LSI: RUU Pilkada penuh aroma balas dendam Koalisi Merah Putih
Merdeka.com - Meski menimbulkan pro dan kontra, partai politik yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih tetap bersikeras agar kepala daerah dipilih oleh DPRD. Padahal pasca Reformasi bergulir, kepala daerah disepakati dipilih langsung oleh rakyat.
Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Adjie Alfaraby menilai ada aroma balas dendam dari Koalisi Merah Putih dalam pembahasan RUU Pilkada tersebut.
"Ini interpretasi yang tidak bisa ditolak. Wajar saja ini politik balas dendam. Sebelumnya semua (parpol di Koalisi Merah Putih) menolak RUU Pilkada ini. Namun dalam satu minggu terakhir terjadi perubahan opini yang mendukung," kata Adjie di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (9/9).
Menurutnya, jika RUU Pilkada lolos maka akan menjadi ancaman buat pemerintahan Jokowi-JK ke depan karena tidak mampu menjadi mayoritas di parlemen. Dia menilai sikap Koalisi Merah Putih memunculkan antipati terhadap masyarakat.
"Pilkada oleh DPRD dinilai publik sebagai pengkhianatan partai. PKS yang awalnya menolak RUU ini kemudian mendukung, termasuk PAN yang awalnya mengklaim sebagai partai demokratis juga mendukung RUU ini," jelasnya.
Adjie mengatakan, mayoritas publik menilai bahwa usulan perubahan mekanisme pemilihan kepala daerah dari pemilihan langsung ke pemilihan tak langsung melalui DPRD hanyalah akal bulus parpol untuk memonopoli kekuasaan.
"Pilkada selama ini sudah baik dibandingkan pemilihan lewat DPRD. Publik khawatir jika dipilih lewat DPRD, kepala daerah akan lebih mementingkan partainya dibandingkan rakyat. Selain itu pemilihan lewat DPRD juga disinyalir dengan adanya money politic, yang punya uang banyak yang akan menang," tandasnya.
Dalam hasil survei yang dilakukan LSI, 81,25 persen masyarakat Indonesia menolak jika kepala daerah kembali dipilih anggota DPRD. Sementara, 10,71 persen setuju dan 4,91 persen menyatakan kepala daerah sebaiknya ditunjuk oleh presiden.
Survei dilakukan melalui quick pool pada tanggal 5-7 September 2014, dengan menggunakan metode multistage random sampling. Survei dilakukan kepada 1.200 responden dari 33 provinsi. Survei dilengkapi dengan penelitian kualitatif dengan metode analisis media. Margin of error sebesar 2,9 persen.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kaesang Buka Pintu Lebar-Lebar untuk Jokowi Gabung PSI
FX Rudy sudah tidak lagi menganggap Jokowi sebagai kader partai banteng moncong putih itu.
Baca SelengkapnyaPSI Ajak Relawan dan Pendukung Jokowi Gabung
Raja Juli menjelaskan, PSI memiliki nilai dan itikad baik yang sama dengan Jokowi.
Baca SelengkapnyaIni Bunyi Putusan MK Soal Jadwal Pilkada yang Bikin Mahfud Lantang Hentikan Langkah Jokowi
MK berpendapat Pilkada harus dilakukan sesuai dengan jadwal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
PSI Usul Jokowi jadi Ketua Koalisi, Golkar: Ya Ini Baru Cerita-Cerita Lepas Saja
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menanggapi usulan Presiden Jokowi untuk menjadi ketua koalisi.
Baca SelengkapnyaMahfud Sepakat MK Larang Jadwal Pilkada 2024 Diubah: Bagus, Hentikan Langkah Jokowi Kendalikan Pilkada
Jokowi mengajukan ke MK agar jadwal Pilkada 2024 dimajukan September dengan alasan agar pelaksanannya mudah
Baca SelengkapnyaJokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!
Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaKetum PBNU: Tidak Ada Alasan untuk Memakzulkan Jokowi
Gus Yahya pun meminta semua pihak untuk tidak berlarut-larut dalam isu pemakzulan Jokowi tersebut.
Baca SelengkapnyaJokowi Diseret Dalam Sengketa Pilpres 2024, KPU: Presiden Bukan Peserta Pemilu
Menurut KPU RI, hal itu tidak relevan sebab Jokowi bukan bagian dari peserta pemilu.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA: Masyarakat Puas Kinerja Jokowi Pilih Prabowo-Gibran, Tak Puas ke Anies-Cak Imin
masyarakat yang tidak puas dengan kinerja Jokowi lebih banyak memilih Anies-Muhaimin
Baca Selengkapnya