Ma'ruf tak masalah cucu pendiri NU di kubu Prabowo, yang penting tak fitnah & memaki
Merdeka.com - Pengasuh Pondok Pesantren Al-Farros, KH Irfan Yusuf atau akrab disapa Gus Irfan ditunjuk Badan Pemenangan Nasional (BPN) sebagai juru bicara capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno. Gus Irfan merupakan cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asyari. Selain itu, Ayah Gus Irfan, KH Yusuf Hasyim merupakan pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma’ruf Amin tidak mempermasalahkan bergabungnya cucu pendiri NU di barisan pesaingnya. Bahkan, menurutnya, itu lumrah terjadi. "Itu kan hak masing-masing. Iya, kan memang kampanye itu menarik orang," ucap Ma’ruf di Rumah Situbondo, Menteng, Jakarta, hari Jumat (9/11).
Mantan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini berpesan, yang terpenting dalam kontestasi politik di tanah air adalah menjaga kedamaian. Baik pada saat kampanye maupun pasca pelaksanaan pencoblosan.
"Yang penting caranya yang baik saja, jangan cara menjelekkan orang, maki-maki orang, fitnah orang, itu saja. Kalau soal menarik itu hak masing-masing," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, koordinator juru bicara BPN Prabowo-Sandi Dahnil Azhar Simanjuntak mengungkapkan alasan penunjukan sosok Gus Irfan sebagai jubir.
Sebagai sosok yang lekat dengan pesantren dan NU, kata Dahnil, Gus Irfan diharapkan bisa membantu pengembangan pendidikan dan ekonomi pesantren di Indonesia.
"Bisa banyak bantu jelaskan terkait pengembangan pendidikan pesantren dan gerakan ekonomi pesantren yang didorong maksimal. Gus Irfan banyak bantu di akar rumput tentang visi misi ekonomi pesantren," ungkapnya.
Di tempat yang sama, Gus Irfan mengatakan kehadirannya sebagai juru bicara untuk membuktikan bahwa tidak semua NU ke pasangan capres-cawapres Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin. Tetapi, ada juga yang mendukung Prabowo-Sandi.
"Salah satu poin utama di akar rumput di Jatim, kontestasi antara Prabowo Jokowi ditarik sebagai NU dan bukan NU, NU dengan Jokowi dan Prabowo bukan NU. Saya hadir untuk jawab bukan seperti itu, memang banyak NU di Jokowi tapi banyak juga di Prabowo," ucapnya.
Reporter: Ratu Annisaa SuryasumiratSumber: Liputan6.com
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Munir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
Baca SelengkapnyaPara pelawak itu bersaing memperebutkan suara dari daerah pemilihan masing-masing dengan kolega satu partai maupun partai politik lain.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, pandangan Muhammadiyah sebagai organisasi terhadap Indonesia masih sama yaitu netral dan independen dari kekuatan politik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mahfud mengingatkan, TNI, Polri dan ASN harus betul-betul netral dari politik sesuai perintah undang-undang.
Baca SelengkapnyaNU dan Muhammadiyah berharap rakyat bisa menerima apapun hasilnya
Baca SelengkapnyaPara akademisi dan pengamat politik berharap para capres tetap berdiri pada substansi masing-masing, pada debat ketiga Pilpres 2024, Minggu (7/1/2024).
Baca SelengkapnyaYaqut mengatakan, pemilu sebagai pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali sehingga dijalankan dengan penuh riang gembira.
Baca SelengkapnyaPolitikus Partai Gerindra resmi menjadi mualaf di hadapan sosok capres dan Imam Besar Masjid Istiqlal. Ini informasinya.
Baca SelengkapnyaGuru Besar-Dosen ITB Mendukung pilpres yang jujur, adil, dan damai, serta menjunjung hak asasi setiap pemilih.
Baca Selengkapnya