Kiprah politik putri-putri Bung Hatta
Merdeka.com - Pengunduran diri Halida Hatta sebagai wakil ketua umum bidang kesra Partai Gerindra mengingatkan publik jika ada trah Mohammad Hatta, proklamator kemerdekaan Indonesia terjun ke dunia politik. Dari tiga putri Bung Hatta, hanya Gemala Rabi'ah atau Gemala Hatta yang tidak terlibat.
Bung Hatta, memiliki tiga putri dari pernikahan dengan Rachmi Rahim atau yang lebih dikenal dengan Rachmi Hatta. Mereka adalah Meutia Farida, Gemala Rabi'ah, dan Halida Nuriah Hatta. Semasa Orde Baru, ketiganya tidak pernah terdengar beraktivitas dalam partai politik. Berbeda dengan putra-putri Bung Karno yang semuanya memiliki jejak dalam perpolitikan.
Hingga awal tahun 2000-an, Meutia Hatta yang menikah dengan ekonom Sri Edi Swasono, masih aktif di kampusnya FISIP UI sebagai salah satu dosen pengajar di jurusan Antropologi. Dia juga sempat menjadi deputi Menbudpar bidang Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan.
Dia terlibat aktif dalam Partai Keadilan dan Persatuan yang diketuai oleh mantan Panglima ABRI Jenderal (purn) Edi Sudrajat karena suaminya merupakan salah satu pendiri partai tersebut. Partai ini berlaga dalam pemilu 1999 namun kurang mendapat dukungan publik. Ketika Pemilu 2004, PKP yang masih dipimpin Edi Sudrajat, berubah nama menjadi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) untuk menyiasati syarat UU Pemilu. Hasil Pemilu 2004 juga kurang menggembirakan bagi partai berlambang burung garuda merah putih tersebut.
Pada 2004-2009, Meutia menjadi dipilih Presiden SBY untuk menjadi Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dalam Kabinet Indonesia Bersatu. Saat menjadi menteri inilah, pada tahun 2008, Meutia ditunjuk menjadi ketua dewan pimpinan nasional (DPN) menggantikan Edi Sudrajat yang meninggal dunia pada 2006. Sebelumnya, ketua umum PKPI dijabat sementara oleh Mayjen TNI (Purn) Haris Sudarno.
Di bawah kepemimpinan Meutia, ada harapan besar dari para pendukung PKPI. Meutia juga aktif berkampanye dengan lebih menekankan pada isu-isu perempuan. Namun sayang, PKPI tetap sulit menembus jajaran partai menengah. Dalam penghitungan akhir hasil pemilu legislatif 2009, dari 24 partai yang bertarung, PKPI hanya memperoleh 934.892 suara dengan persentase 0,9 persen. Dengan ambang batas parlemen (parliamentary threshold) sebesar 2,5 persen, PKPI tidak punya wakil di Senayan. Meutia memimpin PKPI hingga April 2010, dan kemudian digantikan mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso melalui kongres ketiga PKPI.
Sejak Januari 2010, Presiden SBY mengangkat Meutia Hatta sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Dalam kepengurusan PKPI 2010-2015, nama Meutia tidak tercantum.
Halida Nuriah merupakan putri bungsu Bung Hatta. Keterlibatannya dalam dunia politik terbilang baru. Sekitar awal tahun 2008, saat Partai Gerindra dideklarasikan pada bulan Februari, Halida menjadi salah satu pendiri.
Halida mengakui, dia bergabung dengan Partai Gerindra karena sahabatnya Prabowo Subianto mengajaknya bergabung. Saat itu, para pengajak menyebutkan Partai Gerindra sebagai partainya anak muda dan mengimplementasikan ajaran Bung Hatta.
Tawaran itu akhirnya diterima Halida. Apalagi, mendiang Sumitro Djojohadikusumo, ayah Prabowo, adalah tokoh yang pemikirannya sealiran dengan Bung Hatta. Meski berbeda partai dengan kakaknya Meutia, bagi Halida semakin banyak ajaran Bung Hatta disebarkan terutama ekonomi kerakyatan dia semakin berbahagia. Lulusan S-2 dari International University of Japan di jurusan Hubungan Internasional itu malah ditempatkan dalam posisi petinggi partai.
Pemilu 2009 menjadi ujian bagi Halida yang terbilang hijau di kancah politik. Membawa besar trah Mohammad Hatta, Halida menjadi caleg nomor 1 dari Partai Gerindra untuk daerah pemilihan DKI Jakarta II yakni Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan luar negeri.
Dari lima jatah kursi yang diperebutkan di dapil tersebut, Halida gagal menjadi anggota DPR. Dia kalah bersaing dengan caleg dari partai-partai besar.
Sementara perolehan suara Gerindra dapat dikatakan lumayan, meski tidak sebanding dengan modal triliunan rupiah yang konon digelontorkan Prabowo. Gerindra berada di urutan ke-8 dari 9 parpol yang lolos parliamentary threshold. Partai Gerindra menempatkan 26 wakilnya di DPR setelah meraih 4.646.406 suara (4,5%). Prabowo yang menjadi cawapres Megawati juga kalah dalam pemilihan presiden.
Kamis (5/7) kabar pengunduran diri Halida terungkap. Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, Halida telah mengajukan pengunduran diri sejak bulan April lalu dan telah disampaikan langsung kepada Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto. Pengurus DPP, lanjut Muzani merasa terpukul dan kehilangan karena Halida merupakan salah satu aset partai dan tokoh pendiri.
Sementara Sekretaris Fraksi Partai Gerindra Edhie Prabowo mengatakan pengunduran diri Halida karena tempat kerjanya yang baru, sebuah perusahaan asing tidak memperbolehkan dia terlibat aktif dalam politik.
Meski begitu, ada kabar miring yang muncul di balik pengunduran diri Halida. Kabarnya Halida merasa sudah tidak didengarkan lagi dalam rapat-rapat pengurus DPP yang dipimpin Prabowo. Halida juga merasa sudah tidak dibutuhkan lagi dan tidak bisa berkontribusi dalam kepengurusan partai. Benarkah kabar miring ini?
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasanuddin menyebut membuat aturan baru tidak boleh menabrak aturan yang sudah ada.
Baca SelengkapnyaGerindra menyebut, Prabowo akan menemui PPP usai bertemu Ketum NasDem Surya Paloh.
Baca SelengkapnyaLalu, saat disinggung kapan pertemuan antara kedua pimpinan partai itu terjadi, dia meminta untuk menunggu saja.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ia juga belum bisa memastikan soal Megawati dan Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaMenurut Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco, Prabowo juga ingin membangun Indonesia bersama kawan-kawannya.
Baca SelengkapnyaRapat yang digelar di Kantor DPP PPP itu untuk membahas hasil rekapitulasi suara pemilu legislatif 2024.
Baca SelengkapnyaApalagi keempat partai politik (parpol) ini merupakan korban kecurangan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah mengatakan arah politik partai berlambang banteng moncong putih setelah putusan MK berada di tangan Ketua Umum Megawati.
Baca SelengkapnyaKepala Bakomstra Partai Demokrat Herzaky Mahendra mengatakan, Prabowo mengunjungi SBY di Pacitan merupakan adab yang luar biasa
Baca Selengkapnya