaan politik uang cukup tinggi dalam Munas, kata dia, kader Golkar mampu membuktikan kedewasaan dan rasionalitas yang bijaksana dalam berdemokrasi. Terutama menjaga stabilitas partai dan kebutuhan menjaga kedekatan dengan pemerintah.

"Bagaimanapun kedekatan terhadap pemerintah yang berkuasa adalah dan akan selalu menjadi isu utama Golkar," jelas Bagus.

Sementara itu, Pengamat Politik dari Universitas Jenderal Soedirman Indaru Setyo Nuprojo memuji aspek kedewasaan dan kenegarawanan sosok Bamsoet. Selanjutnya, rekonsiliasi antara Airlangga dan Bamsoet menjadi ukuran dari kedewasaan dan kebijaksanaan partai sebesar Golkar.

"Munas Golkar ini disorot oleh semua kekuatan politik yang ada. Saya pikir mereka tidak akan sembarangan melakukan upaya-upaya yang memperburuk nilai jual Golkar ke depan. Implementasinya adalah bagaimana nantinya bentuk kepengurusan DPP Partai Golkar mampu menampung berbagai faksi di posisi-posisi startegis," tutupnya.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bamsoet Tegaskan Golkar Terbuka untuk Jokowi
Bamsoet Tegaskan Golkar Terbuka untuk Jokowi

Waketum Golkar Bamsoet menegaskan partainya terbuka untuk siapa saja yang ingin bergabung

Baca Selengkapnya
Jokowi Jawab soal Isu akan Gabung Golkar
Jokowi Jawab soal Isu akan Gabung Golkar

Golkar menyambut baik jika benar Jokowi ingin bergabung dengan partai berlambang pohon beringin itu.

Baca Selengkapnya
Di Sidang MK, Bawaslu Klaim Tak Temukan Pelanggaran Jokowi Bagi-Bagi Bansos di Jateng
Di Sidang MK, Bawaslu Klaim Tak Temukan Pelanggaran Jokowi Bagi-Bagi Bansos di Jateng

Saksi dari Bawaslu, Nur Kholiq mengklaim tidak menemukan pelanggaran Pemilu saat Jokowi bagi-bagi bansos di Jateng.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Guntur Soekarno Minta Fokus Pemilu Tak Usah Bahas Pemakzulan Jokowi
Guntur Soekarno Minta Fokus Pemilu Tak Usah Bahas Pemakzulan Jokowi

Kalimat Guntur Soekarno itu justru meluruskan agar relawan tidak perlu jauh-jauh membahas soal pemakzulan Jokowi.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024
Ternyata Ini Alasan Jokowi Bagi-Bagi Bansos Beras Jelang Pilpres 2024

Presiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.

Baca Selengkapnya
Di Depan Bamsoet, Airlangga Tegaskan Tidak Ada Munas Golkar sampai Desember 2024
Di Depan Bamsoet, Airlangga Tegaskan Tidak Ada Munas Golkar sampai Desember 2024

Di depan Bamsoet, Airlangga Hartarto menolak berbicara soal Munas Golkar.

Baca Selengkapnya
Gibran Jawab Isu Dirinya dan Jokowi Bergabung ke Golkar
Gibran Jawab Isu Dirinya dan Jokowi Bergabung ke Golkar

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto merespons baik terkait kemungkinan Presiden Jokowi masuk ke partainya.

Baca Selengkapnya
Menebak Arah Langkah Jokowi Usai Tidak Jabat Presiden
Menebak Arah Langkah Jokowi Usai Tidak Jabat Presiden

Ternyata, isu Jokowi ingin gabung ke partai politik bukan hanya menuju ke Golkar saja

Baca Selengkapnya
Isu Pemakzulan, Ketum Golkar Tegaskan Jokowi Didukung 80 Persen Susunan Kabinet
Isu Pemakzulan, Ketum Golkar Tegaskan Jokowi Didukung 80 Persen Susunan Kabinet

Airlangga memandang, keadaan sekarang berbeda dengan pemilu sebelumnya yang panas imbas pilgub DKI 2017.

Baca Selengkapnya