Jurus jitu pulihkan jiwa anak korban kejahatan seksual
Merdeka.com - Kejahatan dan kekerasan seksual terhadap anak-anak (child abuse) ternyata tidak bisa dianggap enteng. Sebab, dampak ditimbulkan dari hal itu tidaklah mudah dipulihkan dalam waktu cepat.
Seperti kejadian tindak pelecehan seksual terhadap anak terjadi di Taman Kanak-Kanak pada Sekolah International Jakarta (Jakarta International School / JIS) yang terungkap baru-baru ini. Sang korban yang berada dalam usia dini dan sangat penting bagi pertumbuhan kejiwaannya rentan terguncang.
Bahkan, dari hasil kajian beberapa kasus tindak pidana pelecehan seksual di luar negeri, diketahui si pelaku ternyata pernah mengalami peristiwa serupa di masa kecilnya. Hal itulah yang dikhawatirkan jika penanganan terhadap kondisi mental korban tidak dilakukan sesuai tahap yang baik dan benar.
Menurut ahli psikologi forensik Reza Indragiri Amriel, dalam ilmu psikologi disepakati usia penting dalam pertumbuhan seorang manusia adalah usia dini. Yakni nol sampai lima tahun. Pada rentang itu otak manusia sangat banyak menyerap berbagai hal.
Jebolan Universitas Gadjah Mada dan Universitas Melbourne, Australia, itu menyatakan begitu pentingnya usia ini maka kalau terjadi sebuah peristiwa yang mengakibatkan trauma kepada seorang manusia akan mempengaruhi bisa sampai seumur hidupnya.
Reza yang saat ini mengisi aktivitas dengan mengajar di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian menyatakan, dari kajian dilakukan di Australia terhadap orang-orang yang mengalami pelecehan seksual di masa kanak-kanak pada akhirnya justru mengulangi perbuatan sama saat dewasa. Mereka, lanjut dia, adalah pribadi-pribadi yang memendam dendam, kebencian, serta amarah akibat kenangan buruk seperti pelecehan seksual diterimanya saat masih kecil.
Menurut dia, jika perangai seperti itu dipelihara maka sewaktu-waktu bisa meletup dan malah melakukan hal sama terhadap orang lain.
Namun, lanjut Reza, ternyata tidak semua anak-anak korban kejahatan seksual bakal berperilaku sama. Menurut dia, justru ada anak-anak yang dapat bertahan (survive), atau kerap diistilahkan penyintas, dari kenangan buruk itu dan bahkan menjadi pribadi yang melejit, produktif, serta berprestasi.
"Kuncinya ada dua. Pertama jangan ingkari dirimu dan jangan tutupi dirimu," kata Reza kepada merdeka.com saat dihubungi melalui telepon selulernya, Rabu (16/4).
Topik pilihan: Manajer Paedofil | Pornografi
Reza melanjutkan, jurus 'jangan ingkari dirimu' dimaksudkan supaya korban tidak perlu didesak melupakan peristiwa itu. Sebab menurut dia, dengan meminta korban melupakan kenangan pahit itu justru makin membuatnya terpojok.
"Jangan sekali-sekali mengatakan lupakan saja kejadian itu kepada korban. Itu omong kosong. Alih-alih membantu, itu malah semakin membuat mereka terpojok. Beri mereka kekuatan dan kepercayaan diri menghadapi hidup dan biarkan memori itu," ujar Reza.
Jurus kedua dari Reza dalam mengatasi trauma adalah mengajarkan korban tidak menutup diri dan menerima kenyataan hal itu terjadi pada dirinya. Sebab, lanjut dia, ada kecenderungan anak-anak korban kekerasan seksual mengisolasi diri dan menjauh dari pergaulan. Alasannya adalah mereka takut menghadapi lingkungan lantaran kerap merasa selalu tidak aman.
"Anak-anak korban kekerasan seksual macam ini kerap mengisolasi diri. Karena mereka merasa dan melihat bentangan tanah yang tidak lagi aman buat mereka. Maka dari itu, guru dan orang tua harus memotivasi. Kembalikan masa ceria mereka. Kehidupan kanak-kanak yang identik dengan bermain harus dihidupkan kembali. Kalau dia tidak mau bermain ke luar, justru teman-temannya yang kita datangkan," lanjut Reza.
Reza mewanti saat ini yang paling penting bukan berapa lama memulihkan kondisi fisik dan mental korban. Tetapi bagaimana orang tua, guru, dan masyarakat membantu memulihkan korban supaya kembali seperti sedia kala.
"Karena kejahatan ini memang kejam, meresahkan, dan mengejutkan banyak pihak," ucap Reza.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perkosa Anak Tiri Berulang Kali, Ayah di Jaksel Ditangkap Polisi
Pelaku mencabuli korban sejak pertengahan 2022 sampai 2023. A
Baca Selengkapnya4 Sekeluarga Tewas Diduga Dirampok di Musi Banyuasin, Rumah Korban Jauh dari Permukiman
Korban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.
Baca SelengkapnyaDetik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi
Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ibu Pembunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Bilang ke Suami ‘Sebentar Lagi Kiamat’
Suami tidak pernah membawa istri berobat karena hanya menganggap mengalami gangguan pikiran sesaat.
Baca SelengkapnyaFakta Baru Sekeluarga Tewas di Musi Banyuasin, 2 Anak Korban Ditemukan di Semak-Semak & Jamban
Melihat kondisi korban, diyakini keempatnya sudah tewas lebih dari tiga hari.
Baca SelengkapnyaRemaja Terlibat Perampokan dan Perkosaan di Musi Rawas Serahkan Diri, Ini Perannya saat Beraksi
Polisi merampungkan penangkapan semua pelaku yang berjumlah empat orang.
Baca SelengkapnyaCiri-ciri Hamil Kosong dan Penyebabnya, Perlu Diwaspadai
Hamil kosong atau kehamilan anembrionik adalah kondisi di mana telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim, namun embrio tidak berkembang.
Baca SelengkapnyaPeristiwa Aneh Sebelum Ibu Bunuh Anak Kandung di Bekasi
Bocah tak berdosa itu tewas di tangan ibu kandungnya yang berinisial SNF (26) pada Kamis (7/3) pagi.
Baca SelengkapnyaKenang Masa Muda, Jenderal Polisi Anak Eks Kapolri Dulu Tak Yakin Sang Istri Mau Menerimanya 'Aku Beruntung'
Mengenang masa muda, dia mengungkap cerita saat mendekati sang istri.
Baca Selengkapnya