KPU Tunisia: Pemilu di Indonesia simpel, bisa di pinggir jalan
Merdeka.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) memanfaatkan momentum pilkada serentak tahun ini untuk menunjukkan proses pemungutan suara pada peserta Election Visit Program for Head of Regional Election 2015 yang berasal dari negara sahabat. KPU mengajak peserta memantau ke beberapa tempat pemungutan suara (TPS) di Tangerang Selatan.
Adapun para peserta yang belajar mengenai mekanisme Pemilu di Indonesia tersebut berasal diantaranya dari Srilangka, Vietnam, Palestina, Australia, Malaysia, Banglades, Swedia, Iran, Kanada, Maroko, Finlandia, Norwegia, Korea Selatan, Tunisia, Venezuela, dan Amerika Serikat.
Usai serangkaian kegiatan pemantauan, KPU menggelar evaluasi. Peserta Election Visit Program for Head of Regional Election 2015 diminta menceritakan pengalamannya memantau pilkada di Indonesia. Salah satu perwakilan dari KPU Tunisia, Kamel Taujani mengapresiasi sistem pemilihan umum di Indonesia yang transparan. Dia menilai, Indonesia tergolong mudah dalam menggelar pesta demokrasi.
"Ada rasa percaya di antara publik. Sangat simpel dilakukan di mana saja bahkan di pinggir jalanan. Sementara di negara lain tempat tertutup dan penuh penjagaan. Sehingga sepertinya bisa melakukan pemilihan kapan saja," kata Kamel di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (9/12).
Peserta lain juga mengapresiasi sistem pemungutan suara di Indonesia. Salah satunya karena berjalan lancar. bahkan tanpa antrean. Selain itu TPS dibuka tepat waktu. Perwakilan KPU Malaysia menyoroti tanda tinta di jari pemilih. Di negaranya, ini menjadi perdebatan besar. Sebab, dengan berkas saja sudah cukup, tak perlu diberi tanda tinta.
"Anda terlihat transparan sekali. Indonesia terbuka sehingga KPU di Malaysia akan mengikuti transparan seperti di Indonesia agar kami dapat kepercayaan publik," ujarnya.
Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay juga mengapresiasi proses pilkada serentak tahun ini. Semisal, ada TPS yang dibuat khusus oleh keluarga anggota TNI. "Kebanyakan pemilih tersebut hanya perempuan. Karena di sistem negara Indonesia, anggota TNI tidak memilih," ujar Hadar.
Dia menuturkan, di Indonesia Pemilu tak berlangsung rumit. Hanya butuh waktu 2 sampai 3 jam agar masyarakat memilih. Kemudian keesokan harinya langsung bisa direkapitulasi di level kecamatan.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Alur Penyelesaian Sengketa Pemilu di Indonesia, Ketahui Jenis-Jenisnya
Berikut alur penyelesaian sengketa Pemilu di Indonesia beserta jenis-jenisnya.
Baca SelengkapnyaKPU Siapkan 80 TPS Khusus di DKI Jakarta untuk Pemilu 2024, Berikut Rincian Lokasinya
Di Lokasi TPS Khusus tersebut tidak ada pengamanan khusus yang diberikan KPU
Baca SelengkapnyaKPU Tetapkan PDIP Peroleh Suara Terbanyak Pemilu 2024
Suara PDIP pada pemilu ini turun dibanding raihan 2019 yaitu 27.053.961 atau 19,33 persen dari total 139.971.260 suara sah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
KPU Ajak Perwakilan Asing Lihat Langsung Pemungutan dan Perhitugan Suara Pemilu
Para peserta akan diajak KPU RI melihat langsung pemungutan dan penghitungan suara.
Baca SelengkapnyaKetua KPU soal Presiden Boleh Berpihak di Pemilu: Undang-undangnya Memang Begitu
Sebelumnya Presiden Jokowi menegaskan baik Presiden maupun menteri boleh berpihak dalam Pilpres
Baca SelengkapnyaMengenal Tugas KPU dan Wewenangnya, Perlu Diketahui
Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah lembaga negara yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pemilihan umum di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKPU Ungkap Dua Wilayah Ini Berpotensi Gelar Pemilu Susulan
KPU mengatakan ada dua daerah yang berpotensi menggelar pemilu susuran
Baca SelengkapnyaPelaksanaan Pemilu 1955 Bertujuan untuk Dua Hal, Simak Penjelasannya
Pemilu 1955 merupakan pemilu pertama yang diselenggarakan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSebut Putusan DKPP ke KPU Tak Pengaruhi Pencalonan Gibran, Airlangga: Tetap Optimis Menang 1 Putaran
Ketua KPU disanksi etik atas keputusannya meloloskan Gibran dalam proses Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya