Kisah Jokowi telepon Mega dan Prabowo di momen terpenting
Merdeka.com - 17 Maret 2012 malam, Jokowi tampak ceria. Dia tertawa-tawa menikmati pertunjukan Opera Van Jawa yang digelar di Solo.
Pukul 23.00 WIB, Jokowi baru pulang ke rumah. Dia mendapat SMS dari anggota DPP PDI Perjuangan. Isinya, Ibu Ketum Megawati Soekarnoputri meminta Jokowi berangkat dengan pesawat paling pagi ke Jakarta untuk ikut rapat penting DPD PDIP Tebet.
Di sana sudah ada sejumlah wartawan. Apakah rapat ini ada kaitannya dengan Pilgub DKI?
Jokowi mengaku tak percaya saat ditunjuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta dari PDIP. Dia sempat menolak sebelum akhirnya menerima.
"Saya akhirnya setuju. Murni, ini sebuah tugas dan penunjukan dengan dasar dedikasi pada rakyat yang lebih luas," kata Jokowi dalam official memoar book yang ditulis oleh Alberthiene Endah dan diterbitkan Metagraf tahun 2012.
Hari itu tanggal 18 Februari, besok adalah waktu terakhir pendaftaran cagub dan cawagub DKI. Belum ada nama pendamping Jokowi.
Sejumlah nama muncul. Mulai jenderal, budayawan hingga pengusaha. Para politikus PDIP dan Gerindra terus berdiskusi tajam.
"Jadi dalam diskusi itu, kami bolak-balik menelepon Prabowo Subianto dan Ibu Megawati," kata Jokowi.
Kemudian setelah berdebat, munculah nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Mantan bupati Belitung Timur yang kini menjadi anggota dewan.
Ahok seorang Nasrani dan keturunan Tionghoa. 90 Persen penduduk Jakarta adalah Muslim. Namun PDIP-Gerindra yakin dengan duet ini karena kualitas kepemimpinan mereka.
"Kita mantapkan diri berjalan dengan suatu pemikiran baru ini, Jokowi. Tionghoa dan Nasrani bisa jadi pemimpin. Orang yang kita pilih ini memiliki prestasi baik dan kesanggupan memimpin tidak diragukan lagi."
Demikianlah awal duet Jokowi-Ahok di Pilgub DKI. Keduanya sempat menjadi kesayangan Prabowo yang saat itu menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.
Namun masa bulan madu tak lama. Keretakan pertama muncul saat Jokowi maju capres. Prabowo marah karena merasa PDIP melanggar janji. Yang kedua saat Ahok mundur dari Gerindra karena tak sepakat sikap partai soal Pilkada lewat DPRD.
Sempat panas, kini hubungan Jokowi dan Prabowo kembali mencair lagi. Jokowi pun menuliskan Prabowo punya peran besar dalam hidupnya. Benar, tanpa Prabowo mungkin Jokowi masih memimpin Solo. Tak akan ada di Jakarta lalu menjadi Presiden RI ketujuh.
"Pak Prabowo orang baik. Dia bagian dari perjalanan hidup saya," kata Jokowi.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Beri Jenderal Kehormatan ke Prabowo, Begini Respons PDIP
Hasto juga menyebut pemberian suatu pangkat terkadang bertentangan dengan fakta-fakta yang terjadi di lapangan
Baca SelengkapnyaPDIP Sengaja Tak Undang Jokowi ke HUT ke-51, Sudah Tak Butuh Elektoral Presiden?
PDIP tidak mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke HUT PDIP.
Baca SelengkapnyaSerang Jokowi, PDIP Dinilai sedang Marah dan Kecewa kepada Gibran
Namun, kemajuan tersebut berdampak pada tingginya utang negara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Tegaskan Gubernur DKI Jakarta Dipilih Rakyat
Jokowi menyampaikannya dalam rapat membahas RUU DKJ bersama para menteri Kabinet Indonesia Maju.
Baca SelengkapnyaPDIP Gaungkan Perubahan, Pertanda Akhir Hubungan dengan Jokowi?
Gaung perubahan menimbulkan pertanyaan, sebab selama ini PDI Perjuangan selalu membawa pesan keberlanjutan yang sering dikaitkan dengan motto Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi Disebut Tidak Bisa Kerja, Prabowo: Saya Saksi Beliau Tidak Ada Istirahatnya
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menegaskan bahwa Joko Widodo atau Jokowi bekerja keras dalam menjalankan tugas sebagai Presiden Indonesia.
Baca SelengkapnyaGanjar Ungkap Reaksi Megawati Dengar Kabar Jokowi Minta Bertemu
Ganjar Pranowo mengungkapkan respons Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat mendengar kabar Presiden Jokowi ingin bertemu.
Baca SelengkapnyaPSI Nilai Jakarta Butuh Calon Gubernur seperti Jokowi, Bersiap Usung Kaesang?
PSI menilai Jakarta membutuhkan sosok calon gubernur dapat menciptakan harapan dan dekat dengan masyarakat seperti Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!
Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca Selengkapnya